KETIGA PULUH LIMA

4.4K 182 3
                                    

---

Satu hari sekembalinya rombongan Adri dari Medan, Adri memboyong Aulia ke rumah pribadi mereka. Meski ditentang Mamih, namun berkat kelihaian Adri membujuk, hingga pada akhirnya keinginan Adri berhasil terlaksana.

Hari-hari Adri dan Aulia berjalan normal seperti pada umumnya. Tinggal di satu atap, Aulia dengan segala ketulusannya melayani sang suami sepenuh hati. Sementara Adri kembali berkutat dengan rutinitas hariannya.

Satu malam tepat di hari Sabtu, Adri merasa enggan sekedar pergi keluar rumah. Sedari sore Adri sudah bersiap diri untuk menyaksikan tim sepak bola andalannya. Sementara Adri tak beranjak dari kamar dan terus menunggu saat laga dimulai. Aulia terlihat sibuk di dapur, mempersiapkan makanan kecil serta secangkir kopi untuk sang suami.

Dengan ceria, Aulia membawa baki di tangannya langsung menuju kamar tidur-tempat Adri berkutat dengan televisinya.

"Cemilannya datang!" seru Aulia riang, sementara Adri hanya menoleh sekilas. Kemudian ia kembali fokus, menatap lurus pada layar televisi.

"Bang, ini kubawakan kudapan sama kopi buat teman Abang nonton!" seru Aulia lagi, demi mendapat perhatian Adri.

Usaha Aulia membuahkan hasil, Adri menoleh seraya tersenyum. Bola matanya tampak berbinar saat menyadari isi baki yang dibawa sang istri.

"Ya ampun, banyak banget cemilannya! Emang istriku ini the best-lah!" seru Adri lalu mengacungkan kedua ibu jarinya tinggi.

"Heh, lebay!" sungut Aulia sebal.

"Aku taruh di sini aja, ya?!" cetus Aulia lalu segera meletakkan baki di atas nakas yang ada di sisi ranjang.

"Oke! Terimakasih, istriku sayang." Timpal Adri mulai merayu.

"Sama-sama!" sahut Aulia ketus saat Adri kembali fokus pada televisi dan tak mengindahkan keberadaannya lagi.

"Kamu mau kemana?" tanya Adri saat Aulia terlihat berjalan ke arah pintu.

"Aku mau ke ruang tamu aja, Bang. Takut ganggu!" jawab Aulia spontan.

"Jangan dong! Kamu di sini aja, temenin aku nonton bola. Enggak asyik nonton bola sendirian," pinta Adri sedikit memaksa.

Ditariknya lengan Aulia, lalu di ajaknya untuk duduk disisinya hingga tak ada kesempatan bagi Aulia untuk menolak.

"Kamu pegang tim mana, Aul?" tanya Adri pada Aulia.

Mendapat pertanyaan yang sama sekali tak terduga, sontak membuat Aulia bingung dan tak tahu harus menjawab apa.

"Aku enggak tahu, Bang! Aku sama sekali nggak ngerti soal sepak bola," jawab Aulia jujur.

"Kalau begitu, kamu pegang tim lawan! Kalau yang satu itu (sambil menyebut nama salah satu tim sepak bola) punya aku!

"Mereka itu tim sepak bola favoritku! Jadi, sekarang kita taruhan!" lagi-lagi Adri memaksakan kehendaknya pada Aulia.

"Memangnya kalau nonton sepak bola harus taruhan, ya, Bang?! Aku nggak mau, ah! Taruhan, kan, sama saja judi. Dosa, Bang." Aulia menolak permintaan Adri.

"Enggak harus, sih! Biar lebih seru aja," timpal Adri sekenanya.

"Tenang. Taruhannya bukan uang, kok! Jadi, aku rasa enggak dosa." Jelas Adri lagi terus memaksa.

"Kalau bukan uang, apa dong taruhannya?" selidik Aulia meski malas.

"Yang kalah harus ngurutin kaki yang menang. Gimana? Mau, yah, Aul? Mau, ya?!"

"Pokoknya, Aul harus mau!" sambung Adri memaksa.

"Ya udah, deh! Aku ikut kata Abang aja," Aulia pasrah mengikuti kemauan sang suami.

JODOH PILIHAN MOMMY (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang