Chap 2

21.1K 1.7K 37
                                    

Suara kicauan burung terdengar gaduh bersahut-sahutan di luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kicauan burung terdengar gaduh bersahut-sahutan di luar. Sinar mentari nampak masuk dengan bebas dari balik tirai yang tersikap. Udara dingin bahkan sudah tak segan untuk menyapa  bagian tubuh yang tak terhalangi oleh selimut yang letaknya sudah tak tahu ada dimana. Tiga orang gadis yang semula tertidur dengan pulas pun perlahan merasa gusar dan membuka kelopak mata mereka.

Mengerjap-ngerjap menyesuaikan intensitas cahaya yang memasuki retina mereka. Wangi harum dari arah dapur mampu membuat ketiganya bangkit dari kasur mereka. Di meja makan nampak sarapan yang tengah di tata oleh Jisoo.

"Sudah bangun?, kalau kalian mau sarapan gosok gigi dan cuci muka terlebih dahulu" ucap Jisoo sambil tersenyum manis saat menyadari kehadiran ketiga sahabatnya yang nampak masih setengah sadar.

"Mamah, aku sudah lapar" rengek Lisa.

"Kalau begitu gosok gigi dan cuci mukamu terlebih dahulu" ucap Jisoo. Lisa mengerucutkan bibirnya lucu.

Rosé langsung mendorong Lisa menuju kamar mandi sebelum gadis itu kembali merengek. Ia ingin paginya kali ini berjalan lebih tenang.

"Ji-"

"Kau juga Jennie-ya, jangan bertingkah imut di hadapanku itu sudah tak mempan sekarang" potong Jisoo. Jennie langsung mengerucutkan bibirnya lucu seperti yang dilakukan Lisa. Ia pun berjalan ke arah kamar mandi dengan sedikit menghentak-hentakkan kakinya.

Tak lama satu persatu dari kami keluar dari toilet dan duduk bersama di meja makan. Setelah berdoa kami langsung melahap sarapan yang dibuat oleh Jisoo. Tentunya sarapan pagi kali ini pun di selingi oleh canda dan tawa, meski sesekali Jisoo menegur.

"Habis ini, ayo kita lari pagi" ajak Jennie sambil mengambil kimchi lobak dengan sumpit dan memakannya dengan lahap bersama nasi.

"Boleh juga, lihatlah badanku mulai terlihat gemuk" balas Jisoo.

Rosé dan Lisa sama-sama mengangukan kepala pertanda setuju dengan usulan Jennie. Lalu kami kembali larut dalam sarapan kami masing-masing.

Sesuai permintaan Jennie, kami pergi keluar rumah untuk lari pagi. Kami saling melempar canda dan tawa di sepanjang jalan yang kami lewati. Hingga langkah kami terhenti, saat sebuah mobil mewah menghadang langkah kami. Jisoo nampak memutar bola matanya malas.

Tak lama pintu mobil terbuka menapakkan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat anggun dan cantik di usia senjanya ini. Jangan lupakan para bodyguard bertubuh kekar yang berada di sebelah kiri dan kanan wanita paruh baya tersebut.

"Sudah berapa kali Ibu dan ayah katakan, jangan bergaul dengan orang-orang yang tidak sederajat seperti kita" ucap wanita paruh baya tersebut sambil menatap kami bertiga dengan pandangan meremehkan.

"Ibu, mereka sahabatku bukan or-" ucapan Jisoo terhenti begitu wanita paruh baya itu menempelkan jari telunjuk dibibirnya.

"Mereka memberi dampak buruk untukmu, Jisoo-ya"

We Are : BlackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang