chapter 10

1.3K 87 1
                                    

Ashley POV

Saat ini aku sedang duduk dikamar bersama Justin, ia terus merajuk kepada ku karena dia bilang aku salah paham padanya, ia bilang bahwa ia melakukan semua itu karena aku. Kami berdua hanya duduk di masing-masing ujung kasur dengan keheningan yang menyelimuti. Justin dengan bibir yang ia kerucutkan dan aku yang melipat tangan ku di dada.

Aku menghela nafas, masalah ini tidak akan selesai jika tidak ada yang mengalah. Harusnya aku mengerti dengan sifat childish Justin, bersama Justin mungkin tidak seperti hubungan diluar sana yang katanya perempuan selalu benar, karena jika aku tidak mau mengalah, masalahnya tidak akan pernah selesai.

"Baiklah Justin, kita lupakan masalah yang coba kau lakukan" kataku yang akhirnya membelah keheningan

"Aku tidak akan melakukannya jika saja kau kembali ke mansion" jawabnya sambil cemberut dengan suara rendahnya

"Oke baiklah kita lupakan masalah ini, asalkan kau tidak mengulanginya" Justin hanya mengangguk dan melihatku dengan tatapan sayunya.

"Justin kau mengantuk?" ia menatapku, mengangguk, dan aku hanya tersenyum. Aku menggeser tubuhku dan merentangakan kedua tanganku

"Kemarilah baby boy" Justin langsung tersenyum dan memelukku dengan erat

Kami berbaring, aku mengusap rambut Justin dan Justin menyembunyikan kepalanya di cekukan leher ku serta tanganya yang memeluk pinggang ku.

"Selamat malam baby boy" ucapku setelah mencium keningnya, dan pergi menjelajahi mimpi.

***

Aku merasa terganggu dengan sesuatu yang memaksa masuk ke mata ku. Saat aku membuka mataku untuk melihat apa yang mengganggu tidurku, aku melihat cahaya putih yang berasal dari jendela. Dengan menyipitkan mata, aku melihat sekeliling, ini masih kamar Justin, dan aku melihat Justin masih tertidur dengan posisi yang sama. Aku memindahkan tangan Justin yang melingkar dipinggangku dengan pelan agar ia tak terganggu dan beranjak kearah jendela.

Saat sampai di jendela, aku melihat bulan purnama bersinar sangat terang, dan saat itu juga, aku merasakan sebuah jiwa mengambil alih tubuhku. Aku tidak bisa merasakan jiwaku mengendalikan tubuhku.

Tubuhku langsung membuka jendela yang terkunci itu dan menghasilkan suara yang keras, aku ingin menoleh untuk melihat Justin, tapi aku tidak bisa mengendalikan tubuhku. Tubuhku langsung melompat melewati jendela itu, aku ingin berteriak tapi sekali lagi aku tidak bisa mengendalikan tubuhku.

Aku ingin menoleh saat mendengar suara yang sangat kukenal memanggil namaku, tetapi tubuh ini terus berlari dengan cepat kearah hutant tanpa bisa ku kendalikan. Aku takut, tubuhku terus melakukan hal-hal yang tidak ku kehendaki.

Tubuhku berhenti di salah satu bukit tertinggi antara bukit yang lain dan menatap kearah bulan. Tubuhku mengaung seperti serigala kearah bulan. Aku ingat malam ini adalah malam penyempurnaanku. Aku kembali bisa merasakan tubuhku, kupejamkan mataku dan merentangakn kedua tanganku merasakn cahaya bulan yang merasuki tubuhku.

Sesaat aku merasakan seseorang yang mulai ku cintai memanggilku dengan suara rendah sebelum aku merasakan tubuhku bergejolak. Tubuhku mengaung dengan keras kearah bulan saat tubuhku sudah menjadi serigala dan dibalas dengan aungan beberapa serigala dibelakangku.

Aku masih menikmati sinar bulan saat merasakan bulu serigalaku tersentuh bulu serigala lain. Saat aku melihat kesamping serigala bermata biru laut metapnya dengan tatapan kagum dan senang. Aku menghadap kebelakan dan menemukan ada 5 serigala lain disana, aku kaget.

***

Kami memutuskan kembali ke mansion sesaat setelah aku melihat ada 5 serigala lain yang tak bukan adalah Mom Chris, Dad Jo, Ka Marsha, Gerry –beta Justin-, dan Axel –gamma Justin-, aku sempat kaget saat suara Justin ada diotakku, tapi ia bilang itu namanya mindlink. Justin bilang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa me-mindlink ku. Saat kutanya kenapa ia bisa me-mindlink ia bilang karena kita sudah sempurna menjadi pasangan werewolf.

Aku dan Justin kembali kekamar dan tertidur dengan posisi tadi, karena ia bilang itu menjadi posisi nyamanya saat ini.

*skip*

Memasuki penghujung tahun, udara di Atlanta semakin dingin, butiran salju mulai berjatuhan dari langit yang menandakan musim dingin tiba.

Aku bersama Alice dan Ka Marsha sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Atlanta. Aku mengajak mereka ke sini sebenarnya untuk menemaniku membeli sweater dan mantel, dan juga melupakan kejadian semalam, dan ya, sekarang aku memiliki serigalaku sendiri ia kuberi nama Keysha.

Kami mengunjungi beberapa butik terkenal di pusat perbelanjaan. Saat ini kami sudah membawa beberapa paper bag belanjaan kami masing-masing. Kami sedang berjalan menuju salah satu tempat makan cepat saji. Saat kami baru saja duduk handphone ku berbunyi, ada panggilan dari Justin, aku langsung mengangkatnya

"Hai Justin... Justin, maaf sebelumnya, aku lupa memberitahumu, sekarang aku sedang di pusat perbelanjaan bersama Alice dan ka Marsha... ya, kupikir ini tidak terlalu jauh dari kantor mu... aku sedang di tempat makan didekat toko H&M... oke, hati-hati dijalan bye" aku memutuskan sambungan telepon dan langsung memilih menu, aku hanya memilih pasta dengan saus barbeque dan cola

"Astaga" pekik Alice tiba-tiba, aku dan ka Marsha langsung melihat kearahnya

"Ada apa Alice?" tanya ka Marsha saat melihat ekspresi Alice yang menatap sedih ke arah handphonenya

"Ka pokoknya nanti kita harus foto bertiga" aku dan ka Marsha saling menatap dan melemparkan tatapan bingung, lalu kami menatap ke Alice 

"Lihat, kenapa hanya foto seperti ini bisa menjadi trending topik" ucap Alice sambil menunjukan gambar yang ada di handphonenya (gambar cek mulmed). Aku dan ka Marsha langsung menghela nafas, kupikir ada apa, ternyata hanya itu. Ia hanya cemburu dengan temanya yang mungkin mendapatkan like lebih banya dari foto yang ia miliki di account instagram.

"Memang ada dengan foto itu?, mereka bertiga cantik" tanyaku dengan santai, dan ia hanya mengerucutkan bibirnya.

"Kami adalah rival, ia selalu saja ingin menandingiku" ucap Alice dengan nada kesal dengan masih menatap handphonenya

"Okay Alice kita akan berfoto seperti apa yang kau mau, mungkin akan lebih bagus dari mereka" ucap ka Marsha menjanjikan yang membuat Alice tersenyum bahagia.

Pesanan kami datang, pasta dengan saus barbeque dan cola milikku, mini pizza dan milk shake strawberry milik ka Marsha serta 2 kentang goreng ukuran besar dan cola milik Alice.

"What? Kemarin ia menggodaku, dan sekarang ia menggoda that bitches" ucap Alice lagi dengan tiba-tiba saat aku ingin memakan makanku dan langsung meletakan handphonenya lalu memakan kentang gorengnya dengan cemberut, aku hanya terkekeh

Belum satu suap aku memakan pasta ku, seseorang mengambil pastaku dari belakang. Saat aku melihat kebelakang, disana ada Justin dengan kemeja putihnya tanpa jas dan dasi, ia juga menggunakan kacamata hitam yang membuatku tidak bisa melihat matanya secara langsung.

"Ini tidak sehat Ashey, bagaimana jika kau sakit? Siapa yang akan bersamaku? Kau ingin aku bersama Kayana?" Justin, ya ia Justin, karena ia mengeluarkan suara merajuknya.

Aku menghela nafas dan mencoba menjelaskan, "Tid-" ucapan ku terpotong karena Justin menarik tanganku dan berjalan meninggalkan restoran itu meninggalkan ka Marsha dan Alice. Justin menarikku kearah restoran Jepang. Damn it, kalian pasti tau apa yang akan kumakan, ya sayuran dan berbagai macam seafood.

***

Jangan lupa Vomment ya... :)

My WolfboyWhere stories live. Discover now