Chap 18

8.8K 812 50
                                    

Malam yang penuh dengan jeritan serta lelehan air mata akhirnya telah usai seiring sang mentari yang beranjak naik dengan malu-malu dari peristirahatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam yang penuh dengan jeritan serta lelehan air mata akhirnya telah usai seiring sang mentari yang beranjak naik dengan malu-malu dari peristirahatannya. Mata bulat Lisa perlahan terbuka dari tidurnya yang terasa tak nyaman—berjongkok disudut rumah dengan kepala tertunduk—. Ia meringis pelan ketika pening mendera kepalanya, juga rasa nyeri akibat lebam-lebam yang di hasilkan oleh sang ayah.

Semalam ayahnya benar-benar selayaknya orang kesetanan, memukuli Lisa tanpa ampun dengan rotan bahkan ketika Lisa memohon-mohon dan bersujud di bawah kaki pria itu, sang ayah tetap terus menyiksanya menumpahkan segala amarahnya pada Lisa. Bahkan pria itu dengan teganya membenturkan kepala Lisa ke lantai, lantas menyeretnya menuju pojok kamarnya melarang keras Lisa untuk tidur di atas kasur empuknya jika gadis itu tak ingin di siksa lebih jauh.

Lisa memandang ke sekeliling, mencoba mencari presensi sang ayah. Setelah di rasa aman dengan langkah terseok ia berjalan kearah sebuah cermin yang sudah tak berbentuk sama seperti hatinya saat ini. Tanpa sadar air mata menuruni pipinya yang nampak bengkak, mendapati refleksi dirinya yang begitu mengerikan. Gadis itu mengusap air matanya kasar meski pun meringis ketika tangannya tak sengaja menyentuh memar-memar di wajahnya.

"Kau akan baik-baik saja Lisa-ya, jangan cengeng!" gumamnya pelan dan memaksakan seulas senyuman meskipun terdapat luka sobek dibibirnya.

Dirinya pun memasuki kamar mandi dengan langkah terseok, ia harus menyambut hari dengan bahagia bukan?.

¤¤¤

Lisa langsung mengenakan tudung hoodienya tatkala kakinya memasuki area sekolah. Gadis itu berjalan menunduk, sebisa mungkin menghindari tatapan jijik dari orang-orang yang melihat kaki penuh memarnya. Bahkan beberapa ada yang secara gamang menjelekkannya, berkata sinis serta membuat praduga negatif tentang dirinya.

"Lisa-ya" sebuah suara berat memasuki gendang telinga Lisa. Tubuh gadis itu terasa kelu dan susah sekali untuk digerakkan. Indra pendengarannya semakin tajam mendengar suara sepatu yang mendekati dirinya.

Tidak, pria itu tidak boleh menemuinya dalam keadaan seperti ini. Tanpa mempedulikan kakinya yang berdenyut nyeri, Lisa langsung berlari menjauhi pria yang mungkin sudah hampir menggapainya. Lagi-lagi indra pendengarannya dapat menangkap langkah kaki memburu yang mengikuti langkahnya. Lisa semakin ketakutan dan tanpa sengaja tersandung tali sepatunya yang sialnya terlepas disaat tak tepat seperti ini. Suara debuman terdengar jelas, Lisa meringis saat kakinya lagi-lagi merasakan sakit dan juga ngilu.

"Lisa-ya!" Lisa mendongak mendengar suara lembut penuh kekhawatira itu, di hadapannya berdiri Rosé yang langsung membantunya untuk bangkit dan membantu Lisa untuk menahan berat tubuhnya sendiri.

Dengan ketakutan Lisa mengengam lengan Rosé kuat dan sedikit berbisik ke arah kakaknya itu, "Bawa aku, kumohon bawa aku pergi".

Rosé mengernyitkan dahinya bingung, tetapi kernyitan itu langsung sirna saat matanya menatap Min Yoongi yang tengah berlari dengan muka penuh kekhawatiran mengarah ke arahnya dan juga Lisa yang semakin gemetar ketakutan. Rosé pun dengan segera memapah gadis rapuh itu ke ruang kesehatan yang tak terlalu jauh dari tempat Lisa terjatuh.

We Are : BlackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang