Ketujuh belas

39 15 1
                                    

"JEEEFFFRRIII??!!!!!" Alexa sontak menarik lengan Jefri dan membuat laki-laki itu mengangkat kepalanya sambil meringis kesakitan

"Ayo buruan masuk" Alexa menggengam Jefri membawanya masuk ke dalam mobil Yosi

Mobil Yosi langsung meninggalkan tempat tersebut dengan cepat, kekhawatiran sehabis tawuran itu membuat merinding siapa saja yang melihatnya.

Alexa dan Jefri duduk bersebelahan di bagian belakang, Yosi di depan benar-benar layaknya supir. Darah Jefri terus bercucuran, darah tersebut bukan karena di tabrak oleh Yosi, tapi sudah ada sejak sebelum ditabrak. Bentuknya seperti luka sayatan.

"Nih pake ini sementara" Alexa memberikan sebuah pembalut untuk Jefri, untuk menahan darahnya yang terus keluar. Karena tidak punya alat-alat P3K ia harus melakukan hal tersebut

"Beneran?" Tanya Jefri

"Iya" di depan Yosi hanya tertawa kecil melihat Jefri yang sedang mengenakan pembalut di tangannya

"Kita ke rumah Jefri dulu" pinta Alexa

"Oke"

Awalnya Alexa panik melihat Jefri, tapi perasaannya menjadi datar saat ini, tidak panik sama sekali. Bahkan tidak peduli dengan Jefri yang sedang kesakitan, tubuhnya penuh luka. Bahkan Yosi sesekali melihat dengan kaca spion keadaan Jefri yang kritis. Alexa hanya menatap jendela dengan mulut yang tertutup rapat.

Jefri pun sedikit terheran dengan sikap Alexa seperti itu kepadanya, ia sangat ingin di pedulikan oleh perempuan yang ia sayangi tetapi kenyataannya justru terbalik.

Mungkin Jefri juga cukup khawatir karena Alexa mengetahui kalau ia sedang tawuran dengan SMA Bakti Waruga yang terkenal brutal.

Motif dari tawuran tersebut tidak memiliki makna yang serius, hanya sebuah motif pembalasan dendam Lorenzo dan kawan-kawannya dari SMA Bakti Waruga yang kalah bertanding balap motor dengan Ryan dan Dennis.

Jefri memang tak terkait dalam hal itu, tetapi bukti setianta terhadap kedua temannya tersebut di buktikan dengan solid ikut tawuran brutal tersebut. Dan gak disangka Lorenzo dengan kawan-kawannya tersebut membawa benda-benda tajam saat berkelahi.

"Nelpon siapa?" Tanya Jefri sedari Alexa sedang menaruh ponselnya dekat telinga

"Olive"

"Jangan ngadu"

"Minta dibukain pintu kok" mobil Yosi sudah terparkir di depan rumah Jefri yang cukup megah

"Gak ada orang di rumah"

"Terus gimana?"

"Minta tolong satpam bukain"

"Oh ada" Alexa baru mengetahui kalau rumah Jefri di lengkapi oleh penjaga juga, karena memang rumahnya juga cukup besar dan di kawasan elit Jakarta

"Ayo turun" ajak Alexa sambil membuka pintu mobil

"Gue disini aja, kalian masuk aja" kata Yosi sambil menyalakan ponselnya

"Tunggu ya Yos"

Alexa dan Jefri pun membuka pintu rumah utama, saat memasuki ruang tamunya semua di dekorasi oleh barang-barang megah yang tak ternilai harganya, mulai dari lukisan, guci, ukiran dan lain-lain semuanya tampak mewah dan berkelas.

Alexa cukup yakin bahwa keluarga Jefri bernar-benar keluarga terpandang. Dan juga saat pertama kali bertemu Veronica dan David keduanya sangat terlihat elegan. Alexa sedikit merinding saat melihat isi rumah Jefri penuh dengan barang-barang berharga tak salah bila mereka memperkejakan satpam di rumahnya.

My Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang