Enjoy and Happy reading👊
Pagi ini Emily harus menerima tuduhan dari mama mertua, Cyntia dan Fela. Mereka menuduh Emily karena perhiasan Fela yang di berikan Abyan berada di dalam lemari pakaian Emily.
"Hiks..hiks..hiks.."tangis Fela dengan keras.
"Fela? Kamu kenapa menangis?"tanya Ranni mulai berakting.
"Kalung pemberian Aby hilang ma. Padahal semalam aku letakan di atas nakas, tapi tadi pagi pas aku ingin kenakan kalungnya udah ngga ada di atas nakas, ma. Hiks..hiks..hiks.. Bagaimana kalau Aby marah jika tau kalung pemberiannya hilang."tangisan Fela terdengar sampai di kamar Markus.
"Ada apa ini?"tanya Markus datang dengan mengacak-acak rambutnya karena tidurnya terganggu oleh tangisan Fela.
"Ini kalungnya Fela hilang, semalam kalungnya masih ada."jelas Ranni.
"Coba cari yang bener. Siapa tau nanti ketemu."ucap Markus.
"Aku sudah mencarinya di seluruh kamar tapi tidak juga menemukan kalung itu."
"Aku tau siapa yang ambil kalung kamu."ucap Cyntia.
"Siapa?"tanya Fela menghapus air matanya.
"Emily."
"jangan asal nuduh kamu! Emangnya kamu punya bukti kalau yang ambil Emily?"tanya Markus tak suka karena Cyntia menuduh istrinya.
"Bagaimana kalau kita geledah kamarnya. Supaya kita bisa tau siapa yang ambil kalung Fela? Secarakan cuma dia yang ngga mampu beli kalung semahal itu."ujar Cyntia sombong.
"Ayo kita geledah!"Ranni, Fela dan Cyntia pergi ke kamar Markus.
"Eh? Mama?"Emily menutupi tubuhnya.
"Dimana kamu sembunyikan kalung Fela, Emily?"Tanya Ranni langsung.
"Kalung?"Tanya Emily bingung.
"Gak usah pura-pura gak tau kamu ya! Cepat beritau.!"
"Tapi aku benar-benar gak tau ma."
"Cyntia, kamu cari kalung Fela di semua nakas kamar ini. Dan kamu Fela, cari kalung kamu di lemari pakaian Emily juga anaknya."suruh Ranni.
Markus menopang tangannya di pinggang. Apa yang mereka rencanakan sebenarnya sudah Markus ketahui secara langsung tanpa melihat cctv.
Flasback on!
Dug..
Markus mengalihkan matanya menelusuri kamar tidurnya yang sedang dalam keadaan
gelap gulita.Suara apa tadi? Tanya Markus dalam hati.
Di letakannya laptop ke sofa lalu dia mulai mencari suara itu berasal.
"Meja sialan!"
Suara itu? Seperti suara Cyntia.
"Hati-hati Cyntia, kita bisa ketahuan."
Suara lainnya terdengar di telingga Markus.
Markus membuka ruang ganti Emily yang pintunya tidak tertutup rapat sehingga Markus membuka tanpa suara decitan pintu.
Cyntia? Fela? Sedang apa mereka.
"Sudah kamu masukan kalung itu?"tanya Fela.
"Sudah, ayo keburu Markus pulang."seru Cyntia.
Markus lalu menarik dirinya ketembok sehingga Fela maupun Cyntia tidak mengetahui keberadaannya.
flasback off!
"Ini dia kalungnya ma."Fela keluar dari ruang ganti Emily dengan membawa kalung berliannya.
"Dasar wanita pencuri!"teriak Fela lalu memjengut rambut Emily.
"A-aku benar tidak memcuri kalung itu, kak. Sumpah!"tangis Emily.
"Sudah. Cukup! Kalian memang benar-benar keterlaluan. Kalian pikir aku ngga tau apa yang kalian lakukan? Kalian menaruh kalung itu di dalam lemari pakaian Emily, dan kalian sendiri yang menuduh Emily yang mencurinya?. Apa kalian tidak malu? lebih baik kalian keluar dari kamar ini."Ranni, Cyntia dan Fela kaget. Bagaimana Markus mengetahui rencananya? Sedangkan Markus menelpon ke rumah jika dirinya akan lembur malam itu.
"Satu lagi."ucap Markus sebelum Ranni, Cyntia dan Fela keluar dari kamarnya. "Aku mampu membelikan Emily kalung Berlian bahkan aku sangat mampu untuk membeli tambang berlian jika Emily mau, tapi sayangnya Emily tidak suka barang mewah seperti itu. Jadi kalian jangan sombong baru mempunyai barang yang istriku tidak sukai. Dan terkusus untukmu, Cyntia. Semua akan terbongkar dengan sendirinya."Markus menutup pintu kamarnya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
#2. Life story of Emily ✔
ChickLit[21++] *sequel ke-1 The woman one billion *sebagian part di private! *Markus adalah boss Hanna di restoran **** "Ma, please jangan melihat calonku seperti itu. Walaupun dia miskin, tetapi hatinya baik."ujar Markus dengan nada rendah kepada sang mama...