Nineteenth: Ziano's Back

1.4K 76 1
                                    

PAGI hari yang sangat amat cerah bagi Joanna, yang hatinya sedang berbunga-bunga. Semenjak menjalin hubungan persahabatan dengan Audy, membuatnya lebih semangat sekolah. Dan tentunya, ia menjadi lebih memperhatikan penampilannya hanya untuk terlihat perfect di depan Audy.

Padahal ia sudah cantik dan perfect, buktinya ia mampu membuat most wanted seperti Audy mengejar-ngejar cintanya. Sampai ujung dunia-pun, cowok semacam Audy akan mengejar-ngejar gadis cantik pemilik hati yang cantik ini juga.

Gadis yang tadinya selalu bermalas-malasan ketika menginjak hari Senin pun kini tampak lebih semangat dari hari Senin sebelum dirinya mengenal Audy, ia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tersenyum melihat penampilannya di depan kaca besar yang berada di Kamarnya.

Joanna merapikan poni rambutnya yang sempat menutupi wajah cantiknya, "Bulan baru, hari baru, moment baru juga ya." seulas senyum muncul ketika dirinya mendapati ponselnya yang bergetar diatas nakas. Lantas meraih benda tipis tersebut dengan semangat.

Audy Julianti? Sungguh pelesetan nama yang amat sangat bagus.

From: Audy Julianti

Buruan keluar atau gue bangunin se-komplek pake deru motor gue yang gagah ini? Oh iya, helm yang waktu itu gue kasih jangan lupa dipake.

To: Audy Julianti

Iya elah, bawel banget sih lo jadi kang ojek doangan. Otw ke bawah nih.

Di taruhnya benda tipis itu ke dalam saku seragamnya. Sambil menjinjing tas sekolahnya, tangannya menyibak hordeng tipis jendela kamarnya, terlihat Audy yang sedang bersandar di motor besarnya yang berwarna hitam itu. Kakinya menyilang, layaknya bos besar di kantoran.

Cowok itu lalu membetulkan posisi jambulnya ketika manik matanya bersitatap dengan manik mata Joanna. Karena melihat Joanna malah diam terpesona akan ketampanan cowok tersebut, tangan Audy pun mengisyaratkan Joanna untuk segera pergi dengannya sekarang juga. Gadis itu tersenyum lantas segera berlari ke lantai bawah, menghampiri Audy yang telah menunggunya di depan rumah.

Joanna menepuk bahu Audy pelan, "Hai, sobat." sapanya membuat Audy yang sedang sibuk mengaca pun hanya berdeham menyahut sapaannya itu, "Sok ganteng banget sih lo," ledek Joanna seraya bergidik ngeri. Cowok itu lantas menoleh kepadanya dengan tatapan datarnya, "Gue bukannya nge-sok, tapi emang beneran ganteng." balas Audy lalu kembali melanjutkan mengacanya.

Membuat gadis itu lagi-lagi termangu ketika melihat cowok ini mengaca, pesona Audy memang dahsyat. Pantas saja ia bisa membuat kaum hawa jatuh cinta pandangan pertama padanya. Wajah tampannya terlihat lebih fresh jika di Pagi hari, bahkan mampu mengalahkan kesegaran jeruk sun-kist.

"Udah, ngacanya?"

Audy mengangguk lalu berdiri dari posisi menyandarnya itu, "Udah, yuk."

"Yaudah. Itu, lo mau pamit dulu nggak? Mumpung Nyokap lagi di Teras." Cowok itu kembali mengangguk lantas melangkahkan kaki menuju ke pagar rumah Joanna, "Mama Mertua, anaknya yang cantik ini Audy culik dulu ya!" Ia selalu begitu. Sikapnya yang humoris ini selalu bisa membuat orang-orang yang berada di dekatnya nyaman dengannya.

Ibu Joanna menongolkan kepalanya di sela-sela pagar yang masih terbuka seraya berkata, "Oh iya Audy, hati-hati ya! Anak Mama nggak usah di balikin. Buat kamu aja udah sana ambil, Mama rela kok!" Jochellin tak kalah heboh dengan Audy, membuat Joanna mencebikkan bibirnya kepada Ibunya itu, "Ih, Mama jahat sama Joanna!" timpal Joanna jengkel membuat Jochellin dan Audy terkekeh geli dengannya.

Cowok itu lantas berbalik menghampiri Joanna, "Yuk." ajaknya yang membuat gadis itu mengangguk. Audy pun lantas memakaikan helm Joanna kepada kepala si pemilik. Membuat yang dipakaikan helm pun termangu, ini adalah salah satu dari sekian banyak cara sederhana yang Audy lakukan.

Destiny [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang