Stassy

2K 99 2
                                    

Hatiku sangat hancur. Kenapa Teresa melakukan ini padaku, aku percaya padanya, tapi ia lebih memilih laki-laki yang bernama Ethan, aku akan benar-benar membunuhnya, aku sangat membencinya, dia adalah alasan Teresa berubah. Iya benar. Ini semua karena Ethan. Aku keluar dari kamarku dan aku tidak melihat orang tuaku, bahkan Teresa, aku tahu hari ini dia pergi ke tempat mathematics lesson, Teresa sangat menyukai belajar, dia ingin menjadi Dokter. Sementara aku, aku tak tahu ingin menjadi apa, aku hanya ingin bersama Teresa, hanya itu. Aku pergi ke dapur untuk membuat sarapan, biasannya Teresa sarapan bersamaku. Aku mengambil corn flakes dan mulai memakannya. Aku mendengar suara ketukan pintu dan langsung membukannya, aku yakin itu adalah Teresa, aku akan meminta maaf padanya, aku sangat merindukannya. Namun itu bukan Teresa, melaikan itu Ethan. Apa yang dia lakukan disini, apakah dia mencari Teresa?

"Hai Teresa." Kata Ethan. Apa dia berpikir bahwa aku adalah Teresa? apakah aku benar-benar mirip dengan Teresa? ini sangat menyenangkan bagiku, namun melihat wajahnya membuatku ingin memukulnya sampai wajahnya hancur.

"Aku bukan Teresa." Jawabku dingin.

"Stassy?" Kata Ethan. "Kau stassy?"

"Apa urusanmu?" Tanyaku. Astaga aku ingin sekali memukulnya sekarang juga, aku ingin dia mati.

"Apakah Teresa ada di rumah?" Tanya Ethan gugup, dia pasti sangat aneh melihat wajahku yang benar-benar terlihat seperti ingin membunuh dia.

"Tidak." Jawabku singkat.

"Dia berkata kepadaku bahwa aku harus menunggu di rumahnya karena sebentar lagi dia akan datang." Kata Ethan

"Baiklah." Kataku singkat. Jadi sekarang Teresa ingin membawa dia kerumah kita berdua, rumah tempatku dan Teresa di besarkan. Apa Teresa ingin membalas dendam padaku? Apa dia sengaja melakukan ini? Apa dia ingin membuat hatiku terluka? Ia masuk dan duduk di ruang tengah, ia terus memperhatikan aku yang terus mengutak-atik TV. Aku mendengar dia sedikit tertawa.

"Kenapa kau terlihat kesal?" Tanya Ethan.

"Sekarang kau baru tersadar." Jawabku.

"Apakah aku melakukan kesalahan?" Tanyanya lagi.

"Kau tahu apa yang telah kau perbuat, kau merebut hati kembaranku dan aku sangat membencimu." Kataku yang setengah berteriak padanya.

Ia tertawa. "Apa aku sejahat itu?" Ia kembali tertawa.

Aku tahu mukaku memerah karena marah, apa dia pikir ini lucu, ini soal aku dan Teresa, mengapa dia menganggap ini lucu?

"Apa yang lucu?" Teriakku padanya.

"Wow, kenapa kau begitu marah? Aku hanya bercanda." Katanya yang masih tersenyum padaku. "Kau sangat lucu."

Apa dia baru memujiku? Dia adalah laki-laki yang pertama memujiku walaupun dia bukan laki-laki yang pertama yang memujiku dengan Teresa.

"Jangan bilang begitu," kataku. " aku bisa memukulmu sampai wajahmu hancur."

"Benarkah?" Kata Ethan. "Kau menarik."

Kali ini dia benar-benar membuat mukaku semerah ikan lobster. "Akan ku bunuh kau." Kataku yang langsung menarik kerah bajunya namun saat aku tengah ingin memukulnya ia sudah menahan tanganku terlebih dahulu, mataku bertemu dengan mata hijaunya. Deg. Hatiku berdekup sangat kencang, aku tidak pernah di tatap sebelumnya dengan laki-laki.

"Kenapa kau menatapku seperti itu bodoh" makiku padanya.

"Aku tidak menatap kamu, aku hanya memperhatikan kamu." Kata Ethan dengan nada yang santai.

"Itu sama saja." Teriak ku padanya.

"Ohh begitu." Jawabnya datar. Kenapa dia sangat bodoh, dia benar-benar memalukan. "Aku ingin meminta bantuan padamu?"

"Apa?" Tanyaku ketus.

"Maukah kau mengantarku ke mall besok?2 hari lagi adalah hari valentine, aku ingin memberikan sesuatu untuk Teresa,kau kan kembarannya pasti kau tahu akan segala hal tentang dia, iya kan?"

"Ohh jadi kau memanfaatkan aku?" Tanyaku padanya "Memang seberapa kaya kamu? Sampai-sampai baru berpacaran pun kau harus membeli sesuatu untuk Teresa" cibir ku padanya.

"Aku tidak memanfaatkan kamu manis, aku hanya ingin membuat Teresa bahagia," ia tersenyum padaku.

"Jangan panggil aku manis, aku bukan manis mu." Teriakku lagi padanya. Aku selalu benci laki-laki, mereka semua bodoh.

Ia tertawa terbahak-bahak "kau tahu aku sangat suka membuatmu marah, kau sangat lucu."

"Diam kau, atau ku hajar." Pekikku padanya.

"Jadi bagaimana?" Tanya Ethan.

"Jika itu membuat Teresa senang, apapun akan ku lakukan." Kataku. Aku mendengar suara decitan pintu depan terbuka. Teresa pasti sudah pulang, aku sangat merindukannya.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang