Fourteenth: What A Genius Boy

1.9K 86 4
                                    

TIGA hari yang lalu, semua murid kelas 10 menjalani tes kemampuan belajar. Terutama, kelas unggulan X-1 yang anehnya akan menjalani 2 tes sekaligus. Tes jurusan ipa dan ips, di sekolah ini memang seperti itu. Anak unggulan dituntut untuk memahami kedua jurusan tersebut.

Hal ini guna untuk memperkenalkan apa itu ipa dan ips. Nantinya mereka akan memilih ingin masuk ke jurusan apa, dan rata-rata banyak yang masuk ke ipa.

Hari ini adalah hari dimana hasil tersebut keluar, dan tentunya akan dipampang di mading sekolah. Semua murid akan mengetahui siapa saja 3 yang terpintar dari yang pintar-pintar di kelas unggulan junior.

"Oh my godness, ada nama gue di urutan kedua!" pekik Joanna bahagia ketika melihat selembar kertas yang menempel pada mading sekolah.

Kedua sahabat gadis itu tersenyum lantas mengucapkan selamat kepada Joanna yang tengah berbahagia, tak percaya bahwa ia bisa mengalahkan 28 murid dibawahnya. Yang rata-rata memang anak-anak olympiade semua.

"Lo dari dulu emang nggak pernah berubah ya. Selalu aja dapet peringkat tinggi kalo soal pelajaran, tapi bedanya, dulu lo selalu dapet peringkat pertama di smp. Sekarang? Cuma dapet peringkat kedua." Cecillia kembali melirik kertas hasil tes tersebut, jari telunjuknya menunjuk kepada nama seseorang yang berada tepat di atas Joanna.

Peringkat 1 dari yang pintar-pintar, "Liat deh siapa saingan lo." gadis itu memicingkan manik matanya ke arah yang dimaksud Cecillia.

Audy Juliansyah Wiratama

Gadis itu lantas kembali menatap Clara dan Cecillia dengan tatapan tak percaya, "What the? Itu Audy? Dia orang terpinter di kelas unggulan?" Cecillia mengangguk, "Mungkin dia juga anak paling terpinter di angkatan kelas 10 sekarang,"

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, "Nggak nyangka, gue kira dia cuma anak pemalas yang kerjaannya tidur di kelas pas jam pelajaran."

"Siapa si pemalas yang dapet peringkat kesatu?"

Suara dingin itu pun memecahkan keheranan Joanna, kepalanya lantas menoleh ke belakang dan langsung mendapati manik mata emerald yang sedang memandanginya dengan tatapan yang dingin namun menghangatkan.

Ia bisa menyadari hal itu. Ada sebuah kehangatan disana.

"A-audy,"

Cowok itu maju satu langkah, tangannya disilangkan di dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok itu maju satu langkah, tangannya disilangkan di dada. Membuat Joanna terpojok dan tubuhnya membentur mading. Clara dan Cecillia saling melempar tatapan dengan bahu yang dikedikkan.

"Emang kalo cowok kayak gua yang kerjaannya suka tidur pas jam pelajaran itu nggak bisa dapet peringkat pertama? Lo nggak merasa tersaingi karena ada gua, kan?" Audy mencibir, membuat bibir Joanna megap-megap seperti ikan yang kehabisan oksigen.

Ia bingung, ingin rasanya mendumal di dalam hati tetapi takut ketahuan lagi.

Demi menghilangkan rasa gugupnya, ia berusaha tertawa. Tertawa garing, seolah hal tersebut tidak ada didalam benaknya.

Destiny [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang