Wulan POV
"Radit?" ucapku melotot menatap pria di depanku itu.
Di bawah guyuran hujan, wajah pria itu masih sangat jelas di mataku. Matanya, bibirnya dan senyumnya. Ia memegangi sebuah payung hitam dan sengaja memayungiku. Dia menatapku dengan tatapan penuh kehangatan. Suara rintikan air hujan seakan menjadi pengiring di antara kami.
" Malem-malem gini kok keluar?" tanyanya dengan nada halus.
" Ah...cuma cari angin aja tapi malah kena ujan." Jawabku dengan mata masih menatapnya.
Pria itu menyodorkan payungnya padaku dengan bibir tersenyum hangat.
" Aku rasa kamu lebih membutuhkan ini." Ucapnya sambil menyodorkan payungnya.
Aku menerimanya dengan perasaan tak enak. Seakan firasaat baru akan terjadi atau akan terulang lagi. Tapi pria itu melangkah pergi setelah memberiku payungnya. Selangkah, dua langkah dan ia pun berhenti tanpa menoleh menatapku.
" Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya mengenai dirimu," ia menoleh menatapku dan memperhatikanku lebih dalam lagi, " apa daya tarikmu sebenarnya? "
Aku terdiam mendengar ucapannya itu. Mulutku terkunci. Aku bingung harus menjawab dan menjelaskannya seperti apa. Semua orang tau kalau aku tak cantik. Bahkan banyak yang lebih cantik dari pada aku. Aku pun tak tau jawabannya. Kenapa mereka menyukaiku?
" Aku akan segera menemukan jawabannya." Imbuhnya yang kemudian berlari pergi ke arah mobil yang terparkir di pinggir jalan.
Sementara aku terdiam di tengah hujan deras. Aku masih terdiam tanpa bisa berkutik.
"apa daya tarikmu sebenarnya? "
Pertanyaan itu seakan mengganggu fikiranku.Author Pov
Apartement Risa, Bukit bintang, Malaysia.
Semenjak memutuskan untuk tidak menikah dengan Aldi, Risa memilih pergi meninggalkan Indonesia. Tak banyak yang tau ia pergi ke mana. Dia menyindiri di sebuah apartement mewah di lantai 10.
Setiap hari ia jarang keluar. Ia hanya berdiri di samping jendela sambil menatap keluar gedung. Terkadang matanya mengembun tanpa sebab yang pasti. Terkadang sebutir menetes menggelintir melewati pipinya. Ia tak banyak bicara tak banyak mengeluh.
" Bagaimana mungkin kamu bisa menyukai gadis seperti dia." Ucapnya lirih lalu terisak dengan tangisnya.
Eplaza, bar Semarang.
Aldi duduk di bangku dekat bartender. Di depannya terlihat beberapa bir bekas minumannya. Sementara di tangannya masih ada setengah gelas lagi. Wajahnya sudah kacau dengan mata sayu.
Radit yang baru masuk langsung saja berlari menghampirinya ketika melihatnya seperti itu.
" Kenapa kamu melukai dirimu sendiri?" bentak Radit sambil merebut gelas bir ada di tangan Aldi.
Aldi menoleh menatap Radit. Ia hanya tersenyum sengit dengan tatapan sayu sedikit mabuk.
" Kembalikan minumku!" Ucapnya lirih, "Kembalikan minumku!" imbuhnya dengan berteriak keras.Radit mengepalkan jemarinya menahan emosi. Ia menatap pria mabuk di hadapannya dengan tajam.
" Pantas saja Wulan menolakmu!" ucap Radit dengan suara tegas.
Mendengar nama Wulan reaksi Aldi langsung berubah. Ia menatap Radit dengan mata berkaca-kaca.
" Tau apa kamu!" bentak Aldi sembari menggeret kerah Radit, " Kamu bahkan ga ngarti apa pun!"
" Aku mulai mengerti sekarang." Kata Radit santai dengan tersenyum sinis.
" Apa yang kamu tau? APA!" ucap Aldi dengan nada makin keras dan masih menggeret kerah Radit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lets Get Married!! (Not Wedding With U 2)
RomanceAku adalah seorang gadis biasa saja. Cantik?? Tidak.... Aku tidak cantik. Tinggi? Tidak juga. Aku gadis biasa dengan tinggi 157 cm. Badanku standart. Gak modis. Aku suka berpakaian simple dan gak neko-neko. Tapi anehnya... Banyak pria yang mendekati...