Al menatap lurus dengan pandangan kosong, dalam otak nya kini hanya prilly, hanya prilly, ia sangat khawatir dengan keadaan kekasihnya itu. Sudah hampir 30 menit kevin memasuki UGD namun tak ada tanda nya ia keluar untuk memberi tahukan ke adaan prilly di dalam, Al makin frustasi memikirkan keadaan prilly di dalam.
Ali jangan di tanya lagi, ia sangat kacau, pikiran nya kembali terbang keadaan dulu saat prilly masih menjadi kekasihnya dulu, prilly selalu memberikan senyum tulus kepadanya, tidak pernah mengeluh atau apa pun itu kepadanya, prilly menjadi sosok gadis manis yg sangat menyayanginya, bahkan prilly selalu memperhatikan kesehatannya dulu, tanpa ia tahu kalau prilly ternyata menyembunyikan penyakitnya dari Ali, betapa bodohnya dia dulu yg tega menyakiti prilly gadis berhati malaikat.
"Al gue..." ucap Ali namun Al terlebih dahulu memotongnya
"Lo bilang kalau lo nyesel, gue udah cukup dengar kata penyesalan dari mulut lo li, nggak bakalan ngerubah ini semua, lo udah tahu sekarang gimana gue mati"an buat dia tersenyum, sekarang lo mau buat itu hancur, gue nggak akan biarin itu" ucap Al dengan tajam, bagai ribuan pisau menghujam jantung Ali, penyesalan itu semakin menjadi" membuat dadanya semakin sesak
"Maafin gue" lirih Ali pelan tapi masih bisa di dengar oleh Al
Tapi Al tetap bergeming di tempatnya, menanti kabar baik yg bisa membuat dadanya tak sesak lagi.
Suara derapan kaki datang menghampiri Al, Al mendongak melihat siapa yg datang, ia menarik nafas nya kasar melihat kedatangan kirun,ule dan juga oma lia, kirun tampak emosi ketika melihat ada Ali yg tak jauh dari mereka, saat kirun ingin menghampiri Ali, Al terlebih dahulu menarik tangan kirun dan menggelengkan kepalanya.
"Ada apa sebenarnya ini Al?" tanya oma dengan raut wajah khawatirnya
"Entahlah oma, yg Al tahu saat Al mau meeting, kevin telpon bilang kalau prilly masuk rumah sakit" jawab Al mencoba setenang mungkin
"Kevin mana?" tanya kirun dengan suara yg sedikit tinggi
"Dia di dalam bang, dia lagi nanganin prilly, sudah hampir 30 menit tapi dia belum juga keluar" jawab Al pelan, kirun mengehela nafas kasar, mengusap wajahnya kasar mencoba menahan amarah dan emosinya,ia tak mau oma dan juga istrinya semakin khawatir.
Tak lama kevin datang, dengan raut wajah yg sulit di artika oleh Al dan yg lainya, kevin menarik nafas nya berat, seperti menangung beban berat di pundaknya.
"Gimana vin?" tanya oma tak sabar ingin mengetahui keadaan prilly.
"Oma tenang ya, prilly baik" saja kok, dia udah sadar, tadi sempat beberapa detik ia kritis tapi tak lama ia sadar dan keadaannnya baik-baik saja tapi...." ucap kevin terpotong
"Tapi apa?" tanya Al tak sabar
"Dia ingat semua, dia sempat menangis histeris tadi, beruntung gue bisa nenangin dia di dalam" ucap kevin membuat mereka spontan menarik nafas lega dan juga khawatir, terutama Al. Tapi lain halnya dengan Ali ia senang mendengar prilly baik" saja dan juga ingat tentang dirinya, itu artinya kemungkinan ia akan kembali dengan prilly semakin besar.
"Li lo masuk, prilly mau ketemu sama lo" ucap kevin membuat Ali tersadar dari lamunannya, ia senang karena prilly ingin bertemu dengannya, lain halnya dengan Al, dadanya terasa sesak mendengar orang yg pertama yg prilly ingin temui adalah Ali bukan dirinya, kirun menepuk pundak Al seolah mengatakan semua akan baik" saja, Al hanya mengangguk tanda ia baik" saja, Ali memasuki ruangan dimana prilly berada, kakinya terhenti saat melihat prilly berbaring diatas ranjang dengan wajah yg masih pucat, dengan langkah pelan ia mendekati prilly, dan duduk di kursi yg telah di sediakan pihak rumah sakit bagi para penunggu pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF ( COMPLETE )
Fiksi PenggemarCerita aku private, menghindari dari hal yg tidak diinginkan Disaat aku sangat mencintainya, disaat aku sudah jatuh sejatuh"nya ia malah mengecewakan ku, cintanya palsu, pembalasan dendam masalalu yg tak pernah ku perbuat Prilly Maaf, maaf...