< bath >

3.8K 349 19
                                    

"apa yang habis kau lakukan!?"

Kau menatap orang di depanmu dengan pandangan jijik ketika melihat tubuhnya penuh dengan lumpur yang cukup bau.

"Aku terpeleset [Name]-chan," jawabnya disertai tawa yang cukup garing.

"Mandi!" perintahmu padanya.

"Se-"

"Sekarang!" kau mengeluarkan death glaremu. Membuat pria itu tanpa pikir dua kali berlari ke kamar mandi.

"Dazai berikan bajumu," katamu pada pria yang kini ada di dalam kamar mandi.

Pintu sedikit terbuka, menampakan setengah tubuh Dazai yang sudah telanjang dada--jika tidak ada perban yang melilit di tubuhnya.

Dazai melemparkan seluruh pakaiannya padamu, dan meletakan liontin pirusnya pada meja terdekat.

"Jangan lama-lama," katamu yang kemudian berjalan ke halaman belakang rumah.

Tepat di balkon halaman belakang. Kau memasukkan pakaian Dazai pada mesin cuci yang berada disana.

"Apa yang dia lakukan sampai sekotor ini?" gumammu.

"[Name]-chan, bisa bantu aku sebentar?" teriak Dazai yang berada di dalam kamar mandi.

Kau menghela nafas kasar dan menghampirinya, "ada apa?"

"Bisa bantu aku?" tanya Dazai, yang masih berada di dalam kamar mandi.

"Bantu apa?"

"Gosok punggungku."

"..."

"... Tolong?"

Kau menahan nafas sebentar, kemudian menghembuskannya dengan kasar, "Baiklah."

Toh, ini bukan pertama kalinya kalian mandi bersama.

Kau masuk ke dalam kamar mandi, dan melihat Dazai yang mencoba menggosok punggungnya dalam bathup.

"Tolong [Name]-chan," cengirnya ketika melihatmu masuk.

Kau menghela nafas, dan beberapa kali mengerjapkan mata agar tidak terfokus pada tubuh Dazai yang sudah tidak di lilit perban. Atau kau akan blushing.

"Sini," kau menarik tubuh Dazai. Membuat tubuh pria itu kini membelakangimu.

Kau segera menggosoknya pelan, Dan Dazai menikmatinya dengan bersenandung.

"Su-sudah," katamu.

Kau ingin cepat-cepat keluar dari sana, sebelum akhirnya sebuah tangan menahanmu disana.

"Mandilah bersamaku [Name]-chan," ucap manja Dazai yang kini dalam bathup.

Dazai memperlihatkan tubuhnya, dan itu sukses membuat blushing.

Berapa kalipun kau lihat tubuh kekasihmu ini, kau akan tetap blushing seperti sekarang.

"Aku nanti saja," kau mencoba menepis genggaman Dazai. Tapi yang kau dapatkan tangannya kian erat menggenggamu.

"Ayolah," Dazai berdiri dari bathup, sontak kau memejamkan kata erat dan berbalik memunggungi pemuda berambut coklat itu.

Kau merasakan Dazai melepaskan genggamannya, dan tergantikan dengan sebuah pelukan dari belakang tubuhmu.

"Sudah lama kita tidak mandi bersama," katanya dengan suara serak-serak basah. Mencoba menggodamu.

Tangan Dazai dengan perlahan menarik bajumu turun.

Tak ada perlawanan darimu membuatnya gencar melakukan perbuatannya.

"Sini berendam," Dazai menarik tanganmu ketika ia sudah melepaskan seluruh pakaianmu. Terkecuali bra dan celana dalam.

Kau mengikutinya masuk ke dalam bathup. Dazai duduk terlebih dahulu, kemudian ia menepuk-nepuk tempat di depannya. Mengisyaratkanmu untuk duduk.

Kau menurutinya kembali.

Mungkin setelah ini kau akan merutuki dirimu sendiri karena mudah terpancing dengan wajah imut Dazai.

"Gantian aku yang menggosok punggungmu ya."

***

D(r).ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang