CHAPTER 51

5.8K 369 14
                                    


Awas typo bertebaran

"Alll"

Teriakan Prilly terdengar nyaring di ruangan bercat putih dengan aroma obat yg menyengat hidung itu.

Semua langsung mendekati ranjang Prilly, melihat wajah pucat itu yg kini mengeluarkan keringat dingin dan nafas yg tersengal senggal, Kirun langsung memeluk tubuh Prilly mencoba memberikan kekuatan yg mungkin sangat di butuhkan adiknya itu, semua disana masih terdiam mencoba mengira" apa yg sebenarnya terjadi sehingga Prilly tersadar dengan keadaan ketakutan seperti ini.

"Al,,,,, Al" gumam Prilly di antara isakan tangis yg keluar dari bibirnya, Kirun bisa merasakan jika Prilly dalam keadaan tidak baik" saja ketakutan begitu kentara dirasakan oleh Kirun, tangan Prilly dengan keras mencengkeram baju kemeja nya, tapi Kirun bingung ketakutan apa yg dirasakan oleh Prilly

"Cup,,,, cup tenang bie, tenang ya" ucap Kirun lembut

"Al,,,,, dia,,,,,, Al ninggalin bie, dia ninggalin bie" Prilly meracau yg terus menyebut kan nama Al

"Tenang bie, ikhlasin semuanya bie, semua akan baik" saja, Al sudah tenang disana, jangan seperti ini, bangkit dan Al akan bahagia disana, kamu bisa bie, kita semua disini buat kamu"

Prilly tak bisa menahan tangisan nya lagi, Prilly menangis meraung menumpahkan semua sesak di dadanya kepergian Al dan semua kejadian ini begitu menyesakan dadanya, seberapa pun dia mencoba untuk ikhlas tapi masih berat dia rasakan.

"Bawa bie pergi, bawa bie pergi Kak" semua terdiam Kirun pun dengan mantap mengiyakan permintaan Prilly, mungkin dengan ini adiknya akan Bangkit  dengan perlahan.

*****************

Ali memandang lirih kearah jendela besar di kamar rawatnya, sudah 1 Minggu ia sadar dari komanya, dan sekarang keadaan nya jauh lebih baik, tapi tidak dengan perasaannya, setelah sadar dari komanya ia sangat berharap Prilly ada di depannya dan berharap bahwa gadis itu akan selalu datang untuk menemani nya tapi itu hanya sebuah mimpi yg tak akan terkabulkan, dan satu hal lagi yg membuat nya semakin dilanda rasa sesak dan bersalah bahwa hati yg menyelamatkan nyawa nya adalah milik Al, dan itu artinya kemungkinan besar Prilly tak ada disisinya karena gadis itu membenci dirinya, itu lah yg Ali takutkan saat ini, semakin di benci oleh gadis yg sangat ia cintai itu.

"Woi,,, ayoo pulang" suara Kaia mengagetkan Ali dari lamunan panjangnya

"Ehhhh,,,, iya kai, apa?"

"Lo dari tadi nggak denger gue ngomong ya, gue dah ngomong panjang lebar dan reaksi Lo malah kayak orang bodoh begini, CK dasar adik kampret Lo" omel Kaia dengan kesal nya

"Maaf gue nggak denger"

"Lo kenapa?" Kaia merasakan ada yg aneh dari adiknya itu,biasanya Ali juga akan meneriakinya jika Kaia sudah mengomel

"Ehh,,,? Gue nggak kenapa kok"

"Lo Bohong, Lo kenapa Li? Jujur sama gue?"

Ali menarik nafasnya dalam,dan membuang nya dengan perlahan

"Em Prilly, gue takut dia benci gue kai, gue takut dia bakalan semakin nggak bisa Nerima gue setelah hati Al gue ambil dan gue yakin Prilly semakin nggak mau kembali sama gue" lirih Ali

Kaia mengerti bahkan sangat mengerti akan ketakutan adiknya itu, nggak bisa ia pungkiri kenyataan itu mungkin saja terjadi, mengingat kevin dan Mila kemarin menceritakan kalau Prilly sudah mengetahui Al mendonorkan kan hatinya untuk Ali, bahkan mendengar reaksi Prilly membuat Kaia semakin yakin jika Prilly mungkin saja membenci Ali lebih dalam.

"Semoga yg Lo takutin nggak terjadi Li, gue yakin Prilly nggak akan benci Lo, dia mungkin hanya belum bisa menerima ini semua bukan berarti dia benci Lo, Lo harus kuat buat dapetin cinta nya dia Li" ucapan Kaia membuat Ali tersenyum semoga saja benar seperti apa yg dikatakan Kaia.

MAAF ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang