CHAPTER 46

5.6K 374 24
                                    

Prilly kini tengah harap" cemas menunggu kekasih hatinya yg tengah berjuang di ruang operasi, Al mengalami pendarahan otak yg cukup parah karena kecelakaan itu,  operasi lah jalan satu" nya untuk menghentikan pendarahan itu, walaupun resiko nya pun sangat amat besar akan terjadi jika nantinya operasi ini tak berhasil.

Prilly memanjatkan doanya untuk Al, ia tak ingin hal buruk terjadi, ia ingin Al kembali kepadanya mengingat semua kenangan lalu saat Al bersamanya, bagaimana lelaki itu begitu gigih mendekatinya dulu, bagaimana Al dengan sikap konyol nya membuat ia tertawa, bagaimana lembutnya seorang Al memperlakukan nya dan Al yg selalu menjaganya. Prilly kembali menitikkan air matanya. Takut ia sangat takut, takut kalau semua itu akan hanya menjadi kenangan.

"Jangan nangis lagi sayang" suara lembut itu membuat Prilly menghapuskan airmatnya yg membasahi pipinya.

"Mama" lirih Prilly

"Ya sayang, kamu yg kuat ya, Al pasti bisa, dia kuat sayang, Al pasti akan berjuang untuk kamu" ucap tashya dengan lembut

"Tapi ma, ily takut ma, ily takut kalau Al ninggalin ily" ucapnya , tashya memeluk erat tubuh calon menantu nya itu, ia menyayangi Prilly sama dengan ia menyayangi anaknya, melihat Prilly lemah seperti ini membuat hatinya sebagai seorang ibu terluka

"Mama yakin dia akan berjuang sayang"

Tangisan pilu antara dua wanita berbeda generasi itu memenuhi lorong, rumah sakit itu, Prilly dan Mama tashya tak henti"nya memanjatkan doa untuk kelancaran operasi Al.

----------------------

Ali masih terbaring dalam komanya, peralatan medis masih setia menemaninya, kondisi Ali tak jauh berbeda dengan Al.

Kaia menatap sedih ke arah adiknya itu, dia  takut adiknya lelah untuk berjuang, semenjak Prilly memutuskan untuk bersama Al, Ali sudah kehilangan separuh kehidupannya, di tambah saat ini jiwa Ali seakan-akan sudah tak ingin berjuang lagi.

Kaia dengan jelas mendengar ucapan dokter jika Ali mengalami gagal hati, semua keluarga shock mendengar keadaan Ali yg sangat buruk itu, semua tak menyangka Ali bisa memiliki penyakit itu karena selama ini Ali terlihat sehat dan bahkan kondisi Ali selalu prima.

Cangkok hati satu" nya jalan untuk Ali agar bisa bertahan hidup, tapi dimana dan siapa yg mau mendonorkan hatinya untuk Ali, hal itu sangat sulit.

"Prilly" gumam Ali dalam komanya

Kaia senang mendengar suara Ali walaupun itu hanya gumaman kecil tapi dia bersyukur setidaknya Ali mulai menunjukan jika ia akan sadar dari komanya, tapi ia juga sedih orang yg Ali sebut adalah Prilly wanita yg amat Ali cintai tapi takdir tak berpihak kepada adiknya, hukuman Ali seolah tak ada hentinya ia terima dimana kesalahan di masa lalunya itu.

"Lo dimana bie, saat ini Ali butuh Lo" lirih Kaia, Kaia sangat berharap jika Prilly disini mau menemani Ali di saat masa sulit Ali namun Kaia tak bisa berbuat apa" untuk memaksa gadis itu untuk ada disisi adiknya, karena ada seseorang yg juga membutuhkan Prilly, ia tak boleh egois.

"Prilly" lagi dan lagi nama itu terus terucap dari bibir Ali

Kaia meneteskan air matanya ia tak tahan melihat adiknya seperti ini terus menerus. Kaia melangkah pergi meninggalkan ruangan Ali, pikirannya kacau ia terus berjalan tak tentu arah ia hanya mengikuti kakinya kemana akan membawanya.

Tiba" langkah kakinya terhenti saat melihat Prilly gadis yg baru saja ia harapakan kehadirannya, Prilly gadis itu tengah menangis sambil berpelukan erat dengan seorang wanita paruh baya yg Kaia kenal sebagai mamanya Al, lelaki yg statusnya adalah calon suami prilly.

Kaia menghela nafasnya pelan, ia berjalan mendekati Prilly, ia tahu saat ini Al membutuhkan Prilly tapi Ali adiknya juga sama membutuhkan gadis itu, ia ingin egois untuk saat ini demi adiknya.

"Prilly" Kaia memanggil gadis itu dengan suara pelannya.

"Kaia" Prilly langsung berdiri dan memeluk Kaia, Prilly sangat menyayangi Kaia yg sudah di anggap kakaknya.

"Ak,,,, aku nggak kuat lagi" Prilly menangis dalam pelukan Kaia, dan semakin memeluk tubuh Kaia erat

"Kamu harus kuat, ada dua orang yg saat ini membutuhkan mu" ucap Kaia

Prilly menatap Kaia bingung, apa maksudnya

"Ali juga membutuhkan mu " ujar Kaia yg seolah mengerti tatapan Prilly tadi

"Ali?" Tanya Prilly

"Dia kritis, emm kesempatan hidupnya tipis Pril, gagal hati dan dia harus mendapat donor hati secepatnya tapi dimana kita mencari nya dalam waktu yg singkat" Kaia menjelaskan bagaimana buruknya kondisi Ali saat ini, Prilly menggelengkan kepalanya kecil seolah ia tak percaya dengan ucapan Kaia. Ali lelaki yg sangat kuat dan nggak mungkin bisa penyakit itu ada dalam tubuh Ali.

Setelah mendengar bagaimana keadaan Ali membuat Prilly merenung, dia tidak bisa berbuat banyak untuk kesembuhan Ali, lelaki yg masih ia cintai itu, dan untuk kesana melihat Ali lalu meninggalkan Al dia juga tak bisa, status Al adalah calon suaminya yg pasti ia harus utama kan, mama tashya melihat wajah Prilly yg muram dan juga penuh dengan kebimbangan menjadi ikut sedih, dia tahu apa yg ada di pikiran gadis itu saat ini, tashya tahu anaknya membutuh kan Prilly saat ini dan Ali pun sama, ia tak boleh egois setidaknya selama Al di operasi Prilly bisa melihat keadaan Ali walaupun hanya sebentar.

"Temui Ali, mama yg akan jagain Al"

"Tapi ma"

"Nggak apa", setelah operasi Al selesai mama akan langsung menghubungi kamu, sekarang temui Ali dia juga membutuhkan kamu sayang"

"Makasih ma,Prilly sebentar nggak lama tolong jaga Al ma" ucap Prilly dengan senyum tipis di bibirnya

Prilly berlari menuju ruangan ali, hatinya sesak mendengar kondisi Ali, tanpa ia tahu caranya agar Ali kembali sehat seperti dulu.

"Ali" lirih Prilly saat ia sudah berada tepat di ruangan dimana Ali terbaring lemah dengan segala alat medis yg menopang hidup lelaki itu

"Bertahan lah Li, aku yakin kamu kuat" ucapnya lagi dengan suara serak menahan tangis, tapi percuma cairan bening itu jatuh juga

Beberapa kali Prilly mencoba untuk membuat Ali sadar dari komanya namun tak ada hasilnya Ali tetap dalam tidur nya tanpa ada reaksi yg berarti.

"Ali kamu tahu, aku nggak pernah benar" membenci mu, menyuruh mu pergi dari hidupku, bukan cuma kamu yg sakit akan semua penolakan ku tapi aku juga, bahkan sangat sakit Li lihat kamu terluka, aku sendiri tidak mengerti akan diri ku sendiri aku mencintai mu, sangat mencintai mu Li, maafkan aku yg nggak pernah mau mengakui itu, ketakutan ku membuat ku menjadi egois untuk tidak mengakui perasaan cinta itu masih ada untukmu, bangun Li aku mohon bangun, untuk ku aku merindukan mu" ujar Prilly parau, ia sudah tak tahan lagi, ia mencintai Ali ia terluka melihat orang yg ia cintai tak berdaya seperti ini.

"Aku akan tetap membiarkan cinta ini Li, sampai habis waktu aku akan tetap membiarkan cinta ini tumbuh, aku menunggu mu"

Prilly tak tahan lagi, dengan wajah yg sudah di penuhi air mata ia ingin pergi meninggalkan ruangan ini dia sudah tak tahan melihat keadaan Ali yg semakin membuat nya tak berdaya

"Jangan pergi"

Deggggg

Suara itu

Tbc

Maaf baru bisa next sekarang

Banyak sekali gangguan yg bikin mood saya belakangan ini sangat buruk untuk nulis, dan sekarang baru dapet mood yg pas buat nulis, maaf ya yg udah nunggu nextnya

Untuk next selanjutnya tetap Lo ya nggak bisa janji secepat nya,tergantung mood dan aku selalu usahain untuk secepatnya tapi balik lagi nggak janji Ok

Semoga suka ya sama chapter ini

Jangan lupa vote and coment nya

Thanks

Mona 😘

MAAF ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang