Prilly menatap tajam penuh amarah kearah Ali yg tengah fokus menyetir, tanpa memperdulikan tatapan tajam penuh amarah dari prilly.
Perjalanan cukup membosankan untuk prilly, sedari tadi ia tidak berhenti bertanya kepada Ali kemana lelaki itu akan membawanya pergi, tapi Ali hanya diam dan senyum ke arahnya, dan itu semakin membuatnya geram. Dan sampai akhirnya dia lebih memilih diam dan membuang mukanya kearah jendela, satu hal yg ia tahu bahwa Ali membawa nya jauh keluar dari kota.
Mungkin hampir 2 jam tapi mereka belum sampai juga, prilly semakin bosan dan menggerutu nggak jelas, dan itu membuat Ali tertawa geli melihat tingkah konyol prilly.
"Aaaaa, iphone gue" pekik prilly histeris saat menyadari tas dan iphone nya tak berada di sampinya.
Wajah prilly mendadak pucat pasi, dia takut bagaimana kalau kedua kakaknya menghubunginya, dan Al pasti kekasihnya itu akan mengkhawatirkannya kalau ia tak menjawab telpon dari mereka.
"Kamu nggak butuh itu" gumam Ali
"Maksud kamu?"
"Aku ingin kita tidak ada yg ganggu, jadi kamu nggak butuh benda itu, karena pasti akan mengganggu sekali" ujar Ali dengan santainya tanpa melihat wajah prilly yg sudah memerah menahan marah.
"Apa yg ada di otak kamu Ali?" tanya prilly dengan nada tinggi
"Sampai" ucap Ali tanpa menjawab prilly, lalu ia turun, memutari mobil dan membuka kan pintu mobil untuk prilly.
Namun prilly tetap bergeming, menatap lurus tanpa memperdulikan Ali yg menatapnya, Ali menghela nafas nya panjang, ia tahu prilly marah kepadanya, tapi ia tak punya pilihan lain selain menculik wanita itu.
Sekali lagi Ali menggendong prilly yg tak mau turun dari mobilnya, prilly bahkan teriak yg tak terima di gendong oleh Ali.
"Villa siapa ini?" tanya prilly saat menyadari dirinya berada, sebuah villa yg lumayan besar dengan pemandangan yg indah.
"Villa kita" jawab Ali santai, prilly langsung cengo di buatnya
"Ngaco"
"Siapa yg ngaco?"
"Kamu" ucap prilly
"Aku serius, ini villa aku beli memang untuk kita, nanti kalau kita udah nikah kita bisa liburan kesini sama anak" kita nanti" prilly diam mendengar semua kata" Ali yg terdengar sarat akan harapan itu.
"Nggak lucu" prilly mencoba untuk mengalihkan pembicaraan Ali.
"Ya emang nggak lucu, kan aku lagi nggak ngelawak" jawab Ali santai, yg semakin membuat prilly tak habis pikir
"Aku mau pulang" pinta prilly
"Nanti ya, aku mau habisin waktu aku disini sama kamu" ujar Ali
"Aku nggak mau"
"Sesulit itu kah prill kamu ngasih waktu kamu dikit aja buat aku?" tanya Ali dengan suara yg terdengar lirih
"Ini nggak benar Ali, kalau Al sampai tahu, dia bisa salah sangka sama aku, aku nggak mau" ujar prilly yg mencoba memberi pengertian kepada Ali, namun sayang sepertinya Ali tak perduli
Ali menatap tajam kearah prilly, rahang nya mengeras pertanda ia marah.
"Jangan sebut nama lelaki lain saat bersama ku prilly" desis Ali tajam
"Dia tunangan aku, bukan lelaki lain Ali" tantang prilly
Ali semakin marah dibuat oleh prilly, Ali semakin mendekat kearah prilly dan prilly semakin menjauh mencoba menghindar dari Ali, tapi dinding menghalanginya. Ali tersenyum penuh arti di sudutkan nya tubuh prilly dan di kekang nya dengan kedua tangan yg sudah mengapit tubuh prilly, wajah nya di dekatkan nya kearah wajah prilly, prilly yg gugup hanya bisa menutup matanya, dan benar saja tak lama ia merasakan ada yg kenyal dan basah menyentuh bibirnya, Ali mencium nya, bukan hanya menempel tapi Ali juga mulai melumat bibir ranum prilly dengan sedikit kasar, prilly hanya diam tanpa membalas, dia ingin menolak tapi tubuhnya berkata lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF ( COMPLETE )
FanficCerita aku private, menghindari dari hal yg tidak diinginkan Disaat aku sangat mencintainya, disaat aku sudah jatuh sejatuh"nya ia malah mengecewakan ku, cintanya palsu, pembalasan dendam masalalu yg tak pernah ku perbuat Prilly Maaf, maaf...