KEEMPAT PULUH TIGA

5.4K 207 2
                                    


Mamih langsung duduk di hadapan Adri. Sebelumnya Mamih sudah mengetahui kalau Aulia pulang ke rumah orang tuanya, setelah tanpa sengaja memergoki Bu Imah saat memberitahukannya pada Adri. Dan kini Mamih pun akhirnya mengetahui, penyebab "kaburnya" Aulia pagi itu.

"Kalian berdua hanya salah faham! Semua masih bisa diperbaiki!

"Cepat jemput dan ajak istrimu pulang, Dri!" Mamih mengulang permintaannya di awal tadi.

"Iya Mih, pasti Adri jemput! Tapi biarkan Aulia menenangkan dirinya dulu! Saat ini, suasana hati juga fikirannya masih panas."

"Adri takut, jika dijemput sekarang, Aulia pasti akan menolak untuk di ajak pulang."

"Kamu betul, Dri! Kalau begitu Mamih pulang dulu. Nanti di rumah Mamih coba telepon Umi.

Entah kenapa Mamih tiba-tiba merasa letih," keluh Mamih sedih.

"Pak Abdul, Bapak bisa antar saya pulang?" tanya Mamih lemas.

"Bisa, Bu," jawab Pak Abdul cepat.

Setelah mendapat jawaban Pak Abdul, Mamih bangkit dari tempat duduknya dan segera berjalan ke luar. Sementara Pak Abdul dan Bu Imah dengan setia mengekor di belakang Mamih.

Sepeninggal Mamih, Adri buru-buru menghubungi seseorang. Namun tak kunjung mendapat jawaban. Di tempat berbeda, Diana yang mendapati ponselnya berdering-berulang, segera memeriksa layar ponsel. Dan begitu mengetahui bahwa sang penelepon adalah Adri. Perempuan itu tampak tersenyum puas penuh kemenangan, dan memilih mengabaikan panggilan.

Kesal tak mendapat respon apapun dari Diana, Adri memutuskan untuk segera menjemput Aulia. Kalau saja tadi Diana mau menjawab, pasti Adri akan mengorek habis semua informasi tentang apa maksud juga tujuan Diana melakukan semua hal itu.

Dengan kecepatan tinggi, Adri memacu mobilnya di jalanan yang cukup ramai. Begitu tak sabar ingin segera bertemu Aulia, dan menjelaskan inti masalahnya.

Setibanya di rumah Aulia, kedatangan Adri disambut Umi. Seperti ibu pada umumnya, Umi menanyakan duduk persoalannya pada sang anak menantu.

"Sebenarnya ada apa, Nak Adri? Tiba-tiba Aulia pulang, dan terus menangis.

"Umi tanya, Aulia nggak mau cerita! Umi suruh pulang ke rumah kalian, eh, dia malah makin nangis sesegukan. Umi bingung nggak tahu harus bagaimana?!"

"Mamih belum telepon, ya, Mi?" tanya Adri sekedar memastikan.

"Belum, Nak!" jawab Umi pasti.

Terdengar Adri menghela napas, kemudian Adri mulai bercerita perihal pokok permasalahannya. Sementara Adri bercerita, Umi terus menyimak setiap kata yang keluar dari mulut sang menantu.

Sesaat Adri selesai dengan ceritanya, Umi menghela napas seraya mengangguk pelan. "Kalian berdua cuma salah paham. Seharusnya bisa kalian selesaikan berdua!

"Coba Nak Adri jelaskan sekali lagi pada Aulia! Semoga saja kali ini dia mau mempercayai semua perkataanmu, Nak.

"Berusahalah! Jangan biarkan karena satu kesalah fahaman kecil, rumah tangga kalian jadi berantakan." Terang Umi pada Adri, sebelum sang menantu beranjak menemui Aulia di kamar.

Diketuknya pintu kamar Aulia beberapa kali, tapi tak kunjung mendapat jawaban. Perlahan Adri memberanikan diri untuk membukanya, dan langsung masuk ke dalam. Hingga tampaklah Aulia, tidur membelakangi.

"Pasti dia sedang menangis saat ini!" Tebak Adri yakin.

Adri merebahkan tubuhnya persis di sisi Aulia, dipeluknya Aulia dari belakang. Aksi dadakan Adri itu pun, mengejutkan Aulia. Spontan Aulia menoleh dan memandang sinis pada Adri.

JODOH PILIHAN MOMMY (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang