Nineth: What's Wrong With Them?

2K 104 9
                                    

CLARA POV

DEAR, diary.

Apakah aku salah mengucap kata putus dengan Keenan? Jujur, aku tidak mau mengakhiri hubunganku dengannya.

Saat itu aku tidak bisa menahan egoku dan kata putus itu lah yang meluncur begitu saja dari bibir sialanku ini.

Aku sangat amat mencintai Keenan, aku sangat menyesal telah bertindak gegabah seperti ini. Seharusnya aku mau mendengarkan apa yang ingin di jelaskannya kepadaku, aku sungguh menyesal.

Apa yang harus aku lakukan? Hidupku bagai pedesaan tanpa penerangan sedikit pun, aku masih membutuhkan sosok Keenan disisiku.

Butiran air mata pun keluar dari pelupuk mata Clara yang sudah membendung sejak tadi, gadis itu menyesal telah mengakhiri hubungannya dengan iblis bertampang malaikat seperti pujaan hatinya, Keenan.

Gadis itu menyeka air matanya lalu langsung meraih ponselnya yang ada di atas nakas, mencari kontak seseorang didalam ponselnya. Lalu mendekatkan benda tipis itu ke telinganya.

"Iya halo Clara?"

"Kita bisa ketemuan sekarang nggak?"

Yang diseberang sana tersenyum miring.

"Bisa"

"Ditunggu di Cafe Domino ya,"

"Oke, see you."

"Sip."

***

Ziano POV

Gadis itu berhasil membuat hatiku langsung terpikat akan senyumnya yang manis nan rupawan.

Mengalami love at first sight itu memang indah, hanya dengan melihat dirinya untuk yang pertama kali saja sudah bisa membuatku kelabakan sendiri akan pesonanya.

Aku ingin tahu semua tentangnya, karna dalam benakku ini sudah tersangkut banyak pertanyaan untuknya. Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang didalam pikiranku.

Apakah Joanna sudah memiliki pasangan?

Ya, pertanyaan itu lah yang paling kontras dalam benakku setelah melihat kedekatan teman lamaku dengan gadisku itu.

Aku harap lambat laun ia juga merasakan apa yang aku rasakan.

Malika tersenyum, "Anak Bunda udah ganteng aja nih, mau kemana?" ujar Malika, ibu kandung Ziano.

"Mau ketemu sama Joanna, Bun."

"Joanna?siapa itu Joanna?"

"Ada deh."

"Lho? Bunda nggak boleh tau nih?"

Ziano tersenyum lebar, "Nanti Zee kenalin kok Bun, tenang aja"

Malika mengernyitkan dahinya, "Siapa lagi itu, Zee?" tanya Malika bingung.

"Zee itu panggilan Ziano di Melbourne, Bun" balasnya seraya terkekeh geli mendengar pertanyaan Bundanya yang belum tahu tentang nama panggilan Anaknya selama di Negeri orang.

"Ya ampun, kirain Bunda itu cewek lagi, Nak."

Ziano lagi-lagi terkekeh geli, "Nggak lah Bun, Ziano mah nggak playboy kayak Bang Zidane."

Zidane, Kakak laki-laki Ziano.

"Hush, gitu-gitu dia juga Abangmu." Malika menyeringai.

Ziano hanya cengengesan, "Yaudah Bundaku yang cantik jelita, Zee pergi dulu ya. Assalamualaikum." pamit Ziano seraya mencium punggung tangan lembut Malika.

Destiny [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang