part 14

101 5 3
                                    

Kamar Wulan
Wulan Pov

Aku duduk termenung atas ranjang. Sungguh, pelukan itu masih aku rasakan. Begitu mendebarkan. Tapi sepertinya masih sedikit canggung.

" Argghh...perasaan apa ini."

Mataku sama sekali tak bisa terpejam. Yah,sepertinya jalan-jalan akan membuatku nyaman.

Author pov

Wulan jalan-jalan sendirian keluar dari appartement itu. Ia berjalan menuju sebuah caffe yang ada di dalam gedung appartement. Ia memilih tempat duduk depan dekat kaca. Seorang pelayan menyodorkan buku menu.

" Ice Coklat saja." ucapnya tanpa melihat menu.

" Lengkap tak?" tanya pelayan itu dengan nada melayu.

" Boleh." jawabnya singkat.

" Nak tambah lagi? Snack?" tanya pelayan itu.

" puding  saja," ucapnya.

Pelayan itu kemudian pergi. Sementara Wulan menyandarkan kepalanya ke kaca dengan ekspresi wajah badmood.

" Sendirian aja?" tanya seorang dari belakang Wulan.

Terdengar suara langkah mendekat. Wulan tak berani menoleh. Ia hanya bisa terdiam sembari menelan ludahnya dan memejamkan matanya.

" Kenapa tadi gak ngajak aku sih?" tanya seorang pria yang sudah berada di hadapan Wulan.

Perlahan Wulan membuka matanya. Ia pun langsung melotot melihat pria yang ada di hadapannya itu.

" Joenathan?" ucap Wulan sedikit terkejut.

" Dari tadi aku dah ngikutin kamu. Aku kawatir kalau kamu pergi sendiri. Inget! Ini bukan negara kita." celoteh pria itu lalu mengelus rambut Wulan sambil tersenyum renyah.

Plakkk
Wulan segera menepis tangan Joe.

" Aku bukan hewan yang dielus seperti itu." ucap Wulan dengan mulut manyun.

" Ih lucu banget sih!" Kata Joe sambil mencubit pipi Wulan.

Plakkkk
Seseorang memegang tangan Joe dan menyingkirkannya dari pipi Wulan.

" Hei...jangan menyubitnya seperti itu.  Dia keliatan kesakitan!" ucap Aldi yang mendadak datang dan menepik tangan Joe sambil menatap Joe dengan tajam.

" Hah...kamu lagi." keluh Joe dengan tampang tak suka.

Aldi langsung duduk di samping Wulan dengan tampang sok manis menatap gadis itu.

" Aihhhh...kalian ini pengganggu waktuku saja. Aku cuma ingin sendiri. Kenapa sih kalian selalu mengusikku?" celoteh Wulan frustasi.

Tak lama kemudian pelayan datang membawakan hidangan yang tak biasa. Ice coklat, puding serta tambahan pesanan yang dari Joe dan Aldi. Stiek, kentang goreng, dan es crim.

" Wait!" teriak Wulan ketika melihat beberapa makanan di hidangkan.

" Siapa yang pesan ini?" sambung Wulan dengan tampang serius.

" Aku!" ucap Joe dan Aldi bersamaan.

" Arghhhh!" teriak Wulan kesal menatap mereka berdua.

" Sudahlah! Habiskan saja sendiri!" seru Wulan lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Joe dan Aldi hanya tertunduk diam dan sesekali saling menatap.

Di sisi lain. Radit berada di tempat yang sama tak jauh dari mereka duduk. Radit duduk sendiri namun tampak seperti menanti seseorang. Di mejanya bahkan tersedia 2 gelas milk shake strowberry.

" maaf Dit. Kamu udah nunggu lama ya?" ucap seorang gadis yang baru datang menghampiri. Gadis itu mengenakan dress pink selutut dengan lengan pendek. Rambut terurai dan sedikit ikal di pangkal. Make upnya pun sangat elegan namun tak nampak menor. Dia tak lain adalah Risa. Mantan Aldi.

" Gak papa kok Ris. Silahkan duduk!" kata Radit mempersilahkan.

Risa langsung duduk di bangku depan Radit.

" Wah...aku gak nyangka kalau kamu bakal liburan ke sini trus nyamperin aku gini." kata Risa tersipu malu.

" Bisa aja kamu Ris." ucap Radit sambil menyruput minumannya.

" Sama siapa kamu ke sini? Sama Aldi jugakah?" tanya Risa penasaran.

" Ya gitu deh. Aku ke sini gak sendiri. Kita rame-rame." jawab Radit enteng.

" Hah... Gimana kabarnya Aldi? Lalu Wulan? Apa kamu sudah bertemu dengan gadis itu?" tanya Risa sedikit penasaran.

" Ah...itu. Kalau Aldi sih sehat tapi kalau kamu tanya aku sudah bertemu dengan gadis itu atau belum, aku akan menjawab. Aku sudah bertemu. Bahkan sekarang dia juga ada di sini." Ucap Radit sambil menunjuk seorang gadis dengan balutan kaos oblong dan celana jins serta topi dan tas rensel kecilnya. Gadis itu  berjalan menuju pintu keluar.

Risa melotot terkejut menatap gadis itu. Beberapa kali terlihat ia menelan ludahnya dan tangannya mengepal menahan kebenciannya.

" Jadi gadis itu juga ikut?" ucap Risa yang mencoba tenang.

" Iya...mereka juga." ucap Radit dengan menunjuk 2 pria yang duduk di salah satu meja.

" Joe? Aldi?" kata Risa makin kesal menatap mereka dan ia pun langsung berdiri.

" Sepertinya aku mendadak ada keperluan. Aku harus pergi." Kata Risa yang kemudian melangkah pergi dengan terburu-buru.

Coridor appartement

Wulan berjalan sendirian setelah keluar dari tempat makan itu. Ia kemudian melangkah keluar gedung appartement. Langit gelap dengan balutan bintang langsung menghiasi matanya ketika ia baru beberapa langkah keluar gedung.

" Langit gelap di mana-mana juga sama. Mereka sama-sama gelap." gumamnya kemudian melangkah lebih jauh.

Sttttt.
Sebuah tangan memegangi lengan Wulan.

Wulan menghentikan langkahnya dengan perlahan berbalik.

" Aldi?" Seru Wulan dengan mata melotot menatap orang itu.

" Diam dan jangan bergerak!" ucapnya kemudian langsung menarik tubuh Wulan hingga jatuh kepelukannya.

Sementara mata Aldi tertuju pada Risa yang menghentikan langkahnya untuk menghampiri Wulan. Hanya kurang beberapa langkah. Risapun langsung pergi ketika melihat mereka berpelukan.

Namun tak di sangka, Joe dan yang lainnya malah menyaksikan mereka berpelukan di luar gedung.

Sementara Radit mengejar Risa yang berlinangan air mata dan langsung memeluk gadis itu dengan lembut.

" Aku kira kamu sudah berhenti menyukainya." kata Radit dalam pelukan itu.

-------------------bersambung--------------------

Maaf ya guys..
Jarang up date.
Kemarin sibuk sama murid2 yg lagi lomba film.
Alhamdulillah kita menang juara 2 film pendek. Dan juara 1 dan 3 fotografer.
Heheh
Di maklumi ya.
Maaf juga kalau ada salah2 atau ceritanya kurang menghibur.
Keep vote and coment.
Vote kalian berarti bagi author.
Heheheh

Lets Get Married!! (Not Wedding With U 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang