part 2

439 25 0
                                    

Author pov
Rumah Vitri/wulan.

Pagi itu Vitri atau sering di panggil Wulan baru saja membuka matanya. Di lihatnya jam pada layar ponselnya. Jam menujuk pukuk 6.30 Wib. Wulan segera bangun dan mengolet sejenak.

Tok...tok...tok
Suara ketukan pintu keras terdengar.

" Nduk...ada Aldi di luar." teriak Maminya kencang.

Wulan bergegas turun dari ranjang dan merapikan rambutnya yang acak-acakan kemudian melangkah ke teras rumah.

Pria tampan itu duduk santai di bangku terasnya. Wulan melangkah mendekati pria itu perlahan. Selangkah demi selangkah. Aldi seperti tau suara langkah Wulan. Ia pun menoleh menatap gadis itu dan kemudian langsung berdiri.

" Aldi...ada perlu apa?" tanya Wulan penasaran.

" Udah lama ya. Udah 3 bulan aku ga ketemu kamu." ucapnya sembari menatap Wulan tajam.

" Hem... Kurang lebih 3 bulan sejak aku menceritakan mimpi itu." kata Wulan sembari duduk di sebuah kursi.

" Duduk aja Al. Biar ngobrolnya enak." Imbuh Wulan mempersilahkan duduk.

Aldi langsung duduk di sebuah bangku dekat Wulan.

" Gimana kabarmu?" tanya Aldi dengan tatapan tulus.

" Baik. Kamu sendiri gimana?" Wulan langsung merespon.

" Bulan ini harusnya kita nikah ya. Tapi sayang takdir berkehendak lain." keluh Aldi dengan suara sedikit canggung.

" Iya juga ya...tapi apa boleh buat. Kita mungkin tak berjodoh." Seru Wulan sedikit menyesal.

" Kalau bukan karena mimpimu yang aneh itu. Joe meleset nusuk Zaky...aku kadang ketawa sendiri kalau inget itu. Mimpi yang aneh." kata Aldi dengan sedikit tertawa.

" Iya juga ya...mimpi yang aneh tapi aku percaya gitu aja." sahut Wulan dengan tertawa juga.

" Oh ya. Ngomong-ngomong kenapa kamu kesini? Ada perlu apa?" imbuh Wulan yang penasaran.

" Aku mau ngasih undangan buat kamu. 2 minggu lagi aku nikah sama Risa." Kata Aldi dengan mata tajam menatap Wulan.

Wulan langsung terdiam sejenak. Ia menelan ludahnya seakan terkejut dengan berita yang ia dengar sendiri. Mendadak suasana berubah canggung. Tak terasa mata Wulan berembun dan memerah. Namun ia menahannya agar tak menetes.

" Risa wanita yang baik...kamu pantas bersanding dengannya." ucap Wulan dengan canggung kemudian menghelas nafas sejenak.

" Dia yang pantas buat kamu..." imbuh Wulan kemdian terhenti ketika Aldi menggenggam tangannya yang gemetaran.

" Walaupun aku belum mencintainya...aku akan berusaha mencintainya dan menjaganya." ucap Aldi lirih menatap Wulan dengan meneteskan air mata.

Aldi langsung mengeluarkan sebuah undangan berwarna putih biru dan langsung menyerahkan pada Wulan. Gadis itu menatap undangan yang ada di tangannya. Tertera nama Aldi dan Risa di undangan itu. Tak terasa airmatanya pun menetes tepat di undangan itu.

Perlahan Aldi menarik tubuh gadis itu dalam dekapannya. Dengan halus ia mengelus pundak Wulan dan tak terasa ia turut meneteskan airmata.

" Mungkin ini adalah pelukan terakhirku. Mungkin ini terakhir kalinya aku menemuimu sebagai pria lajang. Di kemudian hari jika kamu bertemu denganku. Tolong sapa aku dan anggap aku kakakmu. Itu akan lebih baik." ucap Aldi pelan dan penuh ketulusan.

Aldi melepas pelukannya dan menatap Wulan. Perlahan ia menghapus air mata di kedua pipi Wulan.

" Aku pamit ya...oh ya. Jangan panggil aku kunyuk lagi." goda Aldi dengan sedikit tersenyum. Wulan pun meringis.

Lets Get Married!! (Not Wedding With U 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang