Bahkan, jika sampai ke ujung dunia pun aku akan tetap mengikutimu. Karena hatiku tak dapat jauh darimu. Dan jarak adalah musuhku.
-----
Ken Schovitz
"Ah, kau berat sekali!"
Cerutuku setelah menurunkan Isabelle dari pundakku.
"Makanya tidak perlu mengangkatku! Aku tahu aku berat, dasar! Aku benci kau!"
Jawab Isabelle sambil memukul-mukul pundakku.
"It's okay. I love you too."
Jawabku menatap dalam matanya itu.
Hanya beberapa detik setelahnya, wajah Belle memerah. Terlihat imut.
"Kau malu ya?" Aku tertawa, "Ayo mulai memasak!"
Jawabku. Semangatku mulai berkoar-koar.
...
"Letakkan bahan-bahannya dulu. Tolong ambilkan wadah besar di atas lemari juga ya!" Perintah Isabelle layaknya seorang koki ahli.
Dia terlihat bersemangat sekali. Wajahnya memancarkan sinar, silau. Sepertinya dia hebat memasak? Dia melakukan segala sesuatu bertahap dan rapi.
"Harus ku apakan telur-telur ini?" Tanyaku yang mengeluarkan telur-telur ayam dari dalam plastik belanjaan secara perlahan.
"Pecahkan beberapa lalu taruh di wadah bersama tepung dan margarin. Aku akan melanjutkannya." Perintah Belle lagi.
"Lalu, apa yang akan kita buat?"
"Pai apel. Aku sedang mengiris buah apel disini, kau tidak lihat?"
Jawabnya.
"Lalu apa tugasku, sayang?"
Tanyaku. Aku memeluk Belle dari belakang, seperti suami-istri saja.
"Hey, apa ini?"
Katanya. Dia terkekeh.
"Um. Mama sudah tidur kan? Kalau begitu, boleh aku-"
"Aw!" Teriak Belle, dengan suara yang kecil.
"kenapa?"
"Tanganku terluka terkena pisau, ini karenamu!"
"Ah, maafkan aku Isabelle! Aku akan mengambil kotak p3k nya. Tunggu sebentar ya."
...
"Apakah sakit sekali?" Tanyaku.
"Ini tak seberapa sakitnya daripada dikucilkan," ia tertawa.
Aku tahu bagaimana rasanya itu Isabelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Couple✔
Romance[Telah selesai] Mereka dijodohkan oleh kedua orangtua mereka hanya karena saham. Tapi bagaimana kalau nantinya itu akan menjadi perasaan? Lalu saling suka karena hal sepele. Alam semesta tidak mengizinkan mereka bersama. Seseorang harus pergi. Dan d...