part 5

319 16 0
                                    

Wulan Pov
Caffe stiek.

Setelah berbicara dengan Iqbal setidaknya aku merasa sedikit lega. 2 jam aku sudah berbincang dengannya.

"Vit...balik duluan ya. Mau jemput cewek ku nih." pamit Iqbal yang terlihat sedikit terburu-buru.

" Ah...iya. Makasih udah mau dengerin ya. Hati-hati di jalan." jawabku santi.

Iqbal melangkah pergi meninggalkan aku. Sesekali ia melambaikan tangannya padaku. Kemudian perlahan ia hilang dari pandanganku. Kuseruput minumanku perlahan. Kulihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Jam menunjuk pukul 4 sore. Langsung dengan terburu-buru kuberdiri dan berjalan menuju tempat parkir. Tidak biasanya aku memilih tempat parkir liar mungkin karena aku terlalu terburu-buru. Aku harus berjalan melalui parkir mobil yang berjajar terlebih dahulu. Tapi langkahku terhenti karena sebuah mobil Jazz merah terparkir tak sejajar seperti mobil yang lainnya. Satu mobil ini menghalangi langkahku. Aku berupaya tetap berjalan di sela-selanya.

Tapi....

Krekkkkk.
Bunyi antara resleting tas ranselku yang mengenai bagian samping mobil itu. Tepat di pintunya. Kira-kira 40cm panjang licetnya.

" Mati aku...." ucapku yang mulai panik.

Aku tengok kanan ku tengok kiri. Berharap tak ada orang lain yang melihatku. Dengan langkah pelan kumulai melangkah seperti tak ada yang terjadi. Selangkah dua langkah.

" Berhenti!!!" teriak seseorang dari belakang.

Aku berhenti tak berani menoleh. Mungkin wajahku sudah pucat pasi menahan takut.

" Pasti dia pemilik mobil ini. Aku bakal kena marah ini." batiku yang tak karuan.

Kudengar suara langkah mendekat ke arahku.

Tap...tap...tap...

" Makasih udah mengores mobil ini. Dia pantas mendapatkannya." ucapnya sambil sedikit tertawa.

Perlahan aku menoleh menatap pria itu. Wajahku cukup terheran mendengarnya berterima kasih padaku.

" Maksudmu?" tanyaku datar.

" Pokoknya makasih aja. Barusan aku yang mau ngempesin ban mobil ini. Tapi ide kamu lebih ekstrim." ucap pria itu dengan tertawa terbahak-bahak hingga perut buncitnya naik turun.

Kemudian pria itu melangkah pergi dengan menaiki salah satu mobil yang terparkir. Tapi aku masih terdiam di titik yang sama.

Perlahan aku membalikkan badanku dan bersiap melangkah kabur. Selangkah, dua langkah dan ....

"Argggghhhhhhh!"
Suara seorang wanita berteriak keras.

Aku menelan ludahku. Sedikit rasa takut menghantuiku. Dug...dug...dug. Sedikitpun aku tak berani berbalik.

" Sayang, mobilku bleret panjang!" keluh wanita pada seseorang.

Aku makin takut. Jantung ini berdebar kencang.

" Hey kau!!! Berbalik!" teriak wanita itu dengan nada kasar.

Aku menelan ludahku lagi menahan takut.

Suara langkah mendekatiku dan menggeret lenganku dengan kasar memaksaku untuk berbalik menatapnya. Tangan wanita itu menggenggam lenganku dengan erat. Ia bahkan melotot menatapku dengan wajah seram. Sementara mataku malah tertuju dengan seorang pria berjas yang hanya berdiri santai. Sungguh pria itu tanpa ekspresi tak marah tapi juga tak terlihat senang. Di lihat dari setelan jasnya ia bukanlah seorang biasa.

" Jesika!! Udahlah. Jangan bersikap kenakan gini!" teriak Pria itu dengan setengah emosi tapi masih terlihat cool.

" Tapi sayang. Mobilku bleret gara-gara nih cewek!" bentak wanita yang di panggil Jesika itu.

Lets Get Married!! (Not Wedding With U 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang