< my medicine >

2.8K 294 6
                                    

Request by :  Yuki_Drowned

Husband! Spoiled! Sick! Dazai x wife! Reader.

---

"Bukankah sudah kubilang untuk tidak berendam terlalu lama!?"

Alismu mengerut menatap suami yang kini berbaring lemas di kasur. Sekujur wajahnya memerah dan manik hazel yang biasa menampakkan kecerian menjadi sedikit sayu.

"Itu karena kau tidak ingin mandi denganku," kata Dazai, dirinya sedikit terbatuk kecil dan membalikkan tubuhnya membelakangimu.

Kau kembali menghela nafas dan memegang dahi Dazai, "berhentilah bertingkah seperti anak kecil. Kau sekarang sudah 25 tahun Dazai."

Dazai mempotoutkan bibirnya, tangannya yang terperban menarik selimut hingga menutupi kepala.

"Ah, kau panas sekali, aku akan buatkan bubur dan setelah itu minum obatlah."

Dalam selimut, Dazai mengulang perkataanmu dengan nada mengejek. Kau hanya menghela nafas kecil dan keluar kamar untuk membuatkan bubur.

---

Kau kembali membawa nampan, menarik selimut yang menutupi Dazai. Kau mendapatinya tengah tertidur dengan lelap.

"Dazai bangunlah," kau sedikit menggoyang tubuhnya.

"Makan, minum obat setelah itu kau bisa tidur lagi." katamu.

Dazai mengerang kecil, perlahan maniknya membuka walau hanya setengah.

"[Name]-chan, kali ini suapi aku."

Kali ini kau mengangguk, mengingat keadannya yang sedikit tidak sehat.

Dazai perlahan bangkit, tubuhnya sempat terhuyung--saat berdiri--saking lemasnya.

Dazai menyenderkan tubuhnya pada tepi ranjang. Kau mulai menyendokkan bubur tersebut ke dalam mulut Dazai.

Alih-alih membuka mulut ia malah berceloteh, "[Name]-chan, pa-"

Ucapannya terpotong dengan dirimu yang sedikit menekankan kata yang keluar dari bibirmu, "Dazai, jangan macam-macam sekarang."

Dazai mengerucutkan bibirnya, dan membuka mulutnya untuk kau suapi.

Kau meletakkan mangkuk yang sudah kosong di laci sebelah kasur, tangan meraih gelas dan menyerahkannya pada Dazai--yang segera di minum oleh pemuda tersebut.

"Dazai, sekarang kau minum obat ya."

Dirinya mengangguk. Baru saja dirimu berdiri tanganmu sudah di tarik, membawamu mendarat pada kasur empuk kalian berdua.

Otak belum sempat memproses apa yang terjadi, Dazai sudah menciumi lehermu. Tangannya melepas satu persatu kancing piyama yang kau gunakan, memperlihatkan sedikit bra hitam milikmu.

"Dazai apa yang kau lakukan?" tanyamu panik.

Dazai mengangkat kepalanya, manik hazelnya menatap manikmu dengan sayu, namun bibirnya tersenyum.

"Minum obat," jawab Dazai.

Tanganmu mendorong tubuh Dazai. Kuat. Membuat pemuda itu menyingkir dari atas tubuhmu.

"Dazai, jika kau tidak menurutiku jangan harap kau bisa melakukan itu lagi bersamaku," ancammu.

Pemuda itu tersenyum, menanggapi ancamanmu sebagai lelucon kecil.

"[Name]-chan. Sekarang kita belum punya anak, jika kau ingin anak tanpa melakukan itu bagaimana hayo?"

Tanganmu terkepal dengan kuat, melayangkan pukulan di kepala kepada pemuda itu bukan menjadi yang pertama kalinya.

"Minum obat dan cepatlah mati." katamu geram.

"Sakit [Name]-chan, jika aku mati kau akan menjadi janda lho," candanya.

"Dazai!"

***

D(r).ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang