Peperiksaan SPM sudah semakin hampir . Sangat hampir , iaitu ESOK HARI ! Aku risaukan peperiksaan terbesar aku untuk esok hari . Bukan itu saja aku risau . Danish , ye Danish kali terakhir aku bercakap dengan dia bila di atas bukit itu . Aku buntu , kami bersua muka sahaja di sekolah . Danish langsung tak menegurku , walaupun aku menegurnya dahulu , dia hanya angguk dan menggeleng kepalanya sahaja . Setiap malam aku menangis . Tapi aku bodoh , menangis dengan benda yang tak pasti.
Disebabkan esok hari peperiksaan , aku mendail nombor Danish . Aku keluar menuju ke balkoni bilikku menunggu jawapan panggilanku.
Akhirnya , dia menjawab panggilanku , tetapi dia diam .
" Assalamualaikum , Danish "
Diam.
" Sa..saya mintak maaf ka..lau saya ada buat sa..lah silap dekat awak "
Diam.
" All the best for tomorrow hehe , saya doakan untuk awak "
Perit hatiku ini , dia langsung tidak menjawab sepatah kata untukku.
" Hmm ok "
Akhirnya , dia menjawab tapi tetap menyakitkan hati aku .
" saya ada hal , saya pergi dulu Assalam.. "
Ttup
Tidak sempat aku menjawab , dia sudah mematikan panggilan . Akhirnya , air mataku keluar . Aku tidak mampu bertahan lagi . Aku rindu dengan dia , sangat rindu . Aku hanya mampu senyum dan melihat langit pada malam itu . Sungguh aku buntu .
" Danish , why "
○ ○
Aku terkejut kerana Lena menelefonku . Sunnguh aku rindu pada gelak tawanya , senyumannya . Kenapa ego aku tinggi sangat Danish ! Yang bingainya telefon aku ni , asal boleh nak habis bateri masa tengah dia bercakap .
Aku menuju ke tingkap bilikku , melihat keindahan langit pada malam itu . Cerah . Sedang aku leka , ada tangan menepuk bahuku .
" Dah ready untuk esok Danish ? " Danial berdiri di sebelahku .
" Alhamdulillah sudah "
" Aku tengok kau ni asyik mengelamun je dari haritu . Kau ada apa masalh ke ? " Danial selalu tau apa yang aku rasa . Bela saka ke dia ni ?
" Tak de apa lah , aku okay je alahai kau ni " Aku tipu sungguh aku tipu . Aku hanya berpura-pura tenang depan semua orang .
" Lena ke ? "
Sungguh aku kata Danial ni bela saka .
" Apa pulakk Lena kau ni apa entah "Tiba-tiba aku terdengar suara batuk nenek yang kuat dari bilik . Aku terus menuju ke bilik nenek . Aku mendudukkannya dan membetulkan bantal di belakangnya bagi dia selesa untuk bersandar . Aku melihat genggaman nenek , aku buka . Darah . Nenek sudah lama menghidap penyakit kanser . Aku risau dengan kesihatan nenek .
" Nekk , makan ubat lah Nek . Tengok ni berdarah " Aku mengambil kain di atas meja untuk mengelap tangannya.
" Taa..takkpelah Danish , Nenek ok...ay je ni uhukk uhukk " Walaupun nenek sakit , senyuman nenek tetap tidak lepas dari pandangan aku .
Danial mengambil ubat dan air di atas meja hujung katil untuk memberikan pada nenek . Aku hanya memerhati .
" Nee..nek nak cakap , kalau nenek uhukk uhukk dah taa..kda nanti jagalah diri kamu elok2 ye ? "
Kata-kata nenek buat aku sedih , kenapa nenek cakap begitu .
" Nenek cakap apa ni , janganlah macam ni nenek " aku mengenggam kuat tangan nenek.
YOU ARE READING
[ COMPLETED ]YOU're MINE ©
Teen FictionTak tau nak letak apa , baca eh jangan tak baca . ✌