CHAPTER 47

5.2K 358 34
                                    

"jangan pergi"

Suara itu

Ali, Prilly terdiam mematung mendengar suara itu, suara yg amat Prilly rindukan, bahkan kaki nya terasa lemas untuk berbalik melihat apa kah benar suara itu, suara Ali atau hanya halusinasi nya saja, dan akan membuat hatinya kecewa.

"Jangan pergi prilly" suara serak itu terdengar lemah dan lirih

Airmatnya kembali jatuh, setelah suara itu kembali terdengar, kini Prilly yakin bahwa suara itu memang nyata, dan itu artinya Ali sadar.

"Ali" ucap Prilly pelan, dia berbalik melihat ke arah Ali yg tengah menatap nya dengan tatapan sendu, Prilly terdiam menatap mata Ali yg membuatnya jatuh kedalam cinta yg di buat oleh Ali.

"Prilly, a,,,,aku maaf" ucap Ali yg masih lemah

"Maaf? Kamu nggak salah apa", apa kamu haus?"

Ali menganggukan kepalanya, memang saat ini tenggorokan nya terasa kering, bahkan saat bersuara tadi sangat sulit baginya

"Tunggu, aku akan panggil dokter dan juga akan membawa kan segelas air untuk mu" ucap Prilly dengan suara seraknya, dia keluar dan langsung memanggil dokter dengan antusiasnya

Prilly bahagia melihat Ali sadar dan itu artinya kondisi Ali saat ini stabil, dan semoga saja Ali akan sembuh dengan cepat.

Dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Ali, Kaia, kedua orangtuanya Ali dan juga Prilly menanti dengan harapan bahwa dokter akan mengatakan hal yg baik tentang keadaan Ali.

"Keadaan pasien saat Ini stabil, tapi kita harus secepatnya mendapat donor hati yg cocok untuk pasien, kondisi hati pasien saat ini memprihatinkan" ucap dokter yg membuat mereka menjadi sedih, baru saja mereka berharap Ali akan baik" saja, tapi itu hanya harapan saja.

Prilly tersenyum melihat Ali yg saat ini tengah menatapnya juga dengan senyuman yg menawan, Prilly meraih tangan Ali dan memegang nya erat, ia berharap akan ada keajaiban yg akan membuat Ali tetap bisa menikmati hidup ini.

Terdengar suara ponsel prilly, dengan cepat Prilly melihat siapa yg menghubunginya, melihat mama tashya tertera Prilly segera menggeser layar untuk mengangkat panggilan itu.

"Ya ma"

"Prilly, operasi Al sudah selesai sayang, Al akan segera di pindahkan ke ruangan ICU, kamu kesini ya?"

"Ya ma, Prilly kesana, tunggu prilly ma"

Sambungan terputus, Prilly tersenyum harapan nya terkabul semoga operasi Al berhasil dan Al akan kembali, menepati janji yg sudah Al ucapkan kepada nya.

"Ali , emm maaf aku harus"

"Pergi lah, tempat mu bukan disini" ujar Ali terkesan dingin

"Maaf, Al juga butuh aku"

"Aku juga butuh kamu"

"Tolong ngertiin aku Li"

"Apa yg tidak aku mengerti prill, aku sadar aku bukan siapa-siapa untuk menjadi prioritas dalam hidup mu, aku hanya hama dalam hubungan kalian, bahkan aku tak pantas berharap kamu mau menemani ku di sisa umur ku Prill, aku mengerti posisi ku" suara Ali terdengar seperti ribuan pisau menyayat hati Prilly, sumpah demi apa pun Prilly tak pernah menganggap Ali hama dalam hidupnya atau dalam hubungannya dengan Al, tapi kenapa Ali berkata yg begitu menyakitinya menganggap Prilly sejahat itu kepadanya.

"Kamu benar Li, aku wanita yg jahat, maaf kan aku" setelah mengatakan itu Prilly keluar dengan hati yg sakit, meninggalkan Ali dan keluarganya, bahkan Prilly pergi tanpa mengucapkan pamit kepada Kaia dan juga orangtua Ali.

Kaia mendekati adiknya itu, dengan raut wajah yg sulit di artikan, Tante resi mencegah Kaia mendekati Ali, tapi Kaia tetap mendekati adiknya tanpa menghiraukan mama dan juga papanya.

"Pikiran Lo picik banget Li" suara Kaia terdengar pelan tapi penuh tekanan

"Memang kenyataan nya seperti itu, Al selalu menjadi prioritas Prilly sedangkan gue, orang yg tak berarti bagi dia"

"Pikiran Lo dangkal banget Li, Lo bilang seperti tadi sama saja Lo bilang kalau Prilly wanita paling jahat dalam hidup Lo sedangkan kenyataan Prilly wanita yg paling mencintai Lo, Lo yg buat keadaan Prilly lebih memprioritaskan Al, seandainya Lo nggak berbuat bodoh dulu maka Prilly ada buat Lo kapan pun itu, tapi Lo yg membuang Prilly dan sekarang Al lah orang  yg beruntung itu, Lo tahu Prilly disini nemuin Lo waktu Lo koma bahkan Lo sadar saat Prilly datang mengatakan cinta dan betapa rindunya dia sama Lo, tapi Lo nyakitin dia lagi, Al saat ini di operasi karena pendarahan otak yg cukup serius, dan Al sangat beruntung bukan karena Prilly ada untuknya di saat seperti ini" ucapan Kaia menohok hati Ali, dia sadar sedari awal memang dia lah yg membuat Prilly tak lagi menjadikan Ali yg utama dalam hidup gadis itu, dan itu begitu menyakitkan bagi Ali.

******************

Al sadar dari tidur panjangnya, setelah operasi Al yg dinyatakan berhasil membuat semua menghela nafas lega, Prilly bahkan memeluk mama tashya dan menangis haru, dan juga bahagia.

Al menyapu pandanganya segala arah ruangan itu, dilihat nya semua orang tersenyum kearahnya, tatapan matanya pun langsung terpaku melihat gadis itu, gadis yg begitu dia cintai segenap hatinya, gadis itu terlihat kacau, matanya bengkak dan bahkan ada lingkaran hitam di bawah mata gadis itu, Al terluka melihat gadisnya seperti ini, ia menyalahkan dirinya sendiri yg membuat gadisnya menangis karenanya.

"Sayang" suara Al masih terdengar lemah

Prilly langsung memeluk tubuh Al dengan erat, Prilly begitu merindukan kekasihnya itu, merindukan semua yg ada dalam diri kekasihnya.

"Aku rindu kamu honey, jangan seperti ini lagi, janji akan selalu ada buat aku, janji jangan buat aku khawatir lagi, sampai" aku mau mati rasanya" tangis Prilly kembali pecah ,tangis ini tangis bahagia nya.

"Maaf, janji nggak akan seperti ini lagi" ucap Al yg mencoba membuat kekasih hatinya itu menangis

"Aku cinta kamu" ucap Al

"Aku juga cinta kamu honey" jawab prilly dengan senyuman malu" nya.

Semua orang yg berada disana menatap haru melihat kedua pasangan yg tengah melepas rindu, betapa takdir begitu mempermainkan mereka.

"Bie udah ah peluk nya, kasihan Al sayang dia sesak itu" ucap Oma Lia

"Prilly kangen Oma" jawab Prilly dengan nada manjanya

"Kumat lagi itu anak, Lo tahu Al beberapa hari ini saat Lo nggak sadar diri, adik gue ini berubah jadi monster yg menyedihkan" ledek kirun

Semua orang tertawa, Prilly semakin merenggut kesal di buat nya, bahkan dia semakin menggelamkan wajah nya di dada bidang milik Al, menahan malu nya.

"Jangan malu, maaf ya udah buat kamu jadi monster yg menyedihkan" Al terkekeh sendiri mendengar ucapannya

Sedangkan Prilly sudah berdecak sebal mendengar nya, dia bahkan memukul pelan dada bidang Al.

Tawa mereka kembali dengan kembalinya Al disisi mereka, takdir memainkan kehidupan mereka, membiarkan kesedihan dan juga kebahagiaan hadir secara bersamaan.

Tbc

Maaf lama banget update nya,semoga nggak mengecewakan ya, semoga fell nya juga dapet,udah berusaha banget ini buat update cepet,tapi ujung-ujungnya lama juga.

Untuk next berikutnya saya usahakan cepet ya,tapi nggak janji

Maaf typo bertebaran,karena saya langsung publish saat udah selesai nulisnya.

Thanks

Mona 😘

MAAF ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang