Fourth: Stressed Out

2.7K 212 7
                                    

MATAHARI pagi mulai terpancar dari tirai putih tipis di kamar Joanna, waktu pun sudah menunjukkan pukul 06.05, Joanna masih tertidur pulas di kasurnya. Padahal hari ini dia masih sekolah, gadis itu akan terlambat jika tidak dibangunkan.

Mungkin karena efek insomnia yang tadi malam menyerang Joanna dan membuat jatah tidur Joanna berkurang.

"DEK BANGUN DEK UDAH JAM BERAPA INI KAMU NGGA SEKOLAH?!" teriak Joan yang kali ini bergantian giliran dengan ibunya membangunkan Joanna.

Gadis itu melindur lalu merubah posisi tidurnya, "Hmm iya lima menit lagi."

"Abang masuk aja ya, kalo kamu bilang lima menit terus nanti kamu ngga bangun bangun Dek. Yang ada telat ntar ke Sekolahnya," ujar Joan langsung masuk ke Kamar Joanna.

Ceklek

Joan pun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli melihat adiknya yang sekarang posisi kakinya ada di bantal, Joanna memang gabisa diem kalau sedang tertidur.

Cowok itu lantas duduk di pinggiran tempat tidur tepat di sebelah tubuh Joanna yang masih tertidur pulas. Tangannya sudah ada nampan yang diatasnya berisi roti sandwich dan segelas susu hangat.

Joan menaruh nampan tersebut diatas nakas kamar Joanna, "Dek bangun, nanti telat lho."

"Hmm--Ferdinand," Joanna melindur. Joan yang sangat jelas mendengar linduran gadis kecilnya pun sontak kaget.

Ferdinand? Siapa Ferdinand?

Cowok itu kembali membangunkan Joanna, kini dengan mencubit gemas pipi adiknya gemas, "Hei bangun. Ayo buruan nanti telat sayang, khusus buat hari ini Abang yang anter kamu ke sekolah deh." entah ada pengaruh apa, perkataan Joan barusan sukses membuat gadis itu langsung terbangun dari tidurnya. Dan bahkan ia langsung duduk manis melihat Joan dengan manik mata sayunya.

Joan tersenyum, "Good morning, dek."

"Morning too, abangku tersayang." balas Joanna dengan suara yang masih serak.

"Nih abang udah bikinin kamu sandwich sama susu hangat, khusus lho buat kamu." ujarnya seraya meraih nampan tadi, dan ditaruh diatas kaki Joanna yang menyila diatas kasur.

Gadis itu melemparkan senyum lebarnya. Kalau soal makanan ia paling semangat, "Wih enak nih kayanya, bye the way makasih ya Bang udah buatin sarapan dan mau anter Joanna ke sekolah. Abang baik banget deh, jadi makin sayang."

Joan hanya mengangguk-angguk samar, senyumnya kembali ia lemparkan pada Adiknya itu, "Joanna mandi dulu ya, Bang!" lanjut gadis itu lantas hendak beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi.

"Sarapan dulu aja mandi mah entar belakangan. Kan Abang mau ngeliatin bayi gede sarapan, pasti lucu deh." ucap Joan tersenyum jahil lalu menarik tangan Joanna agar kembali duduk.

Joanna pun meng-iyakan permintaan Joan dan segera duduk bersebelahan dengan Joan dipinggiran tempat tidurnya.

Tanpa banyak babibu, Joanna langsung menyantap sarapan buatan Joan, cowok itu kembali tersenyum melihat adiknya yang makin lama makin tumbuh besar namun sikapnya masih senang kalau dimanja.

"Dek, Abang mau nanya nih. Ferdinand tuh siapa ya?"

Joanna yang sedang asik menyantap sandwich buatan abangnya pun langsung tersedak ketika mendengar pertanyaan dari Kakak laki-laki nya.

"Ferdinand itu temenku sejak kelas 8 sampe sekarang bang dan bisa dibilang dia juga sahabat Joanna. Emm-kenapa deh, Bang?" Joanna terdiam sejenak, "Abang tau dia darimana? Perasaan Joanna nggak pernah cerita." lanjutnya kebingungan sendiri.

Destiny [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang