Chapter 2 Part 6

1.8K 246 40
                                    

"Bisakah kita bicara?" tanya Ryu ke arah Chelsea yang ada di sampingnya sedang mengeringkan piring yang baru Ryu cuci.

Makan malam lumayan hangat tadi. Walaupun Ryu harus mendapat telepon dari ayahnya karna belum pulang, tapi ia bisa mengatasi itu. Dan dengan mudahnya juga bercengkrama dengan baik bersama ibu Chelsea.

"Kau mendengarku tidak?" tanya Ryu sambil memutar keran air untuk berhenti lalu menatap Chelsea yang termenung.

Langit sudah agak gelap. Ibu Chelsea sedang keluar sebentar menyapa tetangganya untuk keperluan entahlah apa itu.

"Kau ingin bicara apa?" tanya Chelsea dengan suara pelan.

"Kau kenapa?"

Chelsea tak langsung menjawab tapi kemudian dengan menghela napas kecil ia melanjutkan, "aku tak apa."

Ryu membalikan badan dan menatap gadis itu lurus-lurus, seakan ingin mengikatkan sebuah keyakinan di antara percakapan itu.

"Kau berbeda."

Chelsea mencibir, "yang benar saja. Kau bukan siapa-siapa, kau tak tahu aku berbeda atau tidak. Kau belum mengenalku sebaik itu."

Ya, Chelsea benar. Tapi ia tak bisa menghentikan perasaan yang mengatakannya secara langsung.

"Kalau begitu, aku ingin mengenalmu, aku ingin mengetahui dirimu lebih lagi." Suara Ryu terdengar yakin. Terlihat Chelsea agak menegang tapi buru-buru ia membuang muka.

"Apa yang sebetulnya kau inginkan, Ryu?"
Ryu terdiam sejenak, "aku tak ingin apa-apa, aku hanya ingin kau tidak mengacuhkanku begitu saja."

***

Chelsea tertegun. Tak bisa bergerak dan mendadak dadanya terasa sesak.
Apa yang di katakan Ryu baru saja? Apa maksudnya?

"Karna aku benar-benar menyukaimu."

Chelsea semakin membeku, ia hanya mendengar suara Ryu yang serius, walau sekilas ia bisa membayangkan matanya yang memesona sedang mengamatinya dari samping.

"Sebaiknya kau pulang, ini sudah larut." Chelsea beranjak, tak ingin membuat percakapan yang mulai memusingkannya lagi.

"Apa aku adalah ciuman pertamamu?"

Langkah Chelsea mendadak berhenti. Matanya sedikit melebar dan jantungnya berdebar lebih cepat. Tapi ia tidak bisa bergerak. Hanya merasakan kata-kata Ryu semakin meresahkannya.

"Asuka," panggil Ryu. Entah ada angin apa yang membuat Chelsea harus memutar tubuhnya dan menatap wajah Ryu di depannya.

"Apa kau marah karna aku mengambil ciuman pertamamu?"

Apa aku betul-betul marah padanya? Kalau aku marah, kenapa jantungku berdebar begitu keras?

"Aku. . .tidak tahu."

"Kalau begitu. . .aku ingin bertanya padamu," Ryu berjalan ke arahnya dengan gerak lambat. Matanya tak berpaling dari Chelsea, membuat degupan jantungnya semakin keras. Semakin dekat. . .dan dekat. . .

Tangan Ryu terangkat dan sebelah tangannya menangkup pipi Chelsea hangat.

"Apa kau menyukaiku?"

***

Hahaha seru bgt endingnya begitu😂😂 pasti kalian penasaran bet kan wkwk ya semoga aja ada yg msh baca trs penasaran. Btw makasih yg msh stay tune. Smoga next chapnya lebih seru ya.. and jgn lupa bintangnya di pencet ya hehe makasihh😘

Tokyo KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang