Fifteenth: Bad Boy Genius

1.6K 83 0
                                    

BRAAG!

Cecillia meringis kesakitan seraya menundukkan kepalanya, "Ma-maaf saya nggak sengaja." ujarnya pada seseorang yang baru bertabrakan dengannya.

Gadis itu tak berani mendongak sedikit pun, ia langsung meraih buku-buku tebal yang barusan ia pinjam dari perpustakaan, buku-buku sejarah yang berbeda-beda judul itu berserakan di lantai.

Orang yang ditabraknya pun ikut berjongkok, membantu untuk mengumpulkan buku-buku yang jatuh itu.

"Kamu selalu ceroboh ya, Miss Anu." ujar seseorang yang bukan lain adalah Ardhika.

Suara berat khas cowok terasa menggelitiki telinganya sehingga Gadis itu mendongakkan kepalanya perlahan, degupan jantungnya tak menentu ketika wajahnya berhadapan langsung dengan wajah mahluk didepannya ini dengan jarak yang begitu dekat.

Cecillia termangu sendiri, "Kak Ardhika?"

"Kan udah saya bilang, Ardhika aja panggilnya."

"Anu—nggak ah, Kak. Masa iya sama senior manggil nama doang."

Kecuali nanti pas gue jadi pacar lo, Kak. Hihi please deh, Cil.

Ardhika pun terkekeh geli karena Cecillia lagi-lagi membawa kata 'Anu'.

"Hei, saya nggak gila hormat kok. Tapi itu sih terserah kamu mau manggil apa juga." Cecillia dan Ardhika pun menegakkan tubuh mereka masing-masing.

Tangan keduanya sudah setia memegangi buku tebal yang masing-masing ada 5 buah.

Cowok itu melirik buku yang ada digenggamannya lalu mendongak pada Cecillia, "Ini semua buku sejarah buat apa? Ada penelitian historiografi ya?" Cecillia pun mengangguk, "Iya, Kak. Saya disuruh ambil buku-buku ini buat anak kelas."

"Kok sendirian ngambilnya? Masih ada banyak ya yang belum diambil?"

Cecillia pun mengangguk lagi, "Masih, Kak." ada jeda, "Anak-anak nggak mau bantuin, mereka ngandelin saya yang jadi KM di kelas itu, Kak. Jadi ya saya pasrah aja deh."

Ardhika tampak berpikir, "Lho, sebagai KM harus berani negasin anak-anak murid kamu dong, Dek." ada jeda, "Tapi saya salut, tumben banget cewek mau jadi ketua murid. Lain kali harus lebih galak lagi ya, soalnya saya denger-denger anak unggulan angkatan kamu ini rata-rata anak nakal semua."

"Nakal semua? Saya sama temen-temen saya juga nakal dong, Kak?" Cecillia menampakkan wajah murungnya.

Ardhika pun tersenyum lebar, "Oh iya, kamu mah enggak ya. Maksud saya, rata-rata banyak yang memiliki masalah dengan sekolah." ada jeda, "Ayo saya bantu bawa ke kelas, saya juga mau ngomongin ke mereka biar lain kali nggak terjadi yang kayak gini lagi." lanjut Ardhika membuat Cecillia termangu.

Cowok itu melangkahkan kakinya terlebih dulu, sedangkan Cecillia masih mematung, "Ayo, jangan bengong." ujar Ardhika membuat Cecillia sadar, ia pun tersenyum lebar lalu menyusul langkah Ardhika.

Bisikkan-bisikkan setan pun bermunculan ketika keduanya melewati koridor kelas 10, beberapa sepasang manik mata memata-matai gerak-gerik Cecillia dan Ardhika.

Cecillia yang paham dengan situasi ini pun hanya mendengus pasrah seraya memutar bola matanya malas.

"Eh eh. Gila itu ketos kita yang ganteng ya, sama siapa tuh sebelahnya? Babunya kali ya?"

"Senyummu mengalihkan duniaku, Pak Ketos!"

"Itu anak X-1 kan yang bareng sama Kak Ardhika? Mereka pacaran?"

"Ganjen banget sih tuh cewek, segala modus bawain buku pula. Hih!"

"God damn it. Gue keduluan sama anak kelas unggulan!"

Destiny [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang