chapter 9

1.3K 83 0
                                    

"Yasudah biar aku saja yang mengantar" ucapku menawarkan, sekaligus aku ingin melihat Justin dengan perempuan bernama Kayana itu

"Ah, terima kasih, kau baik sekali, ini berkas-berkasnya, bye" dia memberikan aku berkas-berkasnya dan langsung meninggalkan ku.

*****

Aku sudah sampai dilantai 25, aku gugup, seluruh pikiran negatif muncul diotakku tentang apa yang sedang Justin lakukan bersama peremuan itu.

"Hai Mrs.Stefani, aku ingin mengantarkan berkas ini kepaa Mr.Macleod" ucapku pada sekertaris Justin

"Oh, Hai Ms.Ashley, masuklah, tetapi sepertinya Mr.Macleod sedang bersama temannya" jawab Mrs.Stefani dengan senyum ramah, yang kubalas dengan senyum ramah juga, dan berjalan menuju pintu ruangan Justin.

Aku mengetuk pintu itu dan membukanya, aku kaget, ada perempuan yang sedang duduk dipangkuan Justin, aku yakin itu Justin, karena saat ini ia sedang menatapku dengan tatapan kaget dan matanya berwarna hazel. Justin langsung menyingkirkan wanita itu kesofa, dan langsung berdiri. Aku langsung sadar saat mendengar langkah kaki kearahku, aku langsung keluar dan menitipkan berkas itu ke Mrs.Stefani. Ku dengar memanggil Justin memanggilku, tapi dengan sebutan sayang, sebelum aku masuk lift, aku berbalik dan menatap matanya, matanya berwarna biru laut, itu berarti Jax. Aku menunduk, menangis, aku pikir aku bisa mendengar penjelasan Jax, tidak dengan Justin.

Seseorang mengangkat daguku, saat kulihat ternyata Jax sudah didepanku, ia langsung memelukku erat, aku membalas pelukannya

"Aku akan menjelaskannya sugar, tenanglah jangan menangis" ucapnya menenangkan ku sambil mengusap punggungku

*****

Aku sedang di lift menuju ke lobby setelah membereskan mejaku dan mengambil tasku, saat aku keluar dari lift tadi, semua karyawan yang ada disana menatapku dengan tatapan bertanya dan aku hanya menunduk, saat sampai dimejaku Alana langsung bertanya keadaanku kujawab 'aku tidak apa-apa'.

Setelah kejadian didepan lift tadi, Jax menyuruhku pulang bersamanya ia akan mengurus perempuan itu dan aku disuruh menunggu di lobby. Saat aku sampai didepan lobby, ternyata Jax sudah dimobilnya yang ada didepan lobby, disana sudah ada bodyguardnya yang sudah membukakanku pintu mobil, aku langsung masuk ke mobilnya dan duduk bersama Jax dibelakang.

"Kau ingin mendengarkan penjelasanku?" aku menengok memberinya tatapan memohon

"Bocah bodoh itu hanya ingin mendapatkan perhatianmu, aku tidak tau kapan pastinya, ia menghubungi Kayana, Kayana itu teman Justin saat high school, dulu ia sangat baik, pintar dan ca-" dia berhenti bicara saat melihat aku menatapnya tajam

"Ya intinya dia sudah sangat berbeda saat ini, tidak seperti saat high school dulu. Saat aku mengirimmu pesan aku hanya ingin memberitahu keadaan Justin, lalu setelah aku mengirimkan massage Kayana datang, aku kaget, ia berpakaian seperti jalang, Justin didalam tubuh ini sudah meminta bergantian, karena aku jijik melihat pakaian Kayana, akhirnnya kami bertukar. Lalu, Justin hanya tersenyum kepada Kayana, mereka duduk di sofa, disana tiba-tiba Kayana memeluk Justin, dan bocah itu hanya diam, selang beberapa menit handphone Justin berbunyi dan itu ternyata pesan darimu, lalu ia membalasnya dan mereka bercerita tentang Kayana yang menjalani hidup susah setelah high school, Kayana ingin bersandar dibahu Justin, ia tahu Justin bodoh, ia menempatkan dirinya dipangkuan Justin dan memeluk Justin dan Kayana menyuruhnya membalas pelukannya, setelah itu kau tau apa yang terjadi" jelas Jax panjang lebar

"Lalu apa yang kau lakukan melihat Justin dipeluk Kayana? Membiarkannya?" tanyaku penasaran

"Ti-tidak ak-aku sebenarnya ingin melepaskannya, tetapi Ju-justin membantahku, ya Justin membantahku" ucapnya terbata-bata, aku ragu, aku memberikan tatapan menyelidik. Belumpuas aku menyelidikinya, ternyata kami sudah sampai didepan mansion. Aku langsung turun dan meninggalkan Jax, saat memasuki mansion, ternyata diruang tamu ada Mom –Christina- dan kak Marsha sedang berbincang.

My WolfboyWhere stories live. Discover now