Aku berlari mengikuti Ethan, ada banyak pertanyaan yang berputar di dalam pikiranku : kenapa Ethan peduli padanya? Kenapa Ethan mengejar Stassy? Apa yang mereka sembunyikan dariku? Aku mencoba mencari jejak Ethan, dan tentu saja aku terkejut melihat mereka berdua, di atas rumah pohon dengan pengakuan cinta. Mereka terkejut melihatku, Stassy spontan melepaskan pelukan Ethan. Ternyata selama ini mereka menyembunyikan sesuatu dariku. Stassy menghinatiku, Ethan juga. Aku berlari sekencang mungkin, dadaku sakit akibat menangis, hatiku hancur. Stassy mengejarku dari belakang, ia terus memanggil namaku, aku tidak tau harus berlari kemana, namun instingku terus berkata untuk terus berlari. Aku melihat sebuah cahaya besar didepanku, aku sempat berpikir beberapa saat, dan ternyata itu adalah sebuah mobil truck, dan mobil itu sudah terlalu dekat, aku sudah tidak bisa berlari lagi, jaraknya terlalu dekat, lalu aku merasa seseorang tengah mendorongku. Dan aku tidak ingat apa-apa lagi.
***
Aku membuka mataku, rasanya begitu berat, kepalaku terasa sakit, untuk beberapa saat aku merasa bingung aku ada di mana, dan ternyata aku ada di rumah sakit. Kepalaku terlalu sakit untuk berpikir apa yang terjadi. Aku melihat kedua orang tuaku di sana, Ethan juga, namun aku tidak melihat Stassy, dimana dia?
"Ibu dimana Stassy?" Tanyaku.
"Tolong Teresa, jangan bicara dulu." Kataku ibuku dengan tersenyum bahagia. Ayahku langsung berteriak memanggil Dokter.
"Dia tidak apa-apa." Kata Dokter. "Kau hanya perlu beristirahat."
"Ada apa ini?" Tanyaku. "Dimana Stassy?"
"Stassy...." Kata ibuku ragu.
"Kenapa dia!" Terriaku panik. "Ada apa dengannya? Ibu! Ayah! Jawab."
"Stassy masih berada di ruang ICU." Kata Ayahkudengan nada sedih.
Aku langsung berdiri dari tempat tidurku, aku berlari sekencang mungkin, aku bertanya keberadaan Stassy kepada setiap perawat yang aku lewati. Lalu aku menemukannya. Dia terbaring lemah dengan alat-alat yang menempel di tubuhnya. Air mataku mulai menetes, aku menagis karena Stassy, kembar identikku. Aku memasuki ruangan itu. Dia terlihat sangat pucat, bahkan wajahnya pun tidak menunjukan raut wajah bahagia Stassy. Dia hanya terdiam dan menutup matanya damai. Aku mengengam tangannya. Lalu aku mencium puncak kepalanya lembut, biasanya dia selalu tersenyum kepadaku, namun kali ini dia hanya tidak menunjukan reaksi apapun.
"Stassy?" Panggilku. "Aku merindukanmu, aku mohon, bagunlah."
Ia hanya terdiam.
"Stassy!" Terriaku. "Aku mohon bangunlah!" Aku mulai mengoncangkan tubuhnya. Aku terkesiap karena Ayahku langsung menarikku, aku menangis dipelukannya.
"Ayah kenapa Stassy tidak bangun?" Kataku. "Kenapa?"
Ayahku hanya terdiam, sementara ibuku terus menangis. Kenapa ini semua terjadi? Ini semua salahku, Stassy celaka karena aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
Fiksi UmumApakah kalian pernah membayangkan terlahir menjadi kembar? Orang yang benar-benar mirip dengan kita? Jika pernah mungkin cerita ini akan membuat kalian benar-benar merasakan memiliki kembaran. Teresa dan Stassy.si kembar identik yang berambut pirang...