Stassy

1.1K 52 0
                                    

Bufayakan vote sebelum baca ❤️

"Berhenti menangis." Kata Teresa. "Tolong berhenti."

Lalu Teresa merangkul tangganya di sekitarku. Dia merangkulku seperti bayinya. Aku terlihat menyedihkan, tetapi aku merasa luar biasa.

"Tapi kita sekolah melarangnya bukan?" Bisik Teresa. Dia mencium puncak kepalaku. Saat Teresa menciumku aku merasa bahwa aku adalah saudara kembar paling bahagia di dunia, aku merasa lengkap, aku merasa ada. Suatu hari nanti Teresa akan bersama orang lain. Dan karena piercing yang bertulis nama kita aku pasti akan merasa aman.

"Aku sudah menemukan orangnya, kau tidak perlu takut." Kataku.

***

Teresa yang pertama di piercing Dia pengen piercingitu  dengan tulisan yang kecil. Dia ingin agar mudah di ditutup dengan rambut, tapi aku tidak peduli. Tapi piercing itu bakal tetap berada di sana. Teresa mengucir rambutnya Lalu dia menutup matanya. Aku memandang kulit putih mulusnya.

"Twin number one," kata tukang piercing.

Aku berharap tukang piercing itu tidak menyentuh Teresa. Dia adalah pria terjelek yang pernah aku lihat. Dia memiliki tattoo naga merah di tangannya. Darah kecil keluar dari daun telinga Teresa. Aku tidak tahu bahwa itu akan ada darah. Tukang piercing itu terus menggelapnya. Kakiku mulai bergetar.

"Apa itu sakit?" Kataku yang sambil mengelus kepalanya lembut. "Apakah sakit?"

Teresa tidak bilang apa-apa, dia hanya terdiam.

"Selesai." Kata tukang piercing. "Twin number two."

"Tidak terlalu buruk." Kata Teresa dengan senyum palsunya. Aku mengucir rambutku. Lalu aku melihat kembaranku yang sangat cantik. Itu sangat gila betapa aku sangat suka melihat kembaranku.

"I'm ready." Kataku. Aku sangat takut. Aku penasaran kenapa Teresa tidak takut. Aku berharap Teresa mengengam tanganku, tetapi dia sibuk membaca bukunya.

"Aw!" Teriakku. Mataku mengeluarkan air mata saat jarumnya menusuk kulitku. "Ini sangat sakit. Kamu tidak bilang padaku. "Teresa ini hurt as hell."

Teresa duduk di kursi plastik, dia menyisir rambutnya. "Drama queen, aku tidak menangis aku juga tidak complain." Kata Teresa

Aku mencoba untuk diam, tetapi tubuhku mulai bergetar. Lalu aku muntah. Aku bisa merasakan tukang piercing itu lompat dari kursinya

"Hey twin number one," kata tukang piercing. "Lebih baik kamu bersihin muntah ini bila kamu ingin aku cepat selesai."

"Its okay, aku akan melakukannya."

Aku benci pria itu.

Teresa mencium puncak kepalaku. Lalu dia membersihkan muntahanku. Aku merasa bersyukur Teresa menciumku. Dia mencintaiku. She did. Kita saling menyanyangi. Dan sekarang aku bisa kuat. Sekarang aku punya tujuan: tukang piercing itu tidak akan menyakiti kita, aku akan membunuh dia sebelum dia menyakiti Teresa. Aku tidak peduli harus menghabisi sisa hidupku di penjara untuk melindungi kembar indentiku. Bagianku yang lainnya.

"Done." Kata tukan piercing.

"Hooray!" Aku bersorak bahagia. Aku merasa pusing,lega, dan bahagia. Sekarang kita tidak akan terpisahkan. Hanya ada TERESA dan STASSY.

"I love you. Kataku.

"Kita adalah sisters," kata Teresa. "Kembar indentik. Kamu tidak perlu bilang seperti itu. Itu adalah fakta."

"A given." Kataku.

"A given." Teresa mengangguk.

Jangan lupa vote dan comment ❤️ love you guys

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang