Dinner ( Isabelle )

13.2K 376 1
                                    

Jika kau memberinya kesempatan, kau akan jatuh cinta lagi padanya.

-----

Isabelle Valenova

Keadaanku semakin hari semakin membaik. Kehadiran Ken membuat semuanya jauh lebih baik. Ken, seorang pria yang membuat janji denganku agar tidak saling mencintai. Sekarang kami melanggar apa yang kami janjikan, kami saling suka.

Tidak, saling cinta.

Setiap pulang sekolah, Ken selalu berkunjung ke rumah. Dia membawa banyak sekali makanan. Katanya agar aku cepat pulih dan besar. Sepertinya dia mengejekku karena punya tubuh yang kecil.

"Belle, kau sudah sembuh?"

"Iya. Sudah bisa jalan seimbang!"

"Nanti malam, jam 8. Di restaurant Coq d'Argent, pakailah baju yang kau suka"

Ujar Ken sambil menatapku serius.

"Apa? Tapi itu restaurant mahal! Jangan terlalu pamer, Ken! Kau yakin bisa membayarnya? Apa kita patungan saja?" Cerocosku memperingatkan.

"Datang sajalah. Kalau kau tidak datang, aku akan marah padamu."

"Um, baiklah"

Nanti malam? Di salah satu restaurant terkenal? Astaga. Mimpi apa aku semalam? Ken benar - benar serius terhadapku? Atau dia hanya main-main? Ugh!

Ken pulang sore hari, waktuku tidak banyak. Aku tidak ahli dalam hal wanita, terutama berdandan. Ini adalah malam spesial, aku harus berdandan.

Aku tahu orang yang tepat.

Mama!

...

"Ma! Mama di mana?"

Teriakku di koridor rumah sehingga suaraku itu menggema di seluruh ruangan.

"Di dapur!"

Balasan dari Mama sampai hingga ke telingaku. Kemudian aku menghampiri tepat suara Mama berasal. Kulihat Mama sedang memasak steak daging sapi. Terlihat enak.

"Ma, bisa tolong Belle?"

"Ada apa sayang?"

"Nanti malam, Ken mengajakku untuk makan malam!"

"Astaga! Kemarilah, Mama bantu untuk berdandan!"

Belum kubilang, mama sudah tahu apa yang kumaksudkan. Inilah kontak batin.

Mama menguncir rambutku tinggi, messy bun. Kemudian menyiapkan beberapa make up seperti eye-liner, liptint, mascara, dan lain sebagainya. Mama melakukannya secara hati-hati. Kebanyakan warna yang dipakai mama adalah warna cerah. Aku tidak mengerti.

"Ma? Mengapa harus memakai liptint? Kenapa tidak pakai lipstick?"

"Um, kenapa, ya? Karena kamu masih remaja dan lipstick mempunyai warna yang terlalu tebal."

"Oh, begitu."

Wawasanku tentang make up semakin bertambah ketika aku bertanya pada Mama. Kemudian Mama membuka kuncir rambutku dan mengurai rambutku.

"Mama pikir, tidak perlu di curly"

"Apa saja yang menurut Mama bagus. Belle menurut saja"

"Okay"

Tepat waktu. Sekarang sudah saatnya Ken menjemputku. Aku menunggunya di luar rumah, Mama mendadaniku dengan sempurna dan sangat teliti. Mama sangat profesional sekali! Kenapa aku sebagai anaknya tidak bisa?

Fake Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang