Seorang gadis nampak membuka mata indahnya yang semula terpejam. Ia menatap kearah penjuru ruangan yang ramai atau lebih tepatnya terlihat panik. Jisoo yang tengah mengobrol serius dengan Ayahnya, Bibi Kim dan juga seorang Paman yang tak diketahui oleh Rosé, Lisa yang mondar-mandir sambil mengigiti kukunya, kedua orangtuanya serta Jimin yang hanya menatap kegaduhan dihadapannya dan Chanyeol yang sibuk menenangkan keadaan.
Tak ada satupun orang di ruangan tersebut yang menyadari bahwa sosok Rosé telah terbangun dari tidurnya. Sayup dapat Rosé dengar percakapan di antara orang-orang tersebut mengenai sosok Kim Jennie.
"Kita harus segera menghentikan segala kesalahpahaman ini Bibi. Aku tak ingin terus membiarkan Jennie terjerumus makin dalam dalam dunia seperti itu" Jisoo mengengam bahu Bibi Kim yang hanya tertunduk lesu, sorot matanya seolah memberikan keyakinan serta kekuatan pada bibi Kim.
"Tapi, apa Jennie mau menerima kenyataanya?. Ia terlalu keras kepala Jisoo-ya"
"Kalau begitu biar aku pukul bokongnya sampai ia sadar"
"O-oppa" lirih Rosé yang berhasil menghentikan segala kegaduhan yang terjadi.
Chanyeol yang merasa dipanggil pun menghampiri sang adik, "Kenapa? Apa ada yang sakit?" tanyanya sambil mengelus lembut rambut Rosé.
Rosé mengelengkan kepalanya pelan, "Ada apa?" tanyanya.
"Tidak ada apa-apa, kau tak perlu khawatir eonnie" sahut Lisa cepat
"Kami akan pergi sebentar untuk membelikanmu buah-buahan, kami tak akan lama" ucap Jisoo sambil tersenyum.
"Jangan membohongiku, kalian ingin bertemu Jennie eonnie 'kan?" ucap Rosé.
"Tidak, kami benar-benar hanya ingin membelikan buah untukmu" ucap Jisoo
"Di nakasku sudah ada buah-buahan eonnie, kau baru membelinya kemarin. Aku mohon jangan bohongi aku, biarkan aku ikut dengan kalian" ucap Rosé.
Semua orang disana menghela napasnya, mereka ternyata tak bisa mengelabuhi Rosé. Tapi, tetapm saja mereka semua tak mungkin turut membawa Rosé bersama mereka mengingat kondisinya yang semakin menurun tiap harinya. Lagipula, gadis itu sudah cukup banyak andil dalam mempererat hubungan yang semula merengang, sekarang giliran Jisoo juga Lisa yang harus turun tangan.
"Hey, percayalah padaku dan juga Lisa kami dapat kembali merangkul Jennie dan memperbaiki segalanya. Kau hanya harus fokus pada pengobatanmu, kau harus segera di oprasi dan jangan menolaknya lagi Rosé-ya" lirih Jisoo sambil mengusap pelan tangan ringkih Rosé, dirinya tak sanggup menatap mata sang adik yang nampak berair.
"Jisoo-ssi benar Rosé-ya, kau harus memperhatikan kondisimu saat ini" ucap Jimin menimpali.
"Mengapa kalian tak mengerti?. Aku mungkin nampak lemah di luar tetapi Jennie eonnie ia lemah di dalam dirinya sendiri. Kondisinya lebih buruk daripada diriku. Aku mohon biarkan aku melihat Jennie eonnie untuk terakhir kalinya" isak Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are : Blackpink
FanfictionKisah ini bercerita tentang sebuah pengorbanan. Pengorbanan keempat gadis cantik untuk sebuah ikrar berharga bernama 'persahabatan'. Yang membangkitkan sebuah tembok kokoh yang melindungi mereka dari segala rasa sakit yang sungguh menyiksa. Karna ta...