Ciuman pertama adalah detak jantung yang bunyinya tak pernah ingin kau dengar lagi. Karena itu membuatmu terbang dan melayang tinggi.
**
"Kapan kau siap?" tanya Ryu sekali lagi. Chelsea masih menahan napas terjebak di bola mata pria itu.
Entah kenapa pikiran dan hatinya mendadak kosong, seakan-akan hanya ada bola mata Ryu yang memesona di sana.
"Ayo, kelas dimulai," ujar seseorang yang tiba-tiba datang dari pintu kelas. Serentak orang-orang yang tadi bermain langsung kembali ke tempat, begitupula Ryu dan lainnya.
Chelsea lega sekali dengan kedatangan sensei, tapi itu tidak bertahan lama.
Setelah hampir pelajaran di mulai sepuluh menit kemudian, Chelsea yang sudah merasa tenang, tiba-tiba dibuat gemetar lagi oleh Ryu.
Pria itu datang dari belakang sambil membawa tas, menghampiri kursi di samping Chelsea yang kosong dan dengan santai ia menaruh tasnya kemudian duduk di samping Chelsea.
Di tengah kicauan sensei, orang-orang langsung terkesiap dengan pergerakan Ryu. Chelsea menoleh cepat dengan kerut samar.
Ai dan Yuki sedikit terkesima dan heran setengah mati.Apa yang ia lakukan? Kenapa tiba-tiba pindah ke sini? Tatapan orang-orang di sekitarnya masih mengamati keduanya, tapi Chelsea tak menghiraukan itu sebelum Ryu mengatakan sesuatu.
"Apa. . .apa yang kau lakukan?" Tak sadar suara Chelsea sedikit gemetar. Ia benar-benar takut kalau pria itu sudah melakukan hal yang tiba-tiba. Seperti. . seperti. . .
"Aku suka padamu," ujar Ryu lantang. Kicauan sensei di kelas menenggelamkan pikiran Chelsea yang membeku. Matanya seketika melebar dan mengerjap sekali lagi.
Apa? Su---suka?
Chelsea tak bergeming, pikirannya mendadak kosong. Orang-orang yang mendengar ucapan Ryu seketika terkesima juga.
"Kau dengar aku atau tidak?" kata Ryu membuyarkan kekosongan pikiran Chelsea. Ia masih tercengang tak sanggup membedakan apakah ini mimpi atau tidak. Wajah Ryu yang sempurna, apakah ini kenyataan atau Chelsea masih tidur.
"A---aku---e---anu. . ."
Dengan sekali gerakan yang pasti dan sudah biasa di lakukan Ryu, pria itu memajukan tubuhnya dan dengan sekali tangkapan ia memiringkan kepalanya sedikit sampai mencapai bibir Chelsea.
Astaga. Ya tuhan. Demi apapun.
Bibir Ryu ada di atasnya sekarang. Mata Ryu terpejam dan persis setelah itu, terdengar gumaman orang yang tiba-tiba berdengung. Sensei di depan sana tertegun sejenak melihat aksi Ryu yang sudah sangat biasa itu. Tapi tidak dengan Chelsea.
Ryu mengangkat tangannya, mengelus pipi Chelsea sebentar, tapi ia terlalu bingung dan takut membalas ciuman Ryu itu. Mata Ryu yang terpejam begitu memesona, Ryu tidak mendorong bibirnya keras, tapi lembut dan pelan, seakan-akan membuktikan kalau kata-kata suka yang tadi dilontarkannya itu benar.
"Lepas!" Dengan sekali hentakan yang keras Chelsea mendorong pundak Ryu menjauh dari hadapannya.
Sekilas, kelas tiba-tiba hening. Semua mata tertuju padanya dan Ryu.
Chelsea malu, takut, kecewa dan bingung. Semua ini terlalu cepat dan. . .dan. . .ciuman itu. . .
"Kau pikir kau melakukan apa?!" pekik Chelsea marah. Napasnya sedikit tersengal dan tanpa sadar matanya terasa panas. Wajah Ryu bukan memesona lagi, tapi menjijikan.
"Aku suka padamu, memangnya kenapa?" sahut Ryu santai sambil memajukan wajahnya lagi hendak mencium Chelsea sekali lagi. Tapi ia langsung mendorong dengan sekali hetakan dan kali ini, air mata Chelsea mengaburkan pandangannya.
"Bukan seperti itu! Kau tak harus melakukan itu!"
Sekarang suasana kelas berubah tegang. Bahkan sensei menikmati pertunjukan itu.
"Lalu bagaimana? Bukankah ciuman adalah cara orang menyatakan perasaannya?" Suara Ryu masih terdengar santai. Chelsea mengigit bibir, benar-benar tak tahan dengan Ryu.
Bajingan! Bajingan!
"Kenapa?" tanya Ryu sekilas. Chelsea baru menyadari kalau ia menatap pria itu dengan tajam.
"Kau---kau telah mengambil ciuman pertamaku!"
Ryu terkesiap, lalu dengan gerak cepat Chelsea memberesi barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas, buru-buru meninggalkan Ryu yang terdiam.
"Sensei maafkan aku," kata Chelsea saat ia melewati pria itu. Sensei mengangguk paham dan membiarkan Chelsea pulang. Walaupun sekarang ia tidak tahu bagaimana cara menghentikkan air matanya.
***
Konbanwa minna-san!!
Setelah sekian lama aku update juga kan?! Hehe
Ini buat Risty yang katanya suka bgt sama cerita ini *makasilo* and buat para silent reader, ayolah tekan itu bintang dibawahh hehe
Kalo di part ini kalian merasa agak aneh, tolong tulis kritiknya ya biar kita sma2 enak bacanya hehe.
Okedeh udah itu aja dlu, next chapnya semoga ga selama ini lagi hehe babai😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Kiss
Teen FictionCompleted. #543 inTeenFiction 30Sept2017 #99 in Romance 3Mar2022 Ryu Otosaka pemilik manik cokelat yang penuh pesona. Bertemu dengan Chelsea, Asuka Matsumoto, gadis dari Indonesia yang sama sekali tidak menyukainya. ©Copyright 2016 Nice McQueen Seri...