CHANA DAN LANG

2.6K 170 1
                                    

Laki-laki yang sudah dianggap menjadi pendekar yang tangguh senegri adi daya itupun memutuskan untuk keluar mencari pengguruan lain. Bisa penguruan tentang hidup, atau bisa juga pengguruan tentang taktik politik. Telah bertahun-tahun ia mengabdikan diri untuk membangun struktur negara di sektor pertahanan, jadi wajar jika ia merasa jenuh dengan kehidupan padepokan yang cenderung menekan keras dan tidak adil.

Lelaki iu adalah Lang, seorang Padawan yang sudah menguasai bela diri sejak dirinya masih berusia dua belas tahun. Sejak kecil ia sudah cukup dekat dengan keluarga kerajaan terutama dengan Chana, putra mantan selir agung istana yang dituduh memberontak itu. Chana dan Lang sudah berteman sejak kecil, namun Chana tidak pernah memandang Lang sebagai seorang lelaki, melainkan seorang kakak. Sementara Lang sudah menaruh hati sejak lama pada Chana. Cinta bertepuk sebelah tangan itulah yang membuat Lang terus menempa diri untuk menghilangkan perasaannya pada Chana. Apalagi sekarang Chana sudah diberi kesempatan untuk membangun hidup baru di tempat yang jauh. Rasanya sebenarnya tidak ada lagi hal yang haus ia 'lindungi' di padepokan. Ia merasa dengan keluarnya Chana dari istana sudah membuat hidupnya tenang. Ya meskipun sebenarnya tidak ada seorangpun yang bisa menjaminnya.

Dalyan mengantar Lang ke gerbang padepokan setelah Lang sudah berpamitan pada semua pengajar di padepokan istana itu. Kini yang menggantikan posisi Padawan adalah Dalyan. Maklum saja, kemampuannya memang satu tingkat dibawah Lang jadi tidak ada alasan lain lagi untuk tidak menjadikan Dalyan seorang padawan di padepokan itu.
"Kau bisa menjadi Perdana Mentri jika kau bisa mengambil hati Kaisar...", ucap Lang pada Dalyan untuk menyemangatinya.
"Kau pikir Kaisar akan percaya padaku sejak ia tahu aku kekasih Kwon?"
"Jadilah Perdana Mentri dan rebut kembali Kwon kalau begitu".
"Aku tidak sekuat Kaisar"
"Ah jangan merendah begitu"
Dalyan tersenyum miris mendengar ucapan Lang.
"Percayalah padaku, jika Kwon berhasil keluar dari istana, bahkan menjadi Kaisarpun kau akan menolaknya..", ucap Lang menganalogikan dirinya sekarang dengan keadaan Dalyan dan Kwon.

Lang menunggangi kudanya dan melambaikan tangan pada mantan murid yang sekarang menggantikan posisinya di padepokan itu. Dalyan membalas lambaian tangan itu. Lang memacu kudanya menjauhi padepokan. Ia memutuskan untuk menuju pusat kota untuk membeli sedikit perbekalan untuk bepergian jauh. Sudah menjadi kebiasaannya untuk membawa lebih banyak air daripada bahan makanan. Kebiasaannya berkelana setiap tahun membuatnya memiliki banyak kenalan dimana-mana. Jadi jika ia mau makan ia tinggal mampir ke tempat teman-temannya itu, tanpa harus berat-berat membawa bekal makanan selama perjalanan. Lang mengikatkan kudanya di sebuah tiang kayu dekat penjual daging yang tentu saja ia sudah mengenalnya. Selain Lang memang penjual daging itu tidak mau dititipi hewan kendaraan. Itu karena Lang pernah membantu mengejarkan pencopet daging yang mencuri daging jualannya. Untuk membalas budi maka setiap kali Lang berkunjung ke pasar penjual itu bersedia untuk menjaga kuda miliknya selama apapun Lang ingin berkeliling pasar.
Lang lalu mulai berkeliling pasar dan mencari penjual bambu untuk tempat menyimpan air. Dalam hitungan menit dengan mudah ia bisa menemukan pengerajin bambu dan langsung membeli beberapa botol bambu. Namun ketika ia melihat sekelilingnya, nampak sedikit lengang. Aneh padahal biasanya menjelang musim panas begini orang-orang akan cenderung berbelanja untuk menyambut perayaan sedekah bumi.
"Kenapa pasar sangat sepi?", tanyanya pada si penjual pengerajin bambu.
"Nampaknya tentara kerajaan menyebarkan selebaran di tengah"
"Benarkah? Selebaran seperti apa?". "Aku tidak tahu, tapi dari yang ku dengar nampaknya istana mengadakan sayembara. Katanya ada seorang dayang yang tertusuk panah. Dan Kaisar sendiri yang mengadakan sayembara itu. Bukankah itu sangat aneh? Bagaimana mungkin seorang raja melindungi seorang dayang sampai seperti itu. Apapun kejadiannya, dayang tetaplah dayang. Tidak pernah bisa menjadi seorang Ratu. Bukankah benar begitu?"
Tanpa mendengar penjelasan penjual pengerajin bambu itu, Lang langsung bergegas ke tengah pasar untuk memastikan selebaran itu. Pikirannya sedikit bergolak. Apakah dayang yang dimaksud itu adalah Kwon? Tapi kenapa Kaisar bisa bergerak sejauh itu? Apakah Kwon sudah mulai menggeser Chana di hatinya? Brengsek, begitulah hardik Lang dalam dadanya.

Empress KwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang