Sixth: Confused

2.3K 131 8
                                    

JOANNA yang masih terbaring lemah di tempat tidurnya pun telah sadar dari pingsannya, sekarang cewek itu berada di rumahnya.

Sejak di sekolah tadi Joanna tidak sadar-sadar maka Ferdinand pun segera membawanya pulang ke rumah agar keluarga cewek itu tidak mengkhawatirinya.

Joanna mengerjap-ngerjapkan matanya pelan, "Fer," lirih gadis itu dengan suara serak khas bangun tidur.

Joann tersenyum samar-samar, "Ferdinand." lanjutnya memanggil cowok tampan yang sedang terduduk dengan kedua tangan terlipat di dada dengan keadaan mata terpejam, ia tidur di sebelah tempat tidur Joanna.

Yaampun, ni cowok nungguin gue sampe ketiduran.

Joanna membatin dan refleks melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore.

"Fer, bangun, Fer."

"Hmppph," balas Ferdinand langsung terbangun dari tidurnya.

Rambutnya yang berantakan menambah kesan cool dan tampan dari seorang Ferdinand.

2 hal itu terpampang jelas di mata Joanna, mungkin ia menjadi perempuan yang paling beruntung karna bisa melihat muka bantal cogan seperti Ferdinand.

"Lo udah sadar? Syukur deh, kalo gitu gua bilang ke Abang lo dulu, ya?" lanjutnya sembari mengusap-usap mukanya lalu menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.

Cowok itu sukses membuat Joanna ternganga karena kehabisan nafas melihat pesonanya, jantungnya berdetak ria.

Tak lama, Ferdinand pun langsung beranjak dari kursi yang berada pas di sebelah tempat tidur gadis itu.

Namun langkahnya terhenti ketika Joanna memegang tangannya erat.

"Makasih ya, Fer." ucap lembut Joanna dengan suara seraknya disusul juga dengan senyum simpul di bibirnya yang merah merona.

Walaupun muka lo pucet tetep aja manis bagi gua, heran deh.

Gumam Ferdinand dalam hati, lalu membalas senyum Joanna dengan senyuman mautnya yang tak kalah manis dari gadis itu.

Sela beberapa detik, Ferdinand pun langsung pergi keluar dari kamar untuk memanggil Joan bahwa Joanna telah tersadar dari pingsannya.

"Dek, kamu udah sadar? Abang khawatir banget sama kamu." Joan berlari kecil menghampiri Joanna dan diikuti oleh Ferdinand dibelakangnya.

"Ah elah Abang nih lebay banget, orang Joanna gapapa kok. Nih liat masih kuat, kan?"
ujar Joanna dengan muka polosnya lalu mengangkat tangan kanannya bak cewek atletis yang mempunyai otot di tangan.

Seketika Joan dan Ferdinand pun tertawa geli melihat tingkah laku Joanna yang seperti anak kecil.

Joan tersenyum, "Yaudah, Abang keluar dulu ya sayang. Mau jemput Karina." ucap Joan mengacak-acak poni Joanna.

"Karina? Siapa tuh, Bang? Gebetan baru, yaa? Cie ilah Abang gue udah berani nge-gebet cewek ihiiiy." Joanna sumringah mendengar Abangnya dekat dengan perempuan, namun tiba-tiba saja raut wajahnya berubah menjadi sedih.

Joan mengernyitkan daging bingung, "Buset, nape tuh bibir manyun manyun?"

"Mama! Abang nih lagi deket sama cewek!!" teriak Joanna merengek mengadu kepada Mamanya, namun beliau tidak menjawab teriakan anaknya yang super manja ini karna beliau sedang diluar rumah.

Jadi ya percuma saja ia berteriak, sampai suaranya habis pun tidak akan ada respons dari Mama Jochellin tercinta.

"Nanti kalo Abang punya pacar, pasti Abang nggak bakal sayang lagi deh sama Joanna." lanjut Joanna mengerucutkan bibirnya, maju 5 senti.

Destiny [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang