Kamar Wulan.
Wulan duduk berhadapan dengan bayang wajahnya di cermin. Sementara kopernya masih tergeletak di lantai.
" Apa rencana mereka?" tanya Wulan pada bayangannya.
Ia pun berdiri dan bergegas memasukan kopernya kedalam almari besar. Setelah itu ia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menyelimuti dirinya sampai menutup seluruh tubuhnya.
Sementara itu Aldi duduk menikmati secangkir kopi di meja makan sendiri. Hanya satu lampu yang menyinarinya. Kemudian ia berdiri dan masuk ke dalam kamar dengan santai. Ia melepas kemejanya dan bertelanjang dada. Lalu ia segera membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Satu jam berlalu.
Wulan membuka slimut yang menutupi kepalanya. Tanpa mereka sadari, Wulan dan Aldi tidur dalam satu ranjang dengan muka saling berhadapan.
Dapur
Joe mengambil segelas air putih dari dispenser. Entah kenapa ia mendadak ingin memastikan jika Wulan baik-baik saja. Ia pun bergegas pergi ke kamar Wulan yang jaraknya tak jauh dari dapur. Joe membuka pintu kamar Wulan dengan perlahan. Ia pun langsung panik ketika tak melihat Wulan ada di sana.
" Di mana dia?" Ucap Joe dengan nada cemas.
" Joe, ada apa?" tanya Sani yang tak sengaja melintas dan melihat Joe.
" Wulan gak ada di kamarnya." Jawab Joe dengan ekspresi makin kawatir.
" Wulan gak ada?" Seru Zaky yang tak sengaja mendengar ucapan Joe.
Radit tak sengaja melintas dan melihat semua berkumpul di kamar Wulan dengan wajah cemas. Radit menatap mereka satu per satu dengan ekspresi penuh tanya.
" Kenapa kalian di sini? Biarkan Wulan istirahat." Ucap Radit santai kemudian mengintip ke dalam.
" Wulan gak ada di kamarnya?" imbuh Radit yang mendadak kawatir.
Aya dan Adit berlari menghampiri mereka yang berkumpul di kamar Wulan. Wajah mereka berdua sedikit tegang namun juga sedikit memerah.
" Ka-ka kaalian nyari Wulan?" tanya Adit dengan suara terbata-bata.
" Ini di luar dugaan. Aku gak tau cara ngomongnya. Kalian liat aja sendiri." Ucap Aya sambil menunjuk kamar tak jauh dari sana.
" Kamar Aldi?" ucap Radit spontan.
Mereka pun berjalan menghampiri kamar yang pintunya terbuka sedikit itu. Selangkah dua langkah. Dan krekkkkk pintu di buka sedikit lebar oleh Radit. Semua menatap ke satu arah.
" Mereka?" ucap mereka bersamaan dengan mata melotot.
Keributan mereka bahkan tak membangunkan Wulan dan Aldi yang masih saja tidur dengan tubuh saling berhadapan.
" Apa kita sudah kalah sebelum perang?" seru Sani dengan tampang pasrah.
" Sepertinya memang dia yang pantas untuk Wulan." Ucap Zaky dengan kecewa.
Sementara Joe menatap mereka dengan kecemburuan. Tangannya bahkan mengepal menahan emosinya.
" Joe! Udahlah. Sepertinya memang ini akhirnya." Kata Radit sembari mengelus bahu Joe.
Joe melangkah menghampiri ranjang itu dan langsung membuka slimut mereka. Hal itu mengusik Wulan dan Aldi yang kemudian mereka membuka mata secara bersamaan. Mereka berdua terdiam sesaat dan saling menatap.
" Arggghhhh!" teriak mereka bersamaan.
Plakkk
Satu pukulan melayang mengenai wajah Aldi. Joe menatap Aldi dengan wajah sangar dan tangan mengepal seakan pukulan kedua ingin dia lakukan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lets Get Married!! (Not Wedding With U 2)
RomanceAku adalah seorang gadis biasa saja. Cantik?? Tidak.... Aku tidak cantik. Tinggi? Tidak juga. Aku gadis biasa dengan tinggi 157 cm. Badanku standart. Gak modis. Aku suka berpakaian simple dan gak neko-neko. Tapi anehnya... Banyak pria yang mendekati...