< carsick >

3.4K 354 16
                                    

Agensi kini sibuk, membawa masuk barang-barang yang ingin mereka bawa ke dalam bagasi bus.

Setelah tahun yang cukup panjang, Fukuzawa-san memutuskan memberi kalian rehat sejenak. Dengan mengajak kalian ke pantai.

Kau dengan semangat, memasukkan barang-barangmu ke dalam bagasi. Menyisakan tas kecil yang kau bawa, kau masuk ke dalam bus.

Dirimu memilih duduk di bangku 2 dari belakang dan duduk dekat jendela.

"[Name]-chan, boleh aku duduk disini?"

Sebelum sempat menjawab, pria brunete itu duduk di sebelahmu dan segera meregangkan badannya.

"Dazai, aku bahkan belum menjawab," katamu. Memutar mata malas, kau menopang dagu menghadap jendela.

"He? Aku sudah tau jawabannya," jawab Dazai.

Kau mendengus, "kalau begitu tidak usah tanya."

"Oi, semua lengkap?" Kunikida berdiri di depan pintu melihat-lihat anggota agensi, memastikan semuanya sudah dalam bus.

"Sudah!" seru mereka kompak. Terkecuali kau yang terfokus pada jendela.

Pintu bus perlahan tertutup, Kunikida meletakan tas kecil dalam kopit dan duduk di bangku terdepan.

Di bagian belakang, hanya ada kau dan Dazai. Mereka--anggota agensi--lebih memilih duduk di depan.

Mobil perlahan berjalan, dan kau masih baik-baik saja.

Sampai di sebuah tol, Ranpo berjalan ke arah kalian dan menawarkan cemilan yang di bawanya.

Kau menolaknya dengan alasan tidak lapar. Menyembunyikan fakta, bahwa sebenarnya kau mabuk kendaraan.

Di jalan tol, semuanya berjalan dengan mulus. Sampai mobil di depan kalian berhenti. Supir bus kalian terpaksa mengerem mendadak, tubuhmu reflek maju ke depan.

Dengan mulut di tanganmu. Kau usahakan cairan menjijikan itu agar tidak keluar.

"[Name]-chan, kau tidak apa?" tanya Dazai padamu.

Kau menggeleng dan itu membuatmu semakin merasa tidak enak di bagian perut.

"Jika kau mabuk tidurlah, aku akan membangunkanmu begitu sampai."

Kau mengangguk kecil.

meletakan kepala pada senderan jendela, kau mencoba mencari posisi ternyaman untuk kepalamu. melihatmu yang tak bisa diam, Dazai melingkarkan lengannya pada lehermu.

"tidurlah dilenganku."

Kau hanya bisa menurutinya karena keadaanmu yang sudah sangat tidak enak.

Dengan lengan Dazai yang melingkar pada lehermu, kau mulai tertidur.

Sepanjang perjalan, ia tidak bisa istirahat atau sekedar memejamkan maniknya yang kurang tidur karena tugas kemarin.

Keberadaanmu yang tertidur pulas, sudah seperti caffein yang amat manjur untuk dirinya.

Tanpa mengalihkan perhatiannya padamu, kedua sudut pada bibirnya naik. Membentuk sebuah senyuman tulus.

Merasa kau menggeliat pada lengannya, Dazai menggerakan lengannya.

Tangannya mendorong kepalamu untuk bersender pada pundaknya, ia mencoba mensesejarkan tubuhnya dengan meselunjurkan kakinya yang panjang.

Ketika kepalamu menempel pada pundaknya, kau terdiam.

Ia bernafas lega dan menyenderkan kepalanya pada kepalamu.

Tangan sebelahnya meraih saku pada trench coatnya, dan mengeluarkan sebuah kamera.

Berusaha mencari posisi kamera yang pas tanpa membangunkanmu, ia mulai memfoto dirimu dengannya.

Ckrek~

Suara kamera terdengar.

Kau mulai bergerak, mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya kembali tertidur.

Bukan hanya dirimu. Seisi bus menoleh ke arah Dazai yang di balas dengan jarinya Telunjuknya yang menempel pada mulut.

'Sttt'

***

D(r).ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang