Emily(2)

2.3K 79 2
                                    

Dokter Mike in Mulmed☝

Masih flashback ya (;

-

Ke esokan harinya Emily bergegas pergi kesekolah tanpa pamit kepada kedua orang tuanya.

Pergi tanpa pamit memang bukan sifat Emily, namun jika Emily menunggu ayah dan ibunya bangun bisa-bisa Emily terkena omelan dan cacian pedas dari kedua mulut orang tuanya.

-

Emily POV

Aku menaiki angkotan umum dan berhenti di depan apotik, apotik di dekat sekolah memang buka selama 24 jam.

Aku melangkah dengan gemetar, para penjaga apotik melihatku dengan tatapan aneh, jijik dan bingung karna aku membeli testpack.

"Buat siapa dek test pack nya?"
Tanya petugas apotik.

Aku binggung harus menjawab apa. Jika aku jujur...bohong aja deh.

"Buat kakak saya,"ucapku lalu melangkah keluar.

Beberapa langkah dari apotik aku pun sampai di sekolahku.

Aku segera menuju toilet.

Semoga negativ, negativ, negativ.
Doaku dalam hati sambil menutup mata ku.

Tubuhku luruh di atas lantai kamar mandi.

Ini tidak mungkin, aku tidak tau siapa yang sudah menghamili ku, kenapa pria itu tega menghamiliku! Apa salahku.

Bel pun berbunyi, aku menghapus air mataku dan meremas perutku.

Aku benci janin ini! Karna janin ini aku akan menanggung malu! Karna janin ini aku akan di usir oleh keluargaku! Aku benci... benci... benci.... aku terus saja memukul perutku dengan keras.

***

"Emilyana, ikut ibu ke ruangan kepala sekolah Sekarang!!!"tiba-tiba Emily di panggil oleh kepala sekolah saat jam pelajaran berlangsung.

"ini apa, Hah!"sang kepala sekolah menaruh testpack dan beberapa foto juga sebuah camera di atas meja.

"Kamu itu ya Emily. Masih kecil sudah berani melakukan sex! Ibu akan memanggil orang tuamu. Dan bisa ibu pastikan beasiswa kamu akan di cabut oleh yayasan!"

"Bu, sa- saya bisa jel-askan, bu. Itu tidak-"ucapanku terputus oleh ucapan Selly.

"Udahlah lu jangan ngelak, Emily. Gua sama yang lain liat ya, lu sama tuh cowo masuk ke kamar hotel!"ucap Selly sambil memainkan rambutnya.

"Benar, kamu tak usah jelaskan semua ini. Bukti semua ini sudah sangat jelas!"ucap ibu kepala sekolah.

Aku menutup mata. Aku bingung harus berbuat apa. Orang tuaku sudah terlanjur kecewa saat melihat fotoku dengan pria yang aku tak kenal, bahkan melihatnya saja aku tak pernah.

"silahkan duduk ibu-bapak,"ucap kepala sekolah mempersilahkan kedua orang tuaku duduk di depan mejanya.

"Jadi begini bu. Mungkin ibu dan bapak tak akan percaya dengan semua ini, bahkan saya sebagai kepala sekolah saja tak percaya jika murid teladan di sekolah ini berkelakuan buruk di luar sekolah."ibu kepala sekolah terdiam sesaat. "Coba bapak lihat ini,"tunjuk sang kepala sekola kepada amplop coklat, camera, juga testpack di atas meja."ini semua punya anak ibu dan bapak."

"Saya sudah tau bu, bahkan saya saja malu memiliki anak dengan kelakuan buruk sampai ia mengandung janin haram itu!"ucap nyonya Hamida memandang sang kepala sekola dengan wajah datar.

"Terserah ibu mau mengeluarkan Emily dari sekolah ini. Saya selaku orang tuanyapun tak peduli lagi,"ucap Tuan Vicky.

Bagai di siram air keras lalu di siram bensin hingga terbakar dan hancurlah hati Emily mendengar ucapan orang tuanya yang tak mengakuinya sebagai anak kandung mereka.

#2. Life story of Emily ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang