chapter 8

1.4K 85 0
                                    


Ashley POV

Aku merebahkan diriku dikasur setelah hampir seminggu tinggal dirumah Justin, ya walaupun aku kembali ke apartement dengan perdebatan yang panjang dengan Jax, sampai ia berubah menjadi Justin dan ia menangis, sejujurnya aku tidak tega meninggalkan Justin, tapi mau bagaimana lagi, aku sudah membayar sewa untuk 2 bulan kedepan dan jika apartementnya kutinggalkan uangku akan sia-sia, cari uang itu susah, apalagi aku tinggal sendiri dan harus menghidupi adik dan ibuku, jadi aku tidak boleh menghamburkan uang, walau kadang aku menghamburnya.

Sekarang pukul 7 malam, aku tidak punya bahan makanan jadi aku memakan persediaan permen karet dikulkas yang hanya ada 2, dan kembali kekamar memainkan handphone, aku membuka sosial media yang kumiliki, aku memiliki aku instagram, ini hanya untuk berbagi moment dengan teman-temanku walaupun follwersnya tidak banya tidak apa-apa yang penting aku tidak terlalu tertinggal jaman.

Saat aku ingin me-charge handphoneku, ada dering telpon dengan id future hubby, perasaan aku tidak pernah menamakan kontakku seperti itu, karena aku bingung aku mengangkatnya

"Hallo"

"Hallo, Ashley? Kapan kau akan kembali kerumah Justin? Besok? Bilang saja biar roy menjemputmu"

"Justin, aku baru saja pulang dari rumahmu tadi siang, aku tidak mungkin kembali kerumahmu, aku sudah membayar sewa untuk 2 bulan kedepan, jika aku tinggal dirumahmu, aku menyia-nyiakan uangku Justin"

"Justin akan mengganti semua biayanya, yang penting Ashley tinggal sama Justin"

"Tidak Justin aku tidak ingin merepotkanmu lagi, aku tidak apa"

Sambungan telpon langsung diputus, aku akhirnya me-charge handphoneku dan tidur, karena besok aku harus bekerja dikantor Justin.

~~~~~~~~

Aku sedang menunggu bus yang menuju kantor Justin, saat bus datang aku langsung masuk, tapi saat aku masuk aku melihat mobil Justin berada didekat apartementku, ya tempat menunggu busnya memang dekat dengan apartementku.

Aku sampai dikantor Justin, dan langsung menuju recepcionist, saat aku ingin bertanya recepcionist membungkukan badannya dan matanya tertuju kepada orang dibelakangku, karena penasaran aku langsung berbalik dan melihat Justin berjalan dengan gagah menggunakan kemeja dan jas, saat ia melewatiku ia hanya menatapku datar, kupikir itu Jax tapi saat kulihat matanya berwarna hazel.

"Ada yang bisa saya bantu miss?" tanya recepcionist itu memecahkan lamunanku

"Ah ya, seminggu yang lalu, aku sudah diterima di perusahaan ini, tapi mr.Macleod tidak bilang padaku ditempatkan dibagian mana, apa kau tau aku ditempatkan dimana?"

"Mr.Macleod tidak menitip pesan untuk karyawan baru miss, jika kau ingin tahu mungkin kau bisa langsung keruangan Mr.Macleod" ucap recepcionist itu dengan sopan

"Baiklah, terima kasih" aku langsung naik lift an menuju lantai 25

Aku telah sampai didepan ruangan Justin disana ada sekertarisnya yang sudah lumayan berumur sedang memerhatikan layar komputer dengan serius

"Permisi mrs.Stefani apakah Mr.Macleod ada didalam?" tanya ku berusaha sopan kepada Mrs.Stefani –namanya ada dimejanya-

"Ah ya, nona Mr.Macloed ada didalam, tapi sebelumnya apa anda sudah membuat janji dengannya?" tanya Mrs.Stefani dengan suara yang lembut

"Hmm, saya belum membuat janji dengannya, saya hanya ingin bertanya dimana saya ditempatkan, karena minggu kemarin saya diterima bekerja disini"

"Baiklah tunggu sebentar" dia bangkit lalu masuk keruangan Justin, dan tak lama ia keluar

My WolfboyWhere stories live. Discover now