Stassy

1.4K 58 0
                                    

Jadi karena kepanjangan aku tambahin lagi part Stassy, semoga kalian suka dan budayakan vote sebelum baca ❤️

"Ayo ikut denganku." Kata Ethan yang langsung melompat ke bawah.

"Kemana?" Tanyaku ketus.

"Ikut saja." Kata Ethan "kau tidak akan turun?"

"Jika aku turun lewat situ maka aku bisa mati!" Kataku yang sudah benar-benar pusing karena perkataannya, dia selalu membuatku kesal setiap saat, rasanya aku ingin meledek sekarang juga.

"Begitu." Kata Ethan dengan sikap tenang yang ditampilkannya namun walaupun dia tenang itu semakin menambah kemarahanku.

"Kenapa kau diam saja idiot?" Teriakku padanya.

"Aku hanya berpikir sebenerannya kau jadi atau tidak lewat sini." Kata Ethan yang semakin membuatku kesal.

"Baiklah aku akan lewat sini, dasar kau orang aneh!" Kataku sambil melompat dari balkon kamarku. Balkon kamarku tidak terlalu jauh dari dasar, jadi itu cukup mudah bagiku.

"Kau benar-benar penuh kejutan Stassy." Kata Ethan.

Aku dan Ethan pergi menggunakan sepedah nya. Kami berhenti di tempat yang sangat ramai.

"Sebenarnya ini apa?" Tanyaku pada Ethan.

"Selamat datang di carnaval." Kata Ethan yang sambil tersenyum padaku.

Aku melotot. "Kenapa kau membawaku kesini keparat!" Kali ini aku benar-benar marah padanya. Ethan hanya mengangkat satu alis matanya, sifatnya itu benar-benar membuat orang tidak tahan untuk meneriakinnya. Kenapa Teresa mau berpacaran dengan orang bodoh seperti Ethan?

"Aku membawamu kesini untuk membuatmu tidak agresif terus, mungkin kau terlalu sering diam di kamar jadinya kau selalu agresif." Kata Ethan

"Aku bukan hewan bodoh!" Teriakku padanya.

Ia tertawa terbahak-bahak. "Aku tidak bilang kau hewan tapi kau menyadarinnya sendiri." Kata Ethan yang masih tertawa di sela-sela ucapannya. Mukaku memerah menahan amarah "ayolah ikut denganku." Kata Ethan. Kami melewati kerumunan orang, carnaval ini sangat ramai, bahkan aku tidak bisa melihat celah sedikitpun. Ethan mulai menghilang diantara kerumunan.

"Ethan." Kataku dan reflek menarik tangannya. "Apa?" Tanya Ethan datar sambil menoleh ke arahku. "Dan kenapa kau memegang tanganku?" Ia menyipitkan matanya. Aku langsung menarik tanganku kembali. Wajahku memerah, dan aku mengigit bibirku menahan rasa malu.

"Apa kau takut kita berpisah?" Tanya Ethan dengan senyum genit hasnya.

"Tidak, Aku hanya ingin memberi tahumu bahwa ada permainan tembakan." Kataku, untung saja aku melihat permainan itu di depan mataku jika tidak aku akan menanggung malu yang sangat besar.

"Ohh begitu," kata Ethan. "Kau ingin coba?"

"Kau menantangku?" Tanyaku.

"Tidak, aku hanya bertanya." Kata Ethan dengan nada yang santai, sekarang dia benar-benar suka membuatku dalam keadaan malu.

"Baiklah aku menantangmu keparat!"  Teriakku padannya, sepertinya aku harus pergi ke dokter untuk memastikan bahwa pita suaraku dan darahku baik-baik saja, jika aku terus bersamannya maka aku akan memiliki kerusakan pada keduannya.

"Baiklah." Jawab Ethan santai. "Jika kau kalah kau harus mengikuti aku sepanjang di carnaval ini, dan jika aku kalah maka aku akan mengikutimu di sepanjang carnaval ini, bagaimana?"

"Setuju." Kataku. Aku tidak bodoh dalam bermain tembakan. Dulu aku sering pergi ke tempat ini bersama orang tuaku dan Teresa, aku selalu mengikuti permainan ini untuk mendapatkan boneka untuk Teresa, ia selalu senang jika aku mendapatkan boneka untuknya namun sekarang orang tuaku dan bahkan Teresa tidak mau ke tempat ini lagi, mereka sudah sibuk dengan dunianya masing-masing. Aku dan Ethan mulai memainkan tembakan, syarat permainannya adalah kau harus mengarahkan peluru ke tengah sebanyak 3 kali dan jika kau berhasil kau menang. Aku menembakan peluruku dan sasaranku sangat tepat.

"Yes, aku berhasil, giliranmu tuan sombong." Kataku.

"Baiklah." Kata Ethan. Ia mulai mengarahkan tembaknnya namun ia meleset.

"1-0." Kataku. Aku kembali mengarahkan peluruku namun kali ini aku meleset. Ethan hanya tertawa melihat tingkahku, sekarang aku benar-benar tidak peduli jika dia mentertawakan aku, aku hanya fokus untuk menang. Ethan menembakan pelurunya dan benar saja kali ini dia berhasil.

"1-1." Kata Ethan yang sambil tersenyum licik kepadaku, aku menanggapinya hanya dengan menggerlingkan mataku.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang