prolog

62.1K 3K 492
                                    

Seorang gadis baru saja turun dari sebuah mobil, langkah kaki jenjangnya membawanya ke depan sebuah gerbang menuju gedung yang selama beberapa bulan ini menjadi tempatnya untuk menuntut ilmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis baru saja turun dari sebuah mobil, langkah kaki jenjangnya membawanya ke depan sebuah gerbang menuju gedung yang selama beberapa bulan ini menjadi tempatnya untuk menuntut ilmu. Wajahnya yang semula tertunduk pun mendongak memperlihatkan sebuah senyum manis di bibir ranumnya. Ah, rasanya sudah tak sabar ingin menemui mereka, pikirnya sambil menelusuri Sekolah lebih dalam lagi. Pagi ini koridor sekolah telah ramai dengan para siswa dan siswi dengan segala aktivitas mereka. Ada yang tengah piket, mengerjakan tugas yang belum selesai, bercanda di koridor dan sebagainya.

Beberapa pasang mata nampak memandanginya sambil berbisik-bisik. Ia memamng terbilang murid baru namun dirinya dan sahabat-sahabatnya sudah lumayan terkenal di Sekolah ini. Bukan terkenal dengan prestasi sih, mereka di kenal karena sering membuat ulah di Sekolah yang sebenarnya tak patut untuk di banggakan. Bukannya apa-apa terkadang karena terlalu suntuk belajar ia dan kawan-kawannya sering membolos pelajaran, tapi hey bukankah hal tersebut masih pada taraf wajar? Mereka sama sekali tak mengunakan barang haram seperti narkoba atau bermain di club hingga terjerumus sex bebas. Mungkin guru konseling di sekolah mereka saja yang terlalu berlebihan­—juga para penyebar gossip yang hobby mengarang-ngarang cerita-. Berbicara tentang sahabat-sahabatnya, sepertinya sejauh mata gadis itu memandang ia sama sekali belum menemukan batang hidung dari salah satu sahabatnya.

"Eonnie!." teriakan nyaring itu mengema di seluruh koridor. Ia pun dengan segera berbalik dan menemukan presensi seorang gadis dengan rambut berwarna orange yang di ikat kuda yang langsung memeluknya dengan erat.

 Ia pun dengan segera berbalik dan menemukan presensi seorang gadis dengan rambut berwarna orange yang di ikat kuda yang langsung memeluknya dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi Rosé eonnie." ucapnya gembira.

"Pagi Lisa-ya." balas gadis itu sambil melepaskan pelukan Lisa.

Lalisa Manoban atau biasa di panggil Lisa. Ia merupakan sosok yang ceria, cerewet dan sedikit childish, ia juga merupakan maknae atau yang termuda di antara aku dan sahabat-sahabatku yang lain. Jika kalian perhatikan wajahnya agak berbeda di bandingkan wajah orang korea ke banyakan karena sebenarnya Lisa berasal dari Thailand. Sang ayah memutuskan meninggalkan Thailand dan tinggal di Korea semenjak kematian ibu Lisa saat Lisa berumur 6 tahun. Tetapi, semenjak kematian sang ibu, sang ayah mulai berbeda. Ia seperti membenci Lisa tanpa sebuah alasan yang jelas. Lisa selalu mendapat perlakuan berbeda dari sang ayah yang lebih menyayangi adiknya, Bambam Manoban. Aku dan Lisa sudah bersahabat semenjak bangku sekolah dasar. Maka dari itu aku sangat mengerti dirinya di bandingkan yang lain begitupun sebaliknya.

We Are : BlackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang