Lisa sedari tadi termenung di lobby sekolah. Mata gadis itu tak lelah memandang semua siswa dan siswi yang berlalu lalang, namun sosok yang di tunggunya sedari tadi belumlah muncul. Bisik-bisik dari siswa dan siswi yang melewatinya membuat gadis itu mengenakan tudung jaketnya yang menutupi hampir sebagian wajahnya. Ia tahu orang-orang itu pasti jijik melihat segala luka lebam juga luka baru di sekujur tubuh dan wajahnya.
Semalam, setelah berjalan tanpa arah yang pasti. Lisa pada akhirnya kembali menginjakkan kaki di rumahnya. Ia tak mungkin datang ke basecamp, ia cukup tahu diri bahwa Jennie tak akan menerima kehadirannya. Maka serangkaian penyiksaan harus kembali ia lewati ketika sang Ayah pulang dalam keadaan mabuk berat.
"Lisa-ya" Suara yang paling ingin ia hindari itu membuat Lisa mendongak.
Gadis itu langsung memalingkan wajah kala matanya menemukan presensi Min Yoongi. Pria itu hendak mengengam tangan Lisa namun langsung di tepis kasar oleh gadis itu. Bahkan Lisa memundurkan langkahnya guna menjaga jarak dengan pria pucat itu.
"Mau apalagi kau? Apa tak puas kemarin kau merusak segalanya? "
Yoongi mengeram pelan, di tatapnya Lisa dengan lekat, "Aku bahkan tak mengetahui bahwa Jennie menyukaiku. Mengapa kau menyalahkanku terus?" ucapnya terdengar frustrasi.
Lisa terdiam tak tahu harus merespon seperti apa. Ia memang tak seharusnya menyalahkan Min Yoongi atas semua hal yang terjadi padanya juga persahabatannya. Ia seharusnya menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu gampang terbuai dengan perasaanya sendiri.
"Wah, apa-apaan ini?. Pagi-pagi sudah di suguhi pemandangan menjijikan seperti ini?" Ucap Jennie yang entah sejak kapan sudah berada di antara Lisa juga Yoongi.
"Jennie-ssi,"
"Yoongi-ssi bisakah kau pergi?. Ini urusanku dengan Jennie eonnie" ucap Lisa.
Yoongi mendengus pelan, tetapi pada akhirnya pria itu lebih memilih pergi. Jennie berdecak malas dan ingin melangkah menjauhi Lisa namun dengan segera Lisa menahan tangan Jennie. Jennie memekik terkejut dan dengan kasar mendorong Lisa hingga gadis itu jatuh tersungkur.
"Berani-beraninya kau memegang tanganku! " bentak Jennie.
Lisa terkejut, belum pernah sama sekali Jennie membentaknya. Kakaknya selalu memperlakukannya dengan lembut. Susah payah Lisa berdiri, memandang lirih sang Kakak yang bahkan tak sudi menatap wajahnya.
"Eonnie aku minta maaf"
"Aku tak memerlukan permintaan maafmu. Apa mulutmu itu hanya bisa mengatakan maaf, maaf dan maaf!. Kau tak memiliki kata-kata lain apa?"
"Eonnie, kemarin hanya salah paham"
"Dengarkan aku Lisa-ssi aku sudah tak dapat di tipu dengan wajah sok polosmu itu. Tetapi jangan gunakan kepolosanmu itu untuk menjebak Rosé juga. Kau menjijikan"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are : Blackpink
FanfictionKisah ini bercerita tentang sebuah pengorbanan. Pengorbanan keempat gadis cantik untuk sebuah ikrar berharga bernama 'persahabatan'. Yang membangkitkan sebuah tembok kokoh yang melindungi mereka dari segala rasa sakit yang sungguh menyiksa. Karna ta...