KESEMBILAN

4.6K 214 0
                                    

♥️♥️♥️

Hari yang di nanti pun tiba, penuh semangat Adri memasukkan koper ke dalam bagasi. Perasaannya dipenuhi suka cita, tak sabar untuk segera berangkat menuju kota Bandung. Baru saja ditutupnya kap bagasi, Adri di kejutkan oleh keberadaan Mamih yang tampak berdiri mematung tepat di sisi kanan tempat Adri berada saat itu.

"Aduh, Mamih! Ampir copot jantung Adri! Adri kira siapa? Main nongol sembarangan!" seru Adri, terperanjat kaget setengah mati dibuatnya. Semakin menjadi keterkejutan Adri saat mendapati sebuah koper tampak berdiri manis di sisi kanan Mamih.

"Loh, Mamih mau kemana? Pagi-pagi udah bawa koper?" selidik Adri bingung.

"Mau ikut kamu," jawab Mamih singkat.

"Ayo dibuka lagi bagasinya, tolong masukin koper Mamih, ya, Dri." perintah Mamih tanpa peduli respon panik di wajah Adri.

"Maksud Mamih, Mamih mau ikut, gitu? Ngapain sih, Mih, pake ikut segala? Nanti mamih kecapean, loh!

"Lagipula, di sana kan udaranya dingin! Adri takut kalau asmanya Mamih kambuh," dalih Adri demi mengurungkan niatan Mamih.

"Enggak kok, Mamih enggak bakal sakit. Lagian kalo Mamih kenapa-kenapa, kan banyak dokter kenalan Mamih di sana." Tegas Mamih tak ingin dihalangi.

"Lagian, Mamih juga pengen lihat, gimana jalannya acara kita di sana nanti? Sukses, apa enggak? Masa yang punya perusahaan, nggak boleh kepo, sih?" tambah Mamih, dan semakin membuat Adri merasa khawatir.

"Waduh, mati gue kalo Mamih beneran ngikut! Bisa kacau-balau, nih!" gerundel Adri membatin.

"Tapi Mih, Mamih di sana mau nginap di mana? Semua kamar kan sudah dipesan dan dipersiapkan jauh-jauh hari. Adri khawatir Mamih enggak bisa nginap di hotel yang sama dengan Adri.

"Jatohnya, Adri malah enggak bisa fokus kerja karena ngekhawatirin Mamih. Mamih udah makan apa belum, Mamih istirahatnya cukup apa enggak?

"Mamih di rumah aja, ya? Enggak usah ikut, ya Mih? Mendingan Mamih di rumah! Kalo di sini kan, ada Pak Abdul sama Bu Imah yang selalu jagain Mamih," tambah Adri lagi demi menghentikan Mamih.

"Anakku sayang, kasep, raja! Hal kecil kayak gitu mah, enggak usah kamu pikirin, atuh! Pokoknya mah beres! Kamu teh nggak perlu risau apalagi ragu, Mamih juga nggak kalah cekatannya dibanding kamu.

"Mamih sudah reservasi duluan di hotel yang sama tempat kamu nginap. Soal siapa nanti di sana yang nemenin Mamih, itu juga sudah Mamih atur. Mamih sudah ajak Aulia untuk jadi pengawalnya Mamih. Beres, kan? jelas Mamih lalu berjalan ke arah depan, dan langsung masuk kedalam mobil Adri.

Adri menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bingung tak tahu harus berkata apa lagi, demi bisa membuat Mamih mengurungkan niatnya dan tak jadi  ikut pergi ke Bandung.  "Gimana, nih? Saat ini Diana pasti udah nungguin gue. Mati kutu, lo, Dri!" gumam Adri resah.

"Oh iya, gue kirim SMS aja ke Diana! Secepetnya gue harus kasih kabar ke dia, kalo gue enggak bisa jalan bareng sama dia " cetus ide Adri, dan Adri pun segera mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Secara sembunyi dan terburu-buru Adri mengetik pesan singkat di ponselnya.

To Lovely Diana:

"Di, maaf, aku enggak bisa jalan bareng kamu. Saat ini Mamih ada bersamaku dan bersikeras ikut ke Bandung. Kamu ikut rombongan dari kantor aja, ya, Di. Aku harap kamu mengerti."

JODOH PILIHAN MOMMY (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang