Malam harinya di dalam kamar Alexa berbaring dan menatap langit-langit kamarnya, dari dia jam yang lalu Jefri telah menghubunginya, tetapi Alexa tak berniat untuk membuka salah satu pesan dari Jefri. Alexa masih memikirkan apa kata Adya kalau jawaban pesannya untuk Jefri adalah 'memberi harapan'. Alexa masih bingung apakah Jefri benar menyukainya apa hanya basa-basi menghubunginya. Kemudian ponsel Alexa pun bergetar di sampingnya saat melihat layar ponsel.
Sebuah tulisan dengan nomor tak dikenal, Alexa tidak berani membukanya. Karena ayah Alexa selalu berkata kalau nomor tak dikenal jangan diangkat siapa tahu pencuri atau penjahat. Akhirnya nomor itu ter-reject. Tak lama nomor itu menelpon lagi, Alexa tidak mau mengangkatnya akhirnya ia membiarkannya terus. Sampai satu jam kemudian nomor itu terus-terus menelpon Alexa dan membuatnya menjadi risih. Akhirnya Alexa pun mencoba mengangkat telpon dari orang tak di kenal.
"Halo?" Tanya Alexa
"Halo?! Alexa ya?"
"Ini siapa ya?"
"Ini gue Jefri, gue kira ini bukan nomor lo soalnya gak diangkat"
"Lo dapet nomor gue dari mana?"
"Adya"
"Ooo.. mau ngomong apa?" Alexa mengigit bibir bawahnya dari tadi karena sangat gugup
"Kok direct gue gak dijawab sih? Malu ya apa bingung cari kata-kata?"
"Enggak kok"
"Terus kenapa? Gue takut tau lo kenapa-napa gak jawab direct gue"
"Tadi gue ada sodara, ga sempet buka hape. Barusan baru selesai" kata Alexa yang membuat alasan palsu
"Ooo berarti cape dong?"
"Ga juga sih"
"Yaudah deh, maaf kalo gue tadi ganggu. Lo pasti pengen tidur besok masih sekolah, masih ketemu gue oke? Bye!"
"Bye"
Entah kenapa sekarang Jefri sangat perhatian dengan keadaan Alexa, Alexa hanya bingung dan merasa dirinya sedang di kejar oleh Jefri. Alexa tidak tahu apa dia ingin menjalankan hubungan apa tidak, karena ia pasti belum siap apalagi kalau menerima orang seperti Jefri yang agak brutal.
Alexa masih memikirkan apa yang terjadi sekarang? Iya pun merasakan apa yang namanya bawa perasaan, dan jika Jefri mengombalinya ia pun hanya biasa saja, tidak merasakan apapun. Ia pun akhirnya melihat beberapa pesan dari Jefri, banyak sekali pesan yang tidak penting seperti 'Lex', 'Hei', dan beberapa emoticon senyum atau bingung, dan itu hanya basa-basi agar mendapatkan perhatian darinya.
***
Pagi sebelum masuk sekolah, Alexa menunggu Adya dari tadi di depan kelas X6. Batang hidung Adya pun belum muncul sejak Alexa telah menunggunya lebih dari 15 menit. Dihubungi juga tidak dijawab, kemana anak itu? Alexa pun mulai resah karena di depan teras kelas banyak kaka kelas simpang-siur yang membuatnya menjadi sedikit perhatian. Kelas X6 adalah kelas satu-satunya yang ada di lantai atas dan bergabung satu lantai dengan kelas 11 IPA 1-4."Eh dede cantik? Ngapain nih disini? Pasti nunggu aku ya?" Goda Heri menghampiri Alexa yang sedang sendirian di depan kelas X6
"Wih! Her jangan digoda sob! Dah punya Jefri coy, ntar lo abis sama dia kalo ketahuan"
"Oh iya lupa, pasti nyariin Jefri ya? Belom dateng tuh anak" kata Dennis menyahut
"Engg--.. Eh Adya! Akhirnya lo dateng!" Alexa pun tidak jadi menjawab pertanyaan mereka, karena Adya baru saja datang, Alexa pun menarik Adya di teras kelas tapi sedikit jauh dari kawanan Romi, Dennis, dan Ryan yang tadi menggodanya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way
Teen FictionMemang awalnya aku tidak bisa untuk menerimanya, setelah ia mempercayakan dirinya padaku. Aku mencoba untuk membuka kembali isi hati ku. Hati ku yang rapuh. Entah bila seseorang menyakitinya kembali, apakah aku masih bisa bertahan? Semoga kau bisa...