D(r).A

< bra >

Agak sedikit mesum disini :'''

***

"[Name]-chan, dadamu ukuran apa?"

Manik [eye colour]-mu melebar dan menatap pria di sebelahmu ini dengan tatapan tidak percaya.

"Untuk apa kau tau?" jawabmu, tanganmu seketika tersilang di dada. Mencoba menutupi hal privasi yang baru saja Dazai tanyakan.

"Apa mungkin A atau B?" Dazai memerhatikan tubuhmu dengan seksama. Manik hazelnya bergerak mengikuti leluk tubuhmu.

Manik memincing tajam begitu tatapannya berhenti pada dada yang kini tertutup oleh dua buah lengan.

"Berhenti menatap dadaku!" bentakmu dengan wajah memerah.

"L-lagi pula untuk apa kau tanyakan itu hah?" nada meninggi di akhir seiring dengan wajah yang terus memerah.

"Aku ingin membelikanmu bra," jawabnya singkat di sertai senyum kecil.

Menaikkan alis bingung, kau kembali bertanya, "u-untuk apa?"

Kurva senyuman pada wajahnya berubah menjadi seringai lebar, manik hazel yang bersenada dengan rambutnya menatapmu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Jika kita ingin melakukan itu, aku ingin kau menggunakan bra pemberianku."

Mencoba menjaga diri, sontak kakimu mundur menjauh pada pemuda di depanmu.

"Melakukan apa?"

"Itu," jawabnya.

"Itu?"

"Ya itu."

"Apa maksudmu itu adalah itu?"

"Ya itu adalah itu."

"Melakukan itu!"

"Ya, itu."

"Dazai, hentikan percakapan ambigu ini," menyilangkan tangan di depan dada, kau menatapnya dengan rona merah di wajah yang sulit untuk di sembunyikan.

"Yah kau tahu, tidur bersama dan melakukan sesuatu di atas kasur," ucapnya terang-terangan.

Wajahmu kembali menghangat dan indera pendengarmu dapat menangkap suara kekehan ciri khas sang pemuda.

"Ngomong-ngomong, kau suka model bra bagaima-"

Belum sempat sang empu menyelesaikan omongannya, tanganmu sudah meraih gunting terdekat dan melemparkannya ke arah Dazai.

Dirinya yang mampu membaca gerakanmu dapat menyingkir dari jalur gunting membuat gunting tersebut menancap sempurna ke dalam dinding.

"Ku anggap ini sebagai panah cinta [Name]-chan."

***