Kesembilan belas

41 15 0
                                    

"Woi" sahut Jefri

Semua teman-temannya sibuk sendiri tak ada yang mempedulikan kedatangan Jefri ke warteg dekat sekolah. Kejadian siang tadi saat Adya menampar pipi Jefri membuat kericuhan satu sekolah yang menyaksikan.

Siswa-siswi berkerumunan di dekat meja Jefri dan Janice, Adya sudah terlanjur kesal dan Jefri harus menahan malu. Entah ia juga menyesal menerima tawaran Janice mengajak makan bersama di kantin.

"Kok gua di kacangin sih?" Tanya Jefri sambil duduk di sebelah Ryan

"Muak liat lo" kata Ryan yang mengeser tubuhnya menjauh dari Jefri

"Kok ngambek sih?"

"Nih ya Jef gua kasih tau" sahut Dennis sambil mengigit bakwan jagung yang ia pegang

"Apa?"

"Lo kenapa sekarang sama Janice? Lo udah lupa sama Alexa kasian dia bro, lo gak liat dia nangis?"

"Lo ngapain juga sama Janice lagi? Lo gak kapok ya?" Sahut Heri

"Bukan maksud gue.."

"Lo tau perempuan itu lebih gampang terbawa perasaan mudah senang dan mudah sedih, mereka tuh emosional. Makanya tugas kita sebagai cowo harus bikin cewe itu jadi stabil" jawab Dennis

"Mungkin Alexa salah paham dengan hal itu tapi lo liat sendiri? Seberapa pun lo mencoba hati dia udah sakit... Gue jadi cowo turut prihatin sama Alexa" kata Adhi

"Suara hati seseorang yang keibuan..." Sahut Ryan menepuk pundak Adhi

"Gue serius monyong!" Adhi melemparkan cabe rawit ke muka Ryan

"Woi lu kira gua cabe-cabean!"

"Udah tenang, jadi intinya lo harus cepet minta maaf sekarang ke Alexa kasih semua penjelasan sama dia" kata Dennis

"Emangnya lo kenapa sih sama dia? Ada masalahnya?" Tanya Romi

"Sebenernya gue berantem sama Alexa"

"KENAPA?" Sahut mereka semua yang membuat pemilik warteg ikut melengos

"Dia merasa gue acuh sama dia, mungkin bener. Gue kadang terlalu dingin sama dia, sampe buat dia terluka"

"Tapi gue ngeliat lo manis banget sama Alexa?" Tanya Agung

"Mungkin ada beberapa kata-kata tajam yang gak sadar gue keluarin di depan dia. Gue suka ngelanggar kata-kata dia, mungkin gue udah banyak bohong"

"Lo jangan merasa gampang menyesal, karena masih ada harapan di depan" kata Roy

"Lo emang masih kepikiran Janice?" Tanya Ryan asal

"Dia berusaha mengedeketin gue lagi setelah dia putus sama si tukang pho itu. Gue rasa dia pengen balikan"

"Nah kan!"

"Buset!"

"Gila"

"Sekarang semua pilihan ada di tangan lo, lo mau kembali ke masa lalu apa bertahan sekarang. Tapi inget dari menyesal juga belom tentu ada harapan yang pasti"

"Gue harus gimana?"

"Sebagai cowo lo harus gentle selesain semua masalah dengan bertatap muka"

***
"Ngapain lo?"

"Gue harus bicara sama lo"

"Apa lagi? Ada lagi yang harus dijelasin?"

"Ada"

My Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang