chapter 1

4.1K 151 0
                                    

Sebuah pernikahan yang bahagia adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua gadis yang ada di dunia ini dan itu termasuk aku.

Aku Uzumaki Hinata tiga hari yang lalu resmi menikah Dengan seorang pria yang sangat tampan dan juga sangat kaya raya dia seorang  Presdir di sebuah perusahaan yang dia dan keluarganya kelolah yaitu  Uzumaki crop yaa bisa kalian tebak aku menikah dengan pewaris tunggal dari perusahaan yang sangat berpengaruh di kota Jepang ini.

Pernikahan ku sangat bahagia ya itu menurut ku, walaupun tidak digelar secara benar-benaran karena suami ku tidak ingin pernikahan kami di publikasikan aku tidak tau kenapa tetapi dia punya alasannya sendiri.

Pernikahanku hanya di hadiri sebagian keluarga besar suami ku, karena aku anak yatim piatu aku cuma mengundang beberapa sahabatku.

Pasti kalian berpikir kenapa aku bisa menikah dengan pewaris Uzumaki crop ini.

Itu karena kaa-san Naruto-kun kushina mempunyai janji dengan kaa-san ku akan menjodokanku dengan anak laki-lakinya.

Suami ku pasti dia menolaknya karena dia mencintai sahabatnya. tetapi dengan sedikit ancaman dari kushina kaa-san dia akhirnya melunak.

Dan aku? Tentu saja aku mau saja di jodohkan, siapa yang tidak mau menikah dengan pria yang sangat tampan, tinggi, pewaris tunggal lagi  sangat sempurnakan? ya walaupun terdengar sedikit matre tapi semua wanita menginginkan suami yang sempurnakan?

Pasti kalian berpikir kalau aku pasti akan hidup bahagia bukan?

Dan aku juga sempat berpikir begitu..

Tetapi tidak,
Aku bukan tidak bahagia...
Hanya saja kurang..
Tetapi aku akan tetap mensyukurinya karena ini adalah jalan yang di berikan Tuhan untuk ku entah ini akan berakhir bahagia atau sebaliknya dan aku akan menjalaninya dengan senyuman 😊...

.
.
.
.
.
.
.

"Password rumah ini XXXXXX dan di situ dapur, dan depan itu kamar ku, di lantai 2 kamar mu" kata Naruto

"Kamar ku? Lho kita tidak sekamar Naru-kun?"

Melirik kearah Hinata"kau tidak dengar perkataan ku tadi? Apa perlu ku ulangi?"

"Tidak, tapi Naru-kun Kitakan suami-istri kenapa kita tidak sekamar?"

"Kalau tidak mau kau bisa tidur diluar, yah terserah aku sudah pernah mengatakan pada mu bukan? Jangan terlalu berharap dengan pernikahan ini." Kata dingin sambil berjalan ke arah kamarnya. "Dan satu lagi kau jangan pernah ikut campur dengan urusan hidup ku kau mengerti?"

.
.
.
.
.

Keesokan paginya

"Selamat pagi Naru-kun, kau sudah bangun, kemarilah kita sarapan dulu."

Naruto melirik sekilas Hinata
kemudian melanjutkan jalanya untuk memakai sepatunya.

"Kalau kau tidak mau sarapan ini bawalah bekal aku sudah menyiapkannya." Memberikan kepada Naruto

Tanpa menghiraukan Hinata Naruto berangkat kerja tanpa mengatakan apapun pada Hinata.

"Astaga, apa aku begitu kecil sampai ia tidak menghiraukan ku, dia begitu dingin, ya Tuhan kenapa dia begitu dingin pada ku??" Tanyanya bermonolog sendiri

"Aghh, aku ada ide apa aku anter saja bekalnya kekantonya ya, tapi dia tidak mungkin marah pada ku kan?" Bertanya pada diri sendiri. "Astaga tapi kan aku tidak tau dimana kantornya, kalau aku keluar sekarangkan aku belum tau Tokyo bagaimana, jika aku tersesat bagaimana? Aku coba sms Naru-kun sajalah"

To : Naru-kun

Sayang..
Maaf mengganggu mu aku ingin mengantarkan bekal makan siang untuk mu tapi aku tidak tau alamat kantor mu bisa kau kirimkan.
Sayang...

HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang