KWON JATUH CINTA

4.7K 249 5
                                        

Kwon telah pulih dari cideranya. Butuh waktu sekitar tiga minggu untuk mengembalikan tulangnya di tempat semula. Selama tiga minggu pula ia dirawat oleh Dalyan. Dengan setia setiap pagi Dalyan membantu Kwon berdiri dan memandikannya. Ia membuang jauh-jauh perasaan malu karena sebetulnya ia memandikan seorang wanita. Dalyan berniat untuk menyembunyikan identitas Kwon yang sebenarnya melihat kinerja Kwon yang signifikan. Banyak keterampilan yang di kuasai Kwon sejalan dengan tiga bulan ia memasuki padepokan.

Waktu rehatnya yang hampir satu bulan itu tentunya memotong waktu pembelajaran Kwon. Sementara Dalyan harus menahan betul-betul nafsunya apalagi ketika merawan Kwon. Rasa ibanya mengalahkan nafsunya. Dalyan tetaplah manusia biasa yang bisa tergoda. Apalagi dengan kemolekan tubuh Kwon. Jangan berpikir Kwon ditelanjangi bulat-bulat untuk dimandikan, ia hanya mengangkat bajunya ke atas dan Dalyan hanya menggosok bagian-bagian yang terlihat. Yang tertutup ia biarkan Kwon yang membersihkan.

Selama tiga minggu itu sekaligus membuat Kwon terpesona. Dalyan, meskipun dingin dan pendiam ternyata ia mempunyai perhatian yang besar untuk orang disekitarnya. Mungkin keluarganya sangat bersyukur mempunyai sosok Dalyan di tengah mereka. Tapi ia tidak mau buru-buru mengasumsikan berlebih perhatian Dalyan kepadanya. Bisa saja memang Dalyan melakukannya atas dasar kasihan karena ia yang telah membawanya ke padepokan. Tentunya jika ada apa-apa akan menjadi masalahnya pula sebagai bentuk rasa tanggung jawab.

Kwon buang jauh-jauh rasa ingin memiliki Dalyan. Baginya angan-angan itu bagai mengendalikan kuda tanpa tali, tidak akan mungkin. Lagi pula ia sadar betul dirinya itu siapa, dan Dalyan itu siapa. Lagi pula ia masih beranggapan bahwa Dalyan masih menganggapnya laki-laki, akan sangat menggemparkan jika ia menaruh hati pada laki-laki itu. Akan aneh pula pikirnya.

Tapi Kwon tidak pernah sadar, bahwa sesungguhnya laki-laki yang ia harapkan mengetahui isi hatinya itu telah lebih dulu menaruh hati padanya. Tapi dasarnya Dalyan anak yang suka memendam, alhasil dua orang itu sama-sama tidak saling tahu bagaimana perasaan mereka masing-masing.

Jika kalian berpikir hanya Dalyan yang terpesona oleh kecerdasan dan keterampilan Kwon, nampaknya hal itu tidak mungkin. Tentunya beberapa siswa memendam rasa kagum pada Kwon karena dua kejadian menghebohkan di lapangan itu. Termasuk Lang, orang yang jelas-jelas ia lawan dengan berani. Lang diam-diam kagum pada Kwon. Yang pertama karena wajahnya begitu mirip dengan Chana, dan yang kedua karena kecakapannya memanah dan berkuda. Kerap beberapa kali ia mencuri pandang pada Kwon terutama ketika latihan-latihan harian dan latihan inti antar kelompok.

Lang sendiri adalah putra seorang pengerajin pedang istana yang melayani Selir Agung semenjak tuannya itu menginjakkan kaki di istana untuk pertama kali. Ibunya adalah seorang dayang istana yang meninggal sesaat setelah melahirkannya. Melihat Lang yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu membuat Selir Agung iba. Ia memutuskan mengasuh Lang dan membiarkannya bermain bersama Chana. Hingga usianya menginjak sepuluh tahun, setiap hari begitu membuka mata, Chana lah yang ia lihat. Tapi begitu ia tahu bahwa Chana menaruh hati pada Zin yang merupakan Putra Mahkota pada usianya yang sama-sama ke lima belas, Lang sadar diri dan mundur secara teratur. Untuk menyukseskan usahanya, ia memutuskan keluar istana dan bergabung dengan militer istana.

Ia benar-benar mencurahkan amarahnya dengan berlatih pedang dan memanah. Tak kenal lelah dan tak kenal waktu. Jika pikirannya terusik dengan wajah Chana, buru-buru ia menghunus pedang atau menarik pegas panah. Begitu seterusnya. Maka dari itu, ketika melihat Kwon dan terpesona dengan keberanian dan kecerdasannya, tidurnya semakin tidak tenang. Bahkan diam-diam ia menumbuhkan rasa sukanya itu pada Kwon.

Bak cinta segitiga, antara Kwon-Dalyan-Lang sama-sama tidak mengungkapkan isi hati mereka. Entah mana yang akan dipilih.

Padepokan selalu melaksanakan evaluasi atau semacam ujian untuk mengukur sejauh mana para siswanya berkembang. Evaluasi ini dilaksanakan menjelang awal musim dan akhir musim, dimana mata yang akan diujikan adalah memanah, adu ketangkasan dan berkuda. Dalam memanah, para siswa akan diberikan kesempatan tiga kali memanah. Masing-masing lingkar wilayah sasaran diberi nilai berbeda dan anak panah dibedakan menjadi tiga dengan nilai yang berbeda pula. Jadi misalnya seorang siswa memanah dan tepat di sasaran berwarna biru yang bernilai lima, sementara anak panah yang digunakan bernilai lima, maka dalam kesempatan pertama siswa itu mendapat sepuluh poin, dan begitu seterusnya. Sementara untuk adu ketangkasan, peraturannya selayaknya adu tinju yang kita ketahui. Barang siapa yang bisa menjatuhkan lawan hingga lawannya tak sanggup berdiri, dialah yang poinnya paling banyak. Dan untuk berkuda adalah dia siapapun yang tercepat mencapai garis finish.

Empress KwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang