Suasana sunyi ... Sepi ... Terasa sedikit canggung ..
Bagaimana tidak canggung suasana ruangan itu membuat perempuan berparas anggun dengan dress putih dan rambut indigonya di gerai merasa sedikit ngeri + aneh dengan tingkah seorang pria di depannya. Bagaimana tidak aneh dulu pria itu sangat dingin padanya dan sekarang APA?? 🤔
" Sayang? Mau makan sesuatu biar aku pesanin?"
"Pesan?"
"Iya aku kan tidak pandai masak jadi kita pesan makanan aja ya.. 😁😁"
"Tidak usah .., aku baru saja beli bahan-bahan makan biar aku saja yang memasak." Ucap Hinata
"Ehhh tidak perlu .. nanti kau capek hime ku tidak boleh capek kau duduk saja yang manis di sini ya ... " Ucapnya sambil mengelus-elus kepala Hinata
Naruto pergi ke dapur dan mengambilkan segelas air dingin
"Ini minumlah pasti kau capek tadi keluar sendirian."
Hinata hanya diam melihat tingkah mantan suaminya ( ehh mantan? Atau masih suami ya? Kan tidak kata cerai 😂 ) ini terlihat sangat aneh menurutnya.
Ting!! Bunyi suara bel
"Ahh itu pesanan nya sudah datang sebentar ya.."
Naruto membuka pintu dan menerima pesanan yang dia pesan dan membawanya ke dapur untuk di sajikan. Melihat Naruto kesulitan akhirnya Hinata ikut membantu.
"Hufh..., Sini aku bantu." Ucap Hinata
"E-ehh tidak perlu aku bisa kok .. hime ku duduk saja tunggu saja di sana." Suruhnya
"Kau yakin bisa?"
"Iya .. aku bisa duduk lah di sana." Suruhnya lagi
"Baiklah." Baru selangkah Hinata berjalan terdengar suara.
PRAKK!!
"astaga!.. aistt sini!! Sudah kubilang biar ku bantu!" Ucap Hinata marah-marah saat melihat Naruto menjatuhkan makanan + piringnya yang sudah tak berbentuk lagi.
"Lagian kau ini kenapa memesannya banyak sekali sih?! Ini mau kau makan semua nya sekaligus..! lagian kan kalau berdua tidak perlu sebanyak ini bla bla bla bla." Omel Hinata
Bukannya takut Naruto malah senyam-senyum sendiri.
"Kenapa kau senyum?! Memang kau pikir aku sedang melucu. Liat semuanya jadi berantakan! Kau ini bukannya makin beres malah makin merepotkan bla bla bla!!"
Senyuman Naruto makin terlihat saat Hinata terus-terusan mengomelinya.
Akhirnya semuanya tertata rapi di meja ruang tamu.
"Wah akhirnya selesai juga.."
"Ya iya lha..😒😒 kalau terus kau yang mengurusinya ku yakin tak akan selesai-selesai dan pasti yang ada semua makanan ini akan terbuang sia-sia karena kau tumpahin semuanya."
"Hahaha 😅 hime kau jangan begitu sama suami ganteng mu ini (memeluk Hinata dari belakang) memang aku tidak ahli dalam beginian. Tapi aku punya ke ahlian lain lho.."
"Keahlian apa?! Sana menyingkir dari ku." Menyiku sikunya ke perut Naruto
"Auughh.. hime i-itu atit.. kau sungguh teganya. " 😫 candanya padahal itu tidak terasa apa-apa.
"Biarin.. bodo amat 😛, lalu apa semua ini kenapa kau memesan makanan sebanyak ini?"
"Untuk pesta perayaan."
"Pesta perayaan apa?"
Ting!! Tong!! Bunyi bel
"Ahh yang lain sudah datang.. tunggu ya sayang aku buka pintu dulu."
Hinata menatap heran punggung Naruto yang menjauh 😕
"Kau sudah datang? Ayok masuk."
Hal yang pertama Hinata lihat
"Sakura?" Gumamnya dengan wajah sedih
"Ayo silakan masuk sakura."ucap girang Naruto " yuhuu Shikamaru kau datang bersama temari ? "
"Tentu saja bodoh.. memang kau berharap aku datang bersama siapa?"
"Ya ku pikir kau akan datang bersama faguya-san hehehe
Melihat raut wajah Hinata yang berubah dia paham akan situasi ini terkesan canggung.
Naruto kembali berdiri di sebelah Hinata. Dan merangkulnya.
"Kenapa hanya berdiri ayok kita duduk dan makan."ucapnya Naruto tersenyum.
'a-apa-apan ini?! Kenapa dia lakukan ini pada ku?" Batin Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happines
Fanficsalahkah aku berharap kebahagiaan?? salahkah aku ingin sebuah kebahagiaan dalam keluarga ku?? salahkah aku mengharapkan sebuah kebahagiaan dari suami ku?? salahkah jika aku ingin semua kebahagiaan orang lain menjadi milik ku?? salahkah jika aku mera...