Emily(1)

5K 113 5
                                    

Call me: Vero😊

×××

Abaikan typos.

×××

Enjoy, Happy reading gaess :))

×××

-

-

-

"EMILY, KELUAR KAMU SEKARANG DARI KOTRAKAN SAYA!,"teriak ibu sang pemilik kontrakan.

Ada apa bu Ningsih menggedor-gedor pintu kontrakannya? apa ia telat membayar kontrakan? seingatnya ia sudah melunaskan uang kontrakan sekitar 3 hari yang lalu, setelah ia menerima gaji.

Emily segerah bangkit dari kasur lantainya, dan membukakan pintu untuk sang pemilik kontrakan.

"Ada apa ya bu, malam-malam memanggil saya?"
Tanya Emily sopan.

"Cepat kemasi barangmu, saya tak mau kontrakan saya menjadi tercemar karna menampung wanita jalang sepertimu!"ucap bu Ningsih membuat Emily terdiam getir.

Emily segera mengemasi barang-barangnya. Lalu pergi meninggalkan kontrakan milik bu Ningsih.

Hari semakin malam, hujanpun sudah turun dengan deras. Dengan tertatih Emily menuju jalanan yang sering di lalu orang-orang.  Namun entah kenapa malam ini jalanan sepi.

Emily terus saja menyusuri jalan, tangan kirinya menopang perut buncit dan sebelah kanannya membawa pakaiannya.

Perutnya sudah sakit sekali, air ketubannya sudah meleleh keluar kedua diantara pahanya.

Citt....

Seorang pria keluar dengan berlari pelan menghampirinya."maaf, Nona. Apa ada yang terluka?"tanya pria itu panik.

Dengan tergagap Emily mencoba membuka suaranya, walaupun hanya terdengar suara sangat kecil namun Emily berharap pria ini mendengar, Bahwa Emily butuh tumpangan untuk membawanya kerumah sakit."To-long, Ba-wa a-ku keru-mah sa-kit, aku ing-inn... me-lahirka-n."sang Pria ini ternyata mempunyai pendengaran yang cukup tajam. Ia mengangkat Emily dan segera memacu mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit terdekat.

***

"Bagaimana keadaan-mu?"tanya Pria berperawakan tinggi menjulang sambil menggendong bayi perempuan yang sangat mungil.

Emily menjawab dengan suara lirih,"aku baik, trimakasih. Boleh aku melihat anakku?"tanya Emily dan dianggukan oleh Pria tampan ini.

"Trimakasih karna anda sudah membantu saya ke rumah sakit,"Emily memecahkan keheningan di dalam ruang rawat.

Pria itu lagi-lagi mengangguk."sudah kau siapkan siapa nama anakmu?"tanyanya dan di gelengkan Emily.

Jujur saja Emily masih belum menemukan nama yang tepat untuk anaknya. Emily berfikir apakah pria ini mau membantunya menamai anaknya?

"Bagaimana, jika kau saja yang menamai putriku?"pria itu menaikan satu alisnya.

"Aku?"Emily menganggukan kepalanya.

"Kenapa harus aku? Bukankah kamu ibunya?"Emily terdiam. Entah ia harus menjawab apa.

"Baiklah. Sebenarnya aku suka sekali dengan nama ini. Dan aku sempat berfikir bahwa aku akan sangat senang jika nama ini di pakai untuk nama anakku, tapi tak apa, aku akan memberikan nama ini untuk gadis kecil yang cantik ini. Belva Carlise Benetta yang artinya, gadis kecil yang suci dan jujur yang di berkati Tuhan. Bagaimana bagus bukan?"Emily tersenyum dan menyetujui bahwa nama yang di berikan olehnya untuk anaknya adalah nama yang cantik.

#2. Life story of Emily ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang